Changkyun bangun dari tidurnya.
Menatap langit-langit ruangan tersebut. Ia sadar ini bukan lah apartemennya.
Segera ia bangun.
"Kau sudah bangun sayang?"
Changkyun mencari sumber suara.
Didepannya. Laki-laki dewasa dengan Jas mahalnya sedang menatapnya dari sofa.
"S-siapa?" Changkyun bertanya dengan nada bergetar.
"Aku suamimu."
"B-bukan. A-aku belum menikah. Aku mau pulang."
"Ini rumah mu sayang."
Orang itu mendekati Changkyun. Berjongkok di samping tepi ranjang.
Memegang lembut tangan rapuh Changkyun.
"Bu-bukan. Ini bukan rumah ku hikss... Mau pulang..aku mau pulang hikss.." Changkyun menangis ketakutan. Ia takut dirinya akan di jual oleh orang ini.
"Jangan menangis hm. Aku tak akan menyakiti mu. Kau permata ku. Jangan takut." Orang itu menghapus air mata Changkyun.
"K-kenapa hikss..? Kenapa aku tak boleh takut. Kau orang asing Tuan."
"Aku bukan orang asing. Aku Lee Jooheon, uamimu."Orang itu tersenyum teduh.
"Kau bukan hikss..aku belum menikah."
"Kita sudah. Kau bisa mengecek jari manismu."
Changkyun segera mengecek jarinya. Benar. Disana ada cincin berwarna silver dengan permata kecil ditengahnya. Terlihat sederhana namun elegan.
Nafas Changkyun tercekat. Ini mimpi.
"K-kapan?"
"Saat kau sedang tidur dengan begitu cantiknya. Aku tak mau mengganggu tidurmu. Saat itulah aku menikahi mu."
"Hikss.. kenapa? Aku..aku tak mengenal mu Tuan. Kenapa kau melakukan ini kepada ku?"
"Karena aku mencintaimu. Karena kau milikku. Karena kau permata ku. Tidak ada alasan lagi selain itu."
"Tapi aku tidak mengenal mu, bahkan aku terlalu rendahan untuk disamakan dengan permata."
"Shtt jangan berbicara seperti itu hm. Kau manusia terindah yang pernah aku lihat."
Changkyun berharap ini hanya mimpi. Ia hanyalah seseorang yang berjuang untuk hidupnya.
Bekerja mengantar koran. Membawa barang orang-orang yang berada di pasar tradisional. Pencuci piring dikedai. Hidupnya yang keras, bahkan tak pernah bermimpi untuk dinikahi dengan saudagar kaya.
Bahkan semua bajunya lusuh. Ia makan daging atau nasi hanya sekali sebulan. Apartemennya begitu kecil dan kumuh.
Dinikahi saat ia tidur, rasanya seperti lelucon yang tak lucu.
"Mau pulang hikss..mau pulang." Changkyun semakin terisak.
"Sayang disini adalah rumahmu."
Changkyun menggeleng ribut. Meskipun ia tak memiliki apapun ia berhak hidup dengan kemauannya.
Ia belum mau menikah. Terlebih karena usianya yang masih muda, 17th.
"Mau pulang hikss..mau pulang.. Changkyun takut hikss"
Jooheon berdiri, ikut duduk disamping Changkyun.
Memeluk tubuh ringkih Changkyun.
"Aku tak akan menyakiti mu. Percaya lah."
"Mau pulang hikss"
"Sayang jangan memancing emosiku hm. Aku sudah cukup bersabar hari ini." Jooheon berkata dengan suara rendah yang terdengar mengerikan di telinga Changkyun.
"Sekarang kau hanya cukup duduk manis disini. Menikmati apa yang kucari dan kulakukan. Kau tak perlu bekerja keras lagi. Kau tak perlu memakai pakaian lusuh lagi. Kau bisa memakan apapun yang kau mau disini. Apapun yang kau minta pasti akan aku turuti." Jooheon mengelus kepala Changkyun.
"J-jika begitu... a-aku mau pulang. Bebaskan aku."
"Untuk yang satu itu aku tak dapat melakukannya."Kini tangan Jooheon mengelus pipi tirus Changkyun.
"Tapi itu keinginan ku..aku mau pulang hikss.."
"Sayang." Jooheon menggeram.
"Hiksss..hikss" Changkyun berdiri. Segera lari.
"Kenapa dirantai? Aku mau pulang hikss mau pulang." Changkyun semakin menangis.
"Karena kau harus disini. Karena aku suamimu. Jadilah istri yang baik bagi suamimu ini."
.
.
Aku mau santai-santai. Duduk sambil minum teh sama makan cookies. Tapi kenapa malah dapat ide ini yaaaaa~~~~~.
Selanjutnya mau di apain?
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND ; JOOKYUN [END]
FanfictionChangkyun dinikahi saat ia tidur. LEE JOOHEON X IM CHANGKYUN WARNING!!. BOYXBOY AREA.