Sept - Said Alright

2.7K 427 197
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.










Jennie melihat jam tangannya, sekarang sudah pukul delapan.

Bukankah seharusnya roséanne sudah di kampus?

Katakan saja, jennie menunggunya sekarang.

Mungkin jennie tak mengerti jika ia terbiasa dengan sapaan pagi rosé.

"selamat pagi!"

"Bagaimana tidurmu?"

"Kau sudah sarapan?"

Tanpa sadar, Kim Jennie tersenyum. Menyukai cara rosé berbicara semangat dan selalu tersenyum padanya.

Apalagi penampilan gadis itu yang luar biasa malam tadi membuat jennie tersipu malu.

Tapi ia enggan ingin menunjukkannya.

"Jennie."

Jennie menoleh melihat Suzy menghampirinya.

"Kau belum ke kelas? Beberapa menit lagi yoongi ssaem akan masuk."

"Kalau kau? Bukankah kau juga memiliki kelas yang sama denganku?"

"Aku...baru saja datang." Wajah Suzy memaling dari jennie.

Jennie mengangguk mengerti dan kembali melihat ke arah gerbang kampus.

"Kalau begitu ayo masuk kelas bersama."

Jennie memilih mengangguk dan pergi ke kelas bersama Suzy.

Namun Langkahnya terhenti melihat roséanne yang baru saja memijakkan kaki di kampus.

"Omo! Rosé?"

Suzy bergerak lebih cepat dari jennie, refleks.

Gadis itu memegang kedua pundak lemas rosé.

"Ya, gwenchana? Kenapa dengan wajahmu?" Suzy menangkup pipi rosé. Merasa sangat khawatir dengan gadis pirang itu.

"Ani, aku tidak apa apa."

Rosé menjauhkan tangan Suzy dari pipinya saat jennie berjalan ke arahnya.

Ia tersenyum manis pada kekasihnya, "selamat pagi, bagaimana tidurmu?"

Jennie mengangguk mengisyaratkan kata baik.

"Kau sudah sarapan?"

"Sudah."

"Aku lapar tapi aku harus masuk ke kelas, bagaimana jika istirahat nanti makan siang bersama?"

"Dwaesseo, kita sarapan sekarang."

"Tapi bukankah kau memiliki kelas."

Kening jennie mengerut saat Suzy memegang lengan tangannya.

"Kau juga sama kan? Aku bisa melihat milik yang lain."

"Tapi yoongi ssaem-"

"Lalu jika aku masuk, kau ingin menemani rosé? Memangnya kau siapanya?"

Suzy terdiam, menelan Salivanya susah payah dan menatap rosé.

Jennie juga beralih menatap rosé dengan tatapan kesalnya.

Gadis pirang yang hampir saja menjadi penyebab kedua sahabat itu bertengkar menggaruk leher belakangnya yang tak gatal.

"Lebih baik makan siang saja, eoh? Aku Akan menjemput nanti di kelas."
Rosé tersenyum mengusak rambut jennie pelan membuat Suzy memalingkan wajahnya ke arah lain.

Je T'aime✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang