Malam itu;
Bulan tabah menyinar di balik
mendung langit malam,
hujan turun menyairkan
tiap-tiap rindu yang belum sampai
pertemuannya.Di fajar hari,
di atas jalan-jalan
yang masih segar bau hujan,
sekuntum bunga
masih berembun basah,
mekar, dan pekat merahnya,
sepekat rindunya pada si pujangga,
sepekat penantiannya
untuk berpisah dari tanah.
YOU ARE READING
Kopi Lelaki Semalam Dan Pujukan Bulan
PoetryDia hanya sendiri, melukis bulan diatas kopi.