Treize - Bet

2.6K 368 158
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.





Jennie mengerutkan keningnya merasa terusik dengan pergerakan orang di sampingnya.

Ia mendongak kasar dan membuka matanya.

Ia terdiam melihat wajah rosé yang di penuhi oleh keringat dingin.

Kening kekasihnya mengerut, bibirnya terus berkata tidak dan memanggil ibunya.

Jennie menarik tubuhnya untuk duduk.

"Roséya!" Jennie menggoyangkan bahu rosé, menyuruh gadis itu untuk bangun dari mimpi buruknya.

"Roséya!" Jennie semakin panik karena rosé terus bergerak tak karuan.

Ia memegang kedua pipi rosé dan menghapus keringat rose yang telah bercampur dengan air mata gadis itu.

"Roséya, bangun!" Jennie menepuk pelan pipi rosé.

"Chaeyoung! Bangun, hei!"

"Andwe..."

"Hubby, bangun!"

Mata terpejam kuat itu terbuka, rosé menghirup nafas dalam dan menghembuskan begitu saja.

Nafasnya seketika memburu.

Ia menatap jennie yang memerhatikannya dengan khawatir.

"Kau mimpi buruk? Kau kenapa? Apa kau baik baik saja?" Tanya jennie khawatir.

Rosé terdiam sembari mengatur nafasnya perlahan.

Jennie menghela nafas samar dan memperbaiki rambut rosé.

Ia turun dari ranjang dan mengambil segelas air putih untuk rosé.

Membantunya minum lalu meletakkan gelas itu kembali ke nakas.

Jennie duduk di tepi ranjang. Melihat rosé kini termenung menatap langit langit kamar.

"Apa yang kau mimpikan?"

Rosé menoleh melihat jennie, ia tersenyum tipis dan menggeleng.

"Kapan kau akan menceritakannya? Pada waktu yang tepat?"

Rosé melihat jennie yang mendesah kesal. Merasa jennie marah karena ia selalu menyembunyikan semuanya.

"Sesuatu yang buruk dan itu pernah terjadi dalam hidupku."

Jennie yang memalingkan wajahnya kini kembali menatap rosé.

"Aku tak ingin kembali ke masa lalu tapi aku berasal dari sana. Semuanya menakutkan, menyedihkan, dan menyakitkan. Aku tak bisa berhenti memimpikannya karena seolah olah..."

"Masa lalu itu ingin aku kembali."

Jennie terdiam bisu melihat rosé yang kembali termenung.

Tapi sesaat kemudian kekasihnya tersenyum, "kemarilah, boleh aku memelukmu saat tidur?"

Jennie berfikir sejenak melihat tangan rosé yang terentang.

Pada akhirnya jennie menjatuhkan dirinya kedalam pelukan rosé.

Rosé mendekapnya lembut, menepuk nepuk punggungnya dengan pelan.

"Sekuat apapun masa lalu ingin membawaku kembali, maka sekuat itulah aku ingin terus berada di masa depan."

Jennie mendongak melihat rosé.

"Maka dari itu, jangan tinggalkan aku. Tetaplah bersamaku." Tutur rosé dengan tatapan mendalam.

Je T'aime✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang