Dix-Sept - Lucky Her

2.2K 374 103
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.





Roséanne menghentak hentakkan sepatunya lalu berdiri.

Menghembuskan nafas perlahan dan keluar dari rumah chanwoo.

Ia menatap langit yang mulai pagi, sekarang sudah pukul lima pagi lewat dua puluh menit.

Sebelum menjalankan pekerjaannya pagi ini, roséanne memutuskan untuk marathon terlebih dahulu.

Ia mulai berlari dengan kecepatan sedang menuju taman yang cukup jauh dari rumah chanwoo.

Roséanne tak terlalu yakin, mungkin di taman itu cukup ramai pengunjung juga yang sedang marathon seperti dirinya, mengingat ini hari libur.

Rosé meraih earphone-nya dan memasangkannya di kedua telinganya.

Mengutak Atik ponselnya mencari lagu yang cocok untuk di dengar pagi ini.

Lagu running - gaho kini berputar, roséanne kembali menghembuskan nafas perlahan dan berlari cukup cepat.

Perlahan menambah terus menerus kecepatan larinya hingga ia berlari cukup kencang dan sangat cepat.

Sesampainya ia di sana, ia menghembuskan nafas dengan cepat.

Ia menumpu tangannya di atas lutut dan mengatur nafasnya yang memburu.

Ia meneggakan kepalanya, benar saja taman ini sedang ramai karena para pengunjung yang berjalan, berlari, duduk, atau sedang melakukan olahraga lain.

Rosé kembali berlari dengan lambat, sesekali tersenyum ramah saat orang orang melihatnya.

Ia termundur saat sebotol air mineral terlempar ke arahnya.

Ia menoleh dan berhenti berlari, berganti melihat sebotol air mineral itu dengan kekasihnya.

"Untukku?"

Jennie mengangguk dan berlari meninggalkan rosé.

Rosé membuka penutup air mineral itu dan meminumnya dengan cepat.

Lalu setelahnya ia menyusul jennie.

"Kau juga sedang lari pagi?" Jennie mengangguk.

"Tumben, bukankah kau tak menyukainya?"

"Tak menyukai bukan berarti membenci. Lari pagi di butuhkan sesekali."

Roséanne tersenyum dan menahan tangan jennie,membuat langkah gadisnya terhenti.

Rosé meraih kedua tangan jennie dan menghela nafas samar.

"Mian." Rosé mengusap punggung tangan jennie dan tersenyum lembut.

"Aku tak akan kasar lagi, maafkan aku yang tempo lalu meninggalkanmu."

Jennie mengangguk, lagi pula ia tak merasa marah sama sekali dengan rosé.

Mungkin sedikit kesal karena roséanne tak mengirim pesan padanya malam tadi.

"Apa tidurmu nyenyak?"tanya rosé dan jennie kembali mengangguk.

"Itu bagus." Rosé mengusak pelan rambut Jennie dan menggenggam tangan kekasihnya.

"Ayo berlari bersama." Roséanne menarik tangan jennie. Membawa gadisnya berlari bersamanya.

Jennie mengeratkan genggamannya dan berlari beriring dengan rosé.

"Oh ya!" Jennie menoleh saat roséanne membuka salah satu earphone-nya dan memasangkannya di telinganya.

Je T'aime✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang