19Nineteen19

36K 2.8K 69
                                    

Ayahnya memiliki perusahaan yang bergerak pada bidang fashion, memiliki agensi yang berisikan model terkenal.

Ibunya seorang model ternama, begitu cantik dengan lekuk tubuhnya yang seksi.

Mereka menginginkan seorang putri agar dapat meneruskan apa yang mereka capai, namun sayangnya anak yang dikandung adalah laki-laki. Sempat ingin digugurkan, namun tak jadi.

Perlakuan mereka yang tak mengenakan tak dapat masuk akal pada diri Jooheon kecil. Ia selalu di salahkan, apapun yang ia lakukan selalu salah dimata kedua orangtuanya.

Hingga Ibunya kembali melahirkan seorang putri. Beberapa tahun, sebelum akhirnya ia dibuang pada panti asuhan. Meskipun Jooheon selalu diam akan perlakukan orangtuanya, namun dihatinya tersirat dendam yang amat dalam.

Lalu, ketika ia menemukan kebahagiaan kecilnya. Itu tak berlangsung lama, membuatnya amat terpukul dengan mata yang menggelap.

Ia tak dapat berbuat apapun bila ia bukan orang tinggi, ia harus punya kedudukan agar orang segan terhadapnya. Membuatnya memutuskan pergi dari panti saat kebahagiaan kecilnya dinyatakan koma.

Dari koma itulah, Changkyun kehilangan memori ingatannya. Ada ingatan yang hilang dari hidupnya.

Hingga belasan tahun berlalu, ia keluar dari kedai tempatnya bekerja. Memakai sepedanya, tak menyadari jika beberapa mobil mengikutinya.

"Permata ku".

***

"Selamat pagi." Jooheon mengecup kening sang Istri dengan senyum kecil menghiasi bibirnya.

"Se–selamat pagi." Jawab Changkyun dengan suara seraknya. Menatap suaminya yang sudah rapi dengan setelan jas kantornya.

Jooheon mengelus pipi sang Istri, memperhatikan Changkyun dengan tatapan lembutnya. Ah, betapa indahnya Changkyun pagi ini.

Bukan, bukan hanya pagi ini. Di setiap saat pun, Changkyun selalu indah. Ia amat mengangumi itu.

"Ry–Ryuu?" Changkyun mencicit saat tak mendapati Ryuu di sampingnya.

"Sedang mencoba bak mandi barunya, apa Mommy mau lihat?"

"Benar?" Changkyun bangun untuk duduk, menunduk setelahnya.

Hal itu membuat Jooheon gemas, kemudian mengangkat dagu Istrinya agar menatapnya.

"Sudah berapa lama kau menjadi Istri ku? Berapa kali kukatakan saat berbicara padaku kau harus menatap ku?"

"Ma–maaf."

Jooheon menghela nafas, kemudian tangannya ia bawa untuk memperbaiki rambut Changkyun.

"Kau cantik, jangan pernah sembunyikan wajah mu dari suamimu. Kau sembunyikan saat dengan orang lain, Ah tentu itu tidak akan terjadi."

"Shh..." Changkyun sedikit meringis, kening Jooheon mengerut cemas.

"Ada yang sakit?"

"Da–dadaku, ra–rasanya penuh se–sekali. Ini sa–sangat ngilu." Changkyun memerah mengatakannya. Harusnya, Ryuu menyusu terlebih dahulu baru mandi. Tapi kali ini ia kesiangan, jadilah dadanya terasa penuh.

Jooheon menatap Changkyun yang merona karena malu, dengan gemas ia meraup bibir ranum milik Istrinya.

Hal itu, membuat Nam-Il mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka, ia yang ada didepan pintu kamar mandi segera kembali masuk.

"Ryuu sayang, sepertinya kita sedikit lama disini."

.

Changkyun memperhatikan Nam-Il yang memakaikan baju pada anaknya, yang kemudian kembali di bedong. Anaknya masih berumur hari jadi masih harus di bedong. Dan Changkyun harus mempelajari itu agar ia dapat melakukannya sendiri.

"Bibi, lain kali ajari aku ya? Aku mau melakukanya sendiri." Ucap Changkyun menatap lembut Ryuu.

"Baik Nyonya."

Changkyun langsung menatap Nam-Il.

"Nyonya? Aku laki-laki Bibi." Changkyun merengek. Bibirnya ia majukan.

"Tuan Lee memerintahkan kepada seluruh pelayan agar memanggil Anda seperti itu." Nam-Il menjelaskan, kemudian mengendong Ryuu agar ia serahkan pada ibunya.

"Kenapa?" Changkyun menerimanya dengan hati-hati, kemudian berjalan pada ranjang dan duduk di tepinya.

"Karena Anda melahirkan anak dari Tuan besar." Nam-Il tersenyum dan segera pergi dari kamar besar itu. Kali ini ia akan menyiapkan sarapan untuk Nyonya besar rumah itu.

Nam-Il membungkuk hormat saat di pintu ada Jooheon yang sedari tadi memperhatikan Changkyun dan Ryuu.

Yeah, ia menyukai pemandangan itu, pemandangan Istrinya yang sedang menyusui anaknya.

"Nyonya Lee?" Ia berjalan dengan tangan di kantong celananya.

"Tu–tuan?" Secara refleks Changkyun menjawabnya dan segera berdiri.

Jooheon kemudian tergelak, belum pernah ia tertawa selepas ini selama puluhan tahun ini. Kemudian ia menyeka air matanya yang berada di ujung matanya.

"Ja–jangan tertawa." Changkyun kembali duduk dengan malu. Wajahnya yang putih memerah.

"Ya ampun sayang...ahaha...kau...kau lucu sekali." Jooheon kemudian duduk disamping Istrinya dengan sedikit kekehan tersisa, menatap putranya yang menyesap susu Istrinya.

"Setelah ku pikirkan, aku tak mau memiliki seorang putri. Aku mau putra-putra ku menjadi raja bisnis dari apa yang aku kelola."

"A–apa?"

Jooheon langsung mengecup kening Istrinya begitu Changkyun menoleh padanya.

"Bukan apa-apa."

.

.

tbc.....aja lah.

Yohooooo

I'm comeback 💃 setelah banyak drama yang terjadi dalam kehidupan ini 😅

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang