Dalam not-not lagu
yang kau susun dalam kehidupanku
mengajarku untuk terus diam,
menghidupkan setiap
bunyi-bunyi yang mati
yang pernah memberontak,
terkunci dalam benaknya hati.Melodi yang kau alun
adakalanya keras,
menghempas membocori
jendela mata kaca penyaksianku,
adakalanya lembut,
lebih lembut dari tisu-tisu
yang tak pernah mengeringkan
air mata sanubariku.Biar aku menyambung kembali
Lirik-lirik yang pernah
tak habisku tulis,
sehingga bertemu noktah
menjadi satu lagu yang indah,
Meski dalam puisi
berirama sunyi.
YOU ARE READING
Kopi Lelaki Semalam Dan Pujukan Bulan
PoesíaDia hanya sendiri, melukis bulan diatas kopi.