4Four4

49.9K 3.8K 339
                                    

Changkyun selesai mandi. Ia segera memakai piyamanya dan mengeringkan rambutnya.

Untuk perawatan tubuhnya. Itu dilakukan setiap seminggu sekali. Orang-orang tersebut khusus dipanggil kan Jooheon untuk Changkyun.

Orang-orang profesional yang merawat tubuhnya.

Dengan catatan. Jooheon mengawasi mereka dalam setiap tahapnya.

Changkyun segera keluar. Jooheon ada di sofa tunggal dengan buku di pangkuannya.

Jooheon segera meletakan buku tersebut. Ketika ada Changkyun. Semua dunianya teralihkan oleh istri cantiknya.

"Sayang kemarilah." Suruh Jooheon dengan menepuk pahanya.

Changkyun meremat kedua tangannya yang saling bertautan. Mengigit bibirnya dan berjalan pada Jooheon dengan takut.

"A-ada apa?" Katanya dengan menatap Jooheon dengan takut. Matanya memandang tak fokus.

"Saat aku memanggil mu untuk datang kemari dengan menepuk paha ku. Maka kau harus...?"

Changkyun dengan ragu duduk di paha Jooheon. Mengigit bibirnya. Badannya menegang.

Jooheon menarik bibir bawah Changkyun dengan ibu jarinya. Mengusapnya dengan lembut.

"Kau tau? Aku begitu menjaga diri mu, agar tak terluka. Lalu mengapa kau malah menyakiti tubuh mu sendiri?" Jooheon berkata dengan lembut. Tapi bagi Changkyun. Itu menakutkan.

"M-maaf." Cicitnya.

Jooheon tersenyum dan mengecup pipi Changkyun yang sudah berisi.

"Anak pintar."

Jooheon memeluk pinggang Changkyun dengan erat. Matanya begitu mengagumi istrinya.

Changkyun hanya diam saja. Karena ia sendiri jarang berbicara, jika Jooheon tak mengajaknya berbicara.

"Mau sekolah?" Tiba-tiba Jooheon bertanya.

Changkyun segera menatap Jooheon dengan senang. Binar bahagia ia perlihatkan.

"Mau." Tanpa sadar ia mengangguk.

"Besok kau sudah boleh bersekolah. Tapi tentu ada imbalannya atas kebaikan ku." Jooheon berbisik pada telinga Changkyun. Menjilat setelahnya.

"Ahh..."

Jooheon segera membawa Changkyun pada ranjang. Merebahkan Changkyun dengan hati-hati. Lalu Menindih istrinya.

Membuka kancing piyama Changkyun.

"Aku mau ini." Jooheon menyentuh puting mungil Changkyun. Setelahnya. Changkyun terus mendesah, karena bibir Jooheon tak henti-hentinya menghisap dadanya.

.

"Kau tak boleh mendekati istri ku lebih dari 1 meter. Kau juga tak boleh memandang Changkyun lebih dari satu detik." Kata Jooheon dengan tajam.

Sang guru, yang memang Jooheon panggil untuk menjadi guru Changkyun secara homeschooling hanya mengangguk kaku.

Bukankah saat pelajaran berlangsung sang murid dan guru harus saling memperhatikan?

"B-baik Tuan."

Jooheon duduk di sofa. Sedangkan Changkyun duduk di bawah bersama dengan gurunya.

"Pelajaran pertama kita hari ini adalah Matematika."

"Baik Pak Guru." Kata Changkyun dengan semangat.

Jooheon yang membaca buku segera merendahkan bukunya dan menatap istrinya.

"Sayang jangan menatapnya." Peringat Jooheon.

Changkyun yang mendengarnya segera menunduk. Kesempatan untuk belajar tak boleh ia sia-siakan. Ia tak mau Jooheon melarangnya setelah ini.

Pelajaran berlangsung dengan baik. Jooheon sesekali mengawasi mereka.

"Ada tinta di wajahmu." Kata Guru laki-laki tersebut.

"Dimana?"

"Disana. Dipipi mu." Guru tersebut menujuk bagian pipinya sendiri.

"Disini? Disini?" Kata Changkyun meraba pipinya.

"Eumm.." Gurunya menggeleng.

"Bapak Guru saja yang menghapusnya." Suruh Changkyun.

"Suami mu?"

"Dia sedang di atas. Tak masalah."

Guru tersebut mengangguk. Mengulurkan tangannya. Sebelum sampai tangannya dicekal.

"Kau tau bukan dengan peraturannya? Sekarang pergi. Besok tak usah kembali dan seterusnya seperti itu. Uangmu akan aku kirim." Jooheon berkata dengan tajam. Memandang Guru tersebut dengan sengit.

"B-baik."

"H-hyung?" Changkyun berdiri. Memegang tangan Jooheon.

"Sekarang pergi ke kamar." Suara Jooheon merendah.

"T-tapi.."

"Kau berani membantah suami mu?! Begitu?" Geram Jooheon. Menatap tajam Changkyun.

Maka Changkyun segera berlari pada kamarnya. Dengan terisak.

"Hikss.."

Setelah Guru tersebut pergi. Jooheon menyusul Changkyun.

Sebenarnya, ia tak suka. Dimana Changkyun menatap puja orang lain. Hanya dirinya lah yang boleh ditatap seperti itu oleh Changkyun.

Apalagi saat miliknya disentuh dan ditatap orang lain. Dirinya tak akan membiarkan hal tersebut.

"Milik ku adalah milikku. It's mine "

.

.

tbc... aja lah...

Jooheon itu gak serem kok.. ngapa takut sih◉‿◉

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang