17Seventeen17

39.5K 3K 267
                                    

Yaksuuu kalian berhasil 😍 harus sungkem sama kalian nihh❤️

***

Menjerit sembari menangis, Changkyun lakukan. Tangannya memukul tanah berbalut rumput hias dibawah.

Nam-Il beserta pengawal segera menghampiri, namun sebelum sampai, mereka menyingkir. Karena dengan pasti, langkah tergesa-gesa terdengar dari telinga mereka.

"Hiksss Ryuu!!! RYUU!!"

"Sayang hey! Hey!" Jooheon berjongkok dan memeluk Istrinya, berusaha menenangkan tubuh bergetar itu.

"Ryuu, kembalikan Ryuu hikss...hkkk". Changkyun memukul mukul tangan kekar Jooheon.

"Ryuu sedang berada di dalam box bayinya sayang." Jooheon mengecup pucuk kepala Changkyun dengan mata berkaca-kaca.

Sungguh sakit melihat Istrinya seperti ini. Dan kemudian ia menggendong Changkyun untuk ia bawa masuk.

"Hiksss"

"Aku minta maaf, maafkan aku. Sungguh."

Jooheon terus menggendong Changkyun hingga sampai di kamar. Kemudian merebahkan Changkyun dan kembali berjalan pada box bayi tak jauh dari ranjang.

Mengambil bayi yang terlelap damai itu untuk ia bawa pada Istrinya. Ia meletakan Ryuu di lengan kanan sang Istri dan kemudian ia ikut duduk di sampingnya.

"Ia akan menjadi pangeran kita. Melihatnya untuk pertama kalinya, aku merasa bersalah karena tidak pernah menginginkannya. Dan ketika ia menatap ku, aku merasa menjadi Ayah yang buruk baginya. Kenapa bisa aku berbuat jahat pada mahluk lemah seperti itu, terlebih dia adalah darah daging ku sendiri." Jooheon ikut merebahkan diri dan menatap Istrinya dengan lembut.

Tangannya ia gunakan menghapus sisa sisa air mata Changkyun di pipi gembil itu.

"Asalkan semua dari mu, aku akan menerimanya. Termasuk memiliki anak sebanyak yang kau mau, aku akan menjadi Ayah yang baik untuk mereka. Sudah jangan menangis lagi, aku sakit sayang. Aku bisa sekarat melihat air mata kesakitan mu."

"Su–sungguh? Hikss"

"Tentu, aku akan menepati ucapanku."

Jooheon memeluk mereka dalam satu tangannya. Menikmati kehangatan itu dengan perasaan yang begitu melegakan.

"Ketika Ryuu melepaskan puting mu, aku memindahkannya pada box bayinya. Dan aku bekerja di ruangan ku. Jangan salah paham lagi hm, kau membuat ku takut."

"Hyu–hyung juga membuat ku ta–takut." Cicit Changkyun.

"Kau memang harus takut, padaku. Pada suami mu." Jooheon terkekeh, dan kemudian mengelus pipi Istrinya dengan.

Dan kemudian, Ryuu membuka mata dan merengek khas bayi.

"Lihat? Sudah ku bilang, ia laki laki kecil yang rakus". Jooheon mengecup kepala anaknya dan kemudian ia menatap pemandangan di depannya yang luar biasa indahnya.

Ada istrinya yang tengah menyusui anaknya. Dan itu pemandangan yang amat indah.

***

Pagi yang cerah ini, ada Jooheon yang menggendong Ryuu di balkon kamarnya. Istrinya tengah mandi bersama dengan Nam-Il.

"Seharusnya Ryuu mirip dengan Mama". Gumam Jooheon saat menatap bayinya yang tidur pulas.

Hanya saja ia tak suka wajah angkuhnya berada di wajah sang anak. Ia maunya yang cantik dan manis seperti istrinya.

Tak lama, ponselnya bergetar di kantong celana bahannya. Dan menatap sang penelfon dengan mendecih.

"Aku sudah membatalkan surat pelelangan itu. Jika kau mau, cari bayi lain saja". Jooheon mematikan sambungan dengan kesal.

Benar sekali, malam saat Changkyun kabur adalah malam pembatalan surat pelelangan bayinya yang berlangsung alot. Ia membuat itu sebelum Ryuu lahir. Dan kemudian ia membatalkan karena hatinya melunak saat pertama kalinya melihat Ryuu, juga karena istrinya.

"Hyu–hyung?".

Jooheon menoleh dengan tersenyum teduh.

"Ah, Mama sudah selesai". Kemudian Jooheon menghampiri Changkyun dan menyerahkan Ryuu pada istrinya.

Mengecup kening sang anak dan berganti mengecup kening sang istri. Terlebih ada semburat merah pada pipi Changkyun mendapatkan perlakuan itu.

"Istirahatlah, luka mu masih rentan jika kau terlalu banyak bergerak". Jooheon menuntun Changkyun agar duduk pada kasur.

"Ah dan satu lagi, jangan pernah kabur lagi dari ku".

Jooheon kemudian mengangkat dagu Changkyun agar menatapnya. Lalu mengecup bibir sang istri.

"Kau tau kan, aku tidak suka berbagi".

Dan Jooheon tetaplah Jooheon, anti berbagi dengan caranya sendiri.

.

.

tbc.....aja lah.

Kalian jangan marah lagi sama Jooheon yaaa~

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang