SPECIAL : AFTER FIFTEEN YEARS

33.8K 2.4K 29
                                    

"Dad, apa kita belum bisa pulang?" Ryuu bertanya pada Ayahnya, menatap dengan memelas.

"Sebentar lagi, sabarlah terlebih dahulu." Jooheon melanjutkan pekerjaannya. Maklum saja, ini pertama kalinya Ryuu memasuki perusahaan.

Dan diusianya yang baru menginjak usia 15 tahun, Jooheon sudah mengajarinya bekerja di perusahaan secara langsung.

"Tapi aku–"

Jooheon menghela nafas, kemudian menatap Ryuu, "Hentikan sikapmu Ryuu, kau terlihat seperti seorang gadis. Ingat kau anakku, anak dari seorang Lee Jooheon dan Lee Changkyun. Jadilah tangguh, jadilah kuat. Ini baru permulaan, jangan banyak mengeluh karena nantinya kau akan mendapatkan lebih dari ini." Ucap Jooheon dengan tegas.

Ryuu menunduk, "Maaf Dad.", kemudian ia segera kembali memeriksa dokumen yang Ayahnya berikan.

Ryuu tumbuh dalam rumahnya, terkurung di dalam kamarnya yang mewah. Dan Ryuu, sudah terbiasa didalam rumah, tak keluar kemanapun. Menjadikan Ryuu tak betah di kantor. Ia ingin pulang dan segera bertemu dengan Mommy tercintanya.

"Dad?"

"Hentikan rengekan mu Ryuu, kau terlalu di manja oleh Mommy." Jawab Jooheon sedikit menggeram.

"Aku hanya ingin bertanya, apa tidak boleh?" Kata Ryuu dengan kesal.

"Ya tentu."

"Bagaimana Daddy bisa bertemu dengan pria cantik seperti Mommy?"

Jooheon menegang, ia menghentikan pekerjaannya. Pertanyaan Ryuu di luar perkiraannya.

"Di panti asuhan." Singkat Jooheon, lalu kembali memeriksa dokumen di atas mejanya.

Ryuu mengangguk mengerti, ia ingin bertanya lebih jauh lagi. Tapi kondisinya tak memungkinkan. Apalagi Daddy-nya cukup mengerikan bila sudah marah.

Dimata Ryuu, Jooheon adalah sosok Ayah yang tegas, berwibawa, tak suka di bantah dan yang paling ia sukai adalah ketika ia melihat Ayahnya menatap penuh damba pada Mommy nya. Sekalipun mengerikan, Ryuu amat menyayangi Ayahnya.

..
..

Ryuu berlari begitu sampai di rumahnya, Jooheon berdehem.

"Ryuu, dimana kewibawaan mu?"

Ryuu kemudian berjalan meskipun tak rela melambatkan langkahnya. Dengan badan tegap, pandangan kedepan. Ryuu berjalan amat berwibawa, begitu tegas saat para pelayan mulai menunduk hormat didalam rumahnya.

Para pelayan agak canggung saat melihat Ryuu keluar, bayangkan saja, Bertahun-tahun lamanya, sang Tuan besar menyembunyikan anak serta istrinya di dalam kamar. Begitu keluar, Ryuu sudah tumbuh dewasa menyerupai Ayahnya. Namun sifatnya, tergolong menyamai Ibunya.

"Mommy! Ryuu datang!" Ryuu dengan bersemangat membuka kamar Ayahnya, namun matanya tak mendapati sang Ibu.

"Mommy?!" Ryuu berteriak memanggil.

"Mom!" Ryuu mencari di setiap sudut kamar besar tersebut. Bahkan hingga kamar mandi.

Perasaannya tak enak, kemudian keluar, dengan cemas ia menatap Ayahnya.

"Mommy tidak ada Dad!"

Jooheon menyipitkan matanya mencari kepastian akan raut wajah Ryuu "Mungkin ada perpustakaan."

