Pada senja
yang ketika potret-potret wajahmu berjatuhan, berkecaian,
badai merindukan,
taufan melanda,
atap-atap kecoboran,
hujan berderaian.Ku ramas semua,
ku gantung semula,
aku terhempaskan
oleh potret wajahmu
yang masih tegar tersenyum
seakan tak mengenal
erti perpisahan.
YOU ARE READING
Kopi Lelaki Semalam Dan Pujukan Bulan
PoetryDia hanya sendiri, melukis bulan diatas kopi.