11Eleven11

36.7K 2.9K 128
                                    

Meskipun Jooheon mengizinkan Changkyun untuk mengandung bayi tersebut. Namun,

Tetap saja membuat Changkyun resah. Selalu takut akan waktu yang selalu berjalan. Untuk setiap detiknya pun ia amat ketakutan.

Jika anaknya lahir kelak. Maka ia akan berpisah dengan sang anak.

Changkyun ingin anaknya tetap berada dalam perutnya.

Disana tempat yang aman baginya.

Kehidupan keras didunia pasti akan menyakiti jari jemari mungil bayinya nanti.

Bagaimana saat ia dulu bekerja keras hanya untuk sebotol minum. Makan? Dapat membeli air saja rasanya Changkyun sudah bersyukur.

Dan ia tak mau anaknya, bayinya mengalami hal yang serupa dengannya.

Hidup di panti pun amat keras. Banyak yang menyakiti. Jika dirinya lemah. Maka ia akan menjadi bahan bully. Sumbangan dari para donatur bisa di korupsi oleh pengurus.

Dimana-mana. Tempat yang tak bisa menerima diri kita. Akan terasa menyakitkan.

.

Usia kandungan Changkyun sudah 4 bulan. Morning sicknees-nya pun sudah jarang.

Beruntung. Anaknya didalam perut sana tak merepotkan. Tak menginginkan sesuatu yang berlebihan.

Tapi Jooheon.

Orang itu.

Mengawasi Changkyun dengan Dokter pribadinya. Dokternya bermalam di istananya sejak ia mengizinkan Changkyun hamil.

24 jam tak boleh lengah. Harus ada meski Changkyun mual karena morning sicknees.

"Jangan kemanapun. Jika ingin ke toilet, panggil Nam. Aku tak mau kau terluka karena bayi itu."

Jooheon segera berlalu setelah mengatakan itu. Setelah berada diluar, ia mengunci pintu kamar.

Changkyun tersenyum kecil setelah Jooheon pergi. Mengelus perutnya yang sedikit menonjol.

"Selamat pagi malaikat Ibu." Sapanya.

"Untuk makanan tadi, apa kau menyukainya? Apa itu enak?"

"Ibu akan berusaha membuat Ayah menerima mu nanti. Bagaimana pun juga kau adalah anaknya."

'Dugh'

"Ahhhh." Air mata Changkyun menetes saat bayinya menendang untuk pertama kalinya.

"Iya...hikss... Ibu akan berusaha sebaik mungkin. Akan Ibu pastikan Ayah menerima mu."

Changkyun terus tersenyum dengan air mata bahagianya. Ia terus mengobral dengan sang anak. Amat membahagiakan meski masih berada dalam kandungan.

Ya.

Kesenangan yang menyatu dengan ketakutan.

.

Jooheon berdiri, memandang kota Seoul dari dinding kaca di kantornya.

Dengan memasukkan tangannya pada saku celananya. Matanya menatap tajam kearah depan sana.

Alisnya hampir bertautan.

Kenapa Changkyun hamil?

Changkyun itu laki-laki. Bagaimana bisa?

Apalagi ia begitu membenci bayi. Seorang anak.

Ia tak pernah berpikir sebelumnya jika seorang pria dapat hamil.

Ia tak akan pernah bisa melepaskan Changkyun meskipun Changkyun dapat hamil. Ia mencintai pria itu. Dengan sangat.

Apapun ia lakukan hanya untuk membuat Changkyun menjadi miliknya.

Berpikir menikahi seorang pria pun agar tak dapat memiliki seorang keturunan. Namun sebaliknya.

Yang ia benci hanya dua hal.

Wanita dan anak-anak.

Kaum merepotkan.

"Jika bayi itu lahir, maka ia akan merebut Changkyun dariku. Tidak akan pernah ku biarkan itu terjadi."

.

Setelah mengenakan piyama tidur. Changkyun segera dituntun oleh Nam-Il untuk duduk pada ranjang.

"Terimakasih Bi."

"Itu sudah kewajiban saya. Saya permisi, ah sebentar. Apa Tuan muda menginginkan sesuatu?"

"Tidak ada. Bibi bisa kembali bekerja sekarang."

Nam-Il segera undur diri.

Setelah itu. Changkyun masuk pada walk in closet. Dan mencari sesuatu disana.

"Disini nyaman." Desah Changkyun senang.

Aroma yang sepenuhnya milik Jooheon membuatnya nyaman. Lantas ia mengambil satu kemeja Jooheon dan ia bawa keluar.

Tidur pada ranjang dengan menghirup aroma tersebut. Tanpa sadar ia tertidur.

.

.

tbc....aja lah..

Untuk nama dede bayi?.

Yang sudah ada sebelumnya atau baru?

Kalo baru oke?. Misz udah punya hehe... kalo yang udah ada gak masalah juga. Entah itu Sarang. Se-Jung. Kwang-Sun. Sena. Kyle. Changheon. JooYun. Ryuu. Ataupun Chansoo.

Kemarin malam.... Misz ketiduran.O_o

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang