SPECIAL : AFTER FIFTEEN YEARS 0.5

27.7K 2.3K 27
                                    

Jooheon membawa Changkyun pada rumah sakit, tentu saja karena kondisinya yang amat memperihatinkan.

Tapi,

Jooheon tak tau jika kondisi tubuh Changkyun begitu mengenaskan, begitu parah.

Luka cambuk begitu banyak terpampang di punggung sempit sang istri. Memar, ungu kebiruan tak luput dari matanya.

Sungguh itu membuat Jooheon merasakan jika hatinya seolah teriris, bahkan ia bisa merasakan sesak ketika menghirup udara.

Ia bersumpah akan membalas perbuatan dua orang itu bahkan lima kali lipat lebih pedih dari yang Changkyun terima.

Changkyun harus mendapatkan suntikan obat penahan rasa sakit dengan dosis tinggi. Itu dilakukan karena punggung Changkyun benar-benar sangat parah.

Bukan hanya luka luar, luka dalam pun Changkyun dapatkan. Lambungnya terluka, juga mengalami dehidrasi ringan.

Kini, tubuh mulus kesukaan Jooheon terluka parah, terbalut dengan perban yang melilit bagian atas tubuh itu.

Namun untungnya, Changkyun tak di perkosa. Pengecualian bibirnya.

"Daddy? Kenapa mereka melakukan ini terhadap Mommy? Apa salah Mommy? Apa Mommy pernah menyakiti mereka?" Ryuu bertanya dengan mata berkaca-kaca. Ia sedih mengetahui kondisi Ibunya begitu miris.

Keji sekali pikirnya.

"Tidak Ryuu, Mommy tidak pernah salah atau menyakiti mereka. Mereka melakukan ini karena iri kepada Mommy. Seperti kata Daddy, Mommy dan dirimu adalah permata ku yang paling berharga, maka dari itu mereka mencoba merebut dan melukai kalian."

"Aku mau bertemu dengan mereka, aku ingin melihat wajah-wajah mereka Dad." Kata Ryuu, terdengar serius dan begitu mengerikan.

Jooheon tak pernah melihat Ryuu seperti ini. Atau mungkin, Ryuu juga menuruni sifatnya?

"Mereka masih diinvestigasi di kantor polisi, lusa adalah sidangnya. Jadi kau bisa melihatnya."

Tidak,

Bahkan Jooheon sudah memiliki sejuta rencana untuk kedua pelaku itu. Tak hanya dicap sebagai kriminal, tapi mereka akan mendapatkan neraka yang akan ia ciptakan nantinya.

.

Sore harinya, Changkyun sadar. Ia merasakan tubuhnya remuk redam. Tenggorokannya terasa sakit, bahkan beberapa tulang terasa amat sakit ketika ia hanya bergerak sedikit saja.

Changkyun mengangkat tangannya dan menatapnya, ada bekas tali disana. Mengecap begitu jelas. Bukti jika ikatan tali itu begitu erat.

Bayangan itu amat menyakitkan.

Tak lama air matanya keluar. Isakan kecilnya terdengar.

Mengingat suaminya, pasti akan marah besar. Sedangkan sang suami amat menjaganya, dan ia kini terluka. Jooheon tak suka itu.

Seseorang menghapus air matanya, Changkyun berjengkit kaget, namun melihat siapa pelakunya, ia semakin terisak.

"Ampun hikss.... Jangan sakiti Changkyun....hiksss.....sakit hyung.... sakit."

Bukan ini yang Jooheon mau, ia tak suka ketika istrinya memandang dirinya bak penjahat yang menyakitinya. Tatapan itu membuatnya tak tahan lagi untuk menghancurkan Suji dan Minho.

"Tidak sayang, aku tak akan menyakiti mu. Kau aman sekarang, aku disini, jangan takut." Suara Jooheon tercekat, ia tak sanggup melihat istrinya seperti ini.

Ia memang menyukai jika Changkyun takut terhadapnya. Tapi caranya bukan seperti ini. Lembut tapi mengintimidasi, begitu caranya.

Jooheon menghapus air mata istrinya amat lembut, bibirnya kemudian mengecup kening permata nya.

"Jangan menangis sayang, aku sakit melihatnya. Air matamu jelas itu adalah bukti kegagalan ku menjagamu. Ku mohon."

Changkyun langsung berhenti menangis ketika mendengar ucapan memohon suaminya, tidak. Jooheon tak pernah memohon kepada siapapun hingga detik tadi.

"Ba-baik, Changkyun tak akan menangis lagi, ta-tapi hiks...hyung jangan memohon."

Jooheon tersenyum lembut dan mengangguk "Baik." Ia kemudian duduk disamping bangsal Changkyun, mengenggam tangan itu dan ia kecupi terus menerus.

"Tidurlah, kau butuh istirahat yang banyak." Suruhnya. Satu tangannya kemudian mengelus rambut Changkyun berharap dengan sentuhan lembutnya istrinya dapat terlelap.

"Mau pulang, a-aku takut disini."

**

Seharusnya Changkyun dirawat selama dua minggu di rumah sakit dengan intensif. Tapi Changkyun selalu menatap Jooheon dengan mengiba agar sang suami mengerti akan dirinya.

Benar kata suaminya, dunia luar amar keji setelah belasan tahun ia tak keluar dari sangkar emasnya. Isinya bagaikan manusia yang memakan manusia lainnya. Seakan tak pernah puas akan rasa dahaga gelimang harta dunia.

"Kita pulang sekarang "

Setelah menelfon Nam-Il agar seluruh pelayan mengosongi rumahnya, Jooheon segera berkemas dan mengendong Changkyun sampai pada basement parkiran rumah sakit.

Bodyguard tentunya menutupi dirinya karena mereka membentuk formasi lingkaran untuk melindungi dirinya dan Changkyun.

.

"Mommy?" Ryuu berteriak girang memanggil Ibunya. Ia hanya beberapa kali menjenguk Ibunya karena harus belajar memimpin perusahaan, sedangkan Jooheon, tak pernah sedetikpun meninggalkan Changkyun di rumah sakit.

Changkyun mencoba tersenyum, tubuhnya masih sakit bahkan masih diperban. Lukanya memang sebanyak itu.

Ada rasa marah ketika Ryuu melihat Ibunya seperti ini. Senyum itu tak selebar dulu, mata itu kehilangan pancaran sinarnya, wajah manisnya tak seceria dulu. Luka diwajahnya pun masih sedikit tersisa.

Yang membuatnya marah lagi, ketika Changkyun tak mengeluarkan sepatah katapun sejak terakhir kali ia berbicara pada Jooheon.

Tak ayal membuat Jooheon heran, begitu pula dengan Ryuu. Kenapa, kesayangan mereka mendadak bisu?

.

.

tbc

Wkwkwk..... ramalannya gak akurat 🤣

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang