Sepinya mendinginkan
suara-suara lunak
yang tak kedengaran,
Sunyinya pekat,
sehingga riuh-riuh dunia ketiduran,
Diamnya membisukan
setiap kufurnya pendengaran,
Gelapnya mengosongkan
corong- corong cahaya
yang terhalangkan.
Di tengah antara kerinduan
dan perjalanan menuju kematian,
malam lebih tulus
dalam menyerah dan kalah.
YOU ARE READING
Kopi Lelaki Semalam Dan Pujukan Bulan
PoetryDia hanya sendiri, melukis bulan diatas kopi.