Six - How Her Survives

2.6K 405 188
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.









Roséanne bersenandung kecil, sembari melangkahkan kaki jenjangnya pulang ke rumah.

Tak dapat rosé bohongin, dia sangat menyukai saat jennie melihatnya bernyanyi.

Walaupun tak ada lontaran kata pujian tapi rosé merasa yakin jennie menyukai penampilannya tadi.

Langkah kakinya perlahan berhenti, menatap heran pagar rumah sederhananya yang terbuka.

"Apa chanwoo disini?" Gumam rosé bertanya tanya.

Rosé menutup pagar kembali setelah masuk.

Ia berjalan dan tak sengaja menendang sebuah botol kaca.

"Alkohol?" Rose meraih botol tersebut dan mengerutkan keningnya bingung.

"Haish!" Rosé segera mendorong pintu rumahnya kasar.

"Aboji!" Rosé menahan tangan sang ayah yang ingin memukul ibunya.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau ingin memukul, eomma!"

"Menyingkirlah, sialan!" Park JungSuk mendorong kasar rosé.

Dengan sebelah tangannya yang memegang botol kaca berisi alkohol yang tinggal setengah, ia menunjuk rosé.

"Kau...hanya anak yang tidak berguna! Kalian berdua tak berguna!"

Rosé membasahi bibir bawahnya dan menggeleng, "Aboji, geumanhae. Kau membuat mental eomma semakin memburuk." Ujar rosé secara baik baik.

"Memangnya siapa yang perduli jika wanita sialan ini jadi sakit jiwa!" JungSuk menatap sengit sangat istri yang menangis tersedu sedu di lantai.

"Bahkan dia harus mati!"

"Aboji!!" Untuk pertama kalinya, rosé mmebentak sang ayah membuat JungSuk tertawa remeh.

Rosé menelan Salivanya susah payah dan membungkuk, "m-maafkan aku, aboji. A-aku- uhuk~"

Rosé terjatuh, memegang perutnya yang baru saja di tendang oleh sang ayah.

"Tak berguna! Tak berguna!!" JungSuk terus menendang rosé membuat rosé semakin meringkuk.

"Oppa, hentikan." Miran menahan kaki JungSuk membuat tendangan yang terus melayang pada rosé tercegat.

"Menyingkirlah!"

JungSuk mendorong tubuh Miran hingga terbentur dinding.

"Aboji~" rosé tiba tiba saja muntah darah, ia memegang perutnya yang benar benar nyeri dan kesakitan.

"A-apa...yang aboji inginkan?" Tanya rosé lirih. Ia perlahan berdiri.

Mengusap bekas darah di sekitar mulutnya.

JungSuk menghela nafas panjang, ia menghembuskan nafas dan meraih tas rosé.

Melihat amplop hitam berisi uang.

"Aku akan mengambilnya." JungSuk melempar tas hitam itu pada rosé dan menatap Miran.

"Harusnya kau berguna, memberikanku uang!" Setelah berkata seperti itu ia berlenggang pergi meninggalkan rumah sederhana itu.

Rosénne menelan Salivanya yang telah bercampur darah.

Ia berbalik mengusap mulutnya agar tak membekas darah.

Ia menarik nafas perlahan dan berusaha menahan sakit yang terus menyerang.

Ia tersenyum pada sang ibu yang masih menangis.

Je T'aime✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang