Vingt-Six - Cry

2.3K 386 146
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.








Para pelayat mulai meninggalkan Pemakaman Miran yang telah usai di laksanakan sore ini.

Sebelum meninggalkan Pemakaman para teman temannya memberi semangat untuk roséanne dan memeluknya memberikan ketenangan.

"Roséya..."

Rosé perlahan menoleh pada Wendy yang duduk di sampingnya.

"Kau baik-baik saja, semuanya baik baik saja."

Rosé tersenyum tipis dan mengangguk, "aku baik baik saja."

Wendy mendekatkan diri dan memeluk rosé sembari mengusap rambut pirang milik temannya.

"Kami disini bersamamu, kau tidak sendiri. Jangan pernah beranggapan kau sendiri."

Rosé hanya mengangguk diam dan sedikit mendongak melihat jaehyun yang mengelus puncak kepalanya.

"Gumawo, sudah datang."

Jaehyun mengangguk, "kami keluargamu. Kami pasti akan datang." Ujarnya.

Wendy melepaskan pelukannya dari Roséanne dan mengelus pipi gadis pirang itu.

"Kami pulang dulu."

"Hati hati di jalan."

Wendy berdiri dan meninggalkan Pemakaman miran bersama jaehyun.

Meninggalkan rosé beserta Lisa, Jisoo, dan chanwoo.

"Lisaya." Lisa yang terfokus pada rosé beralih menatap kekasihnya.

"Aku tau kau masih ingin disini dan aku juga begitu tapi bukankah kita memiliki janji dengan orang tuamu untuk makan malam bersama?"

Dengan sedikit tersentak, Lisa teringat.

Merutuki dirinya yang bisa bisanya melupakan hal penting seperti ini.

Lisa memang berencana mengenalkan jisoo pada orang tuanya yang berkunjung ke Korea hari ini.

"Arraseo." Lisa menghela nafas panjang dan menghampiri rosé.

"Hei,"

Roséanne tersenyum pada sahabatnya.

"Aku ingin menemanimu tapi aku memiliki janji dengan orang tuaku."

"Oh, mereka sudah pulang?" Tanya rosé dan Lisa mengangguk.

"Kau harus pergi, sampaikan salamku pada mereka. Aku akan berkunjung ke rumah sebelum mereka pulang."

Lisa tersenyum tipis dan mengangguk.

Ia memeluk rosé dan memejamkan matanya, "aku bersamamu, kawan. Tidak apa apa."

Rosé tersenyum dan membalas pelukan Lisa.

Pelukan tersebut terlepas, Lisa berdiri dan menggandeng jisoo meninggalkan rosé dan chanwoo.

Rosé melirik chanwoo yang termenung menatap nisan ibunya.

"Chanwooya?"

Chanwoo menoleh, rosé tersenyum hangat dan menggenggam tangan chanwoo.

"Kau bisa pulang sekarang, istirahatlah."

Chanwoo menggelengkan kepalanya dengan cepat, saat ia ingin berbicara Roséanne telah bersuara lebih dulu.

"Permintaanku, tolong pulang dan istirahatlah. Aku janji, aku akan pulang menyusulmu."

Chanwoo menghela nafas kasar dan mengangguk pasrah.

Je T'aime✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang