Dalam kamar kosong,
aku terus menulis kisah kasihmu,
agar kekosongan ini
tidak melemparku
sebagai yang tersingkir.
Ku melodikan
tiap-tiap irama yang sunyi,
agar telingaku
bisa terus menafsirkan.
Ku lukiskan segala kebisuan,
menjadi potret wajahmu
yang memenuhi
di setiap penjuru dan pintu,
agar setiap langkahku
dalam renungan mata katamu.
Dan ku kan akhirkan setiap darinya
pada noktah di penghujung ceritaku.
YOU ARE READING
Kopi Lelaki Semalam Dan Pujukan Bulan
PoetryDia hanya sendiri, melukis bulan diatas kopi.