Buat seketika,
Cinta malu, lebih memilih diam
dari mengungkap namanya,
meski ia bisa menjadi puisi
paling indah
atau syair yang mengayat,
bibirnya dikunci ke-maha-an,
tak bisa dikalam atau tertuliskan.
Sekalipun ia meronta
dalam mengurung kerinduan,
ia tetap tersenyum
merenung bulan yang tetap penuh
meski dalam kerasnya hujan.
YOU ARE READING
Kopi Lelaki Semalam Dan Pujukan Bulan
PoetryDia hanya sendiri, melukis bulan diatas kopi.