Ryuu menggeleng. Jooheon kemudian dengan langkah tergesa-gesa masuk pada kamarnya. Mencari kesana kemari di setiap ruang kamarnya.

"Nam-Il!!, Ryuu panggil Nam-Il!" Jooheon melonggarkan dasinya, dan duduk ditepi kasur.

"Ya Tuan?" Nam-Il datang, sangat takut saat Tuan besar nya marah seperti ini. Kejadian yang sudah langka terjadi.

"Dimana istri ku!?"

"Nyonya selalu dikamar Tuan."

"Sekarang tidak ada!" Jooheon menatap nyalang Nam-Il.

"Ny–nyonya....Ti–tidak pernah keluar kamar Tuan, ba–bagaimana tidak ada?"

Jooheon nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya menyuruh Nam-Il keluar kamarnya. Changkyun memang selalu dikamar, istrinya amat patuh hingga begitu betah di dalam sangkar emasnya. Apa Changkyun kabur karena bosan? Tidak mungkin, keberadaan Ryuu tentu menjadi pertimbangan yang harus Changkyun pikirkan.

"Ryuu, ikut Daddy." Jooheon keluar, bersama dengan Ryuu di belakangnya.

"Mommy dimana Dad?"

"Sebentar lagi kita tahu." Jooheon masuk pada ruang monitor. Memeriksa cctv di rumahnya tersebut.

"Brengsek!" Jooheon mengebrak meja begitu tayangan cctv hanya memperlihatkan gambar hitam saja. Itu artinya, cctv tak berfungsi. Kemudian, ia mengecek sistem sensor di tempat yang sama. Sial! Itu benar-benar sudah di rencanakan karena beberapa kabel putus.

"Ryuu! Mommy mu di culik!" Jooheon memandang Ryuu dengan tajam, kedua tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Rahangnya mengeras, matanya memerah. Amarahnya siap meledak kapan saja.

Ryuu shock sesaat sebelum akhirnya mendekati Ayahnya "Da–daddy tak bercanda kan?" Ryuu sedikit terkekeh, namun hatinya merasa tak nyaman dengan raut muka Ayahnya.

..
..

Changkyun terbangun pada ruangan asing. Tangannya terikat dan itu menyakitkan.

"To–tolong!" Ia berteriak berharap ada yang menolongnya.

Kepalanya masih pening, entah apa yang terjadi tapi seingatnya tadi. Seseorang masuk pada kamarnya yang membawa makanan siang, seseorang yang asing mengatakan bahwa ia menggantikan Nam-Il karena Nam-Il sedang sakit perut.

Kemudian ia memakan makanan itu, namun tak lama ia merasa bahwa ia amat mengantuk dan tertidur. Namun, saat terbangun ia sudah ada ditempat asing seperti ini.

"To–tolong! Siapapun tolong aku!!"

Changkyun menatap knop pintu yang berputar, ia menatap binar ketika pintu itu terbuka.

"Akhirnya kau bangun juga."

..

..

"Hyung.... A–aku...aku takut." Changkyun mencicit ketika mengucapkan itu.

"Takut apa? Aku ada disini." Jooheon segera memeluk istrinya dan mengecupi pucuk kepala Changkyun.

"Aku merasa ada seseorang yang memperhatikan ku. Aku takut sekali, seolah-olah matanya terus mengikuti gerak gerik ku."

Jooheon terkekeh, namun tangannya mengelus punggung Changkyun.

"Hanya perasaan mu, disini adalah tempat teraman mu. Dan tak ada yang berani mendekati kamar selain orang-orang yang ku izinkan. Jadi tenanglah."

Dan Jooheon, sangat menyesal ketika tak mempercayai ucapan permatanya tempo hari.

tbc

Misz sedikit sibuk karena persiapan menjelang lebaran, mungkin slow up jalan ninja Misz saat ini :"

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang