22TwentyTwo22

32.7K 2.7K 54
                                    

Jooheon memegang tab di tangannya dengan marah, kemudian ia hempas pada lantai.

Ia berdiri dari kursinya, memperbaiki jasnya, dan segera keluar dengan rahang mengeras.

"Laporkan sebagai tindak pidana, blok situs tersebut. Cari pelakunya, aku tak akan segan-segan membunuh pencuri itu jika masih berkeliaran." Ujarnya pada sang asisten pribadinya.

"Baik Tuan."

Jooheon segera menaiki lift khusus pemimpin di kantornya, memang belum waktunya pulang, tapi ia geram dengan seseorang yang mencuri barang berharga darinya.

Terdengar sepele, tapi tetap saja Jooheon tak akan mengampuni orang yang memotret Istrinya yang sedang menggendong Ryuu di balkon kamar.

Itu asetnya, privasinya. Kenapa masih saja ada orang yang penasaran siapa yang menjadi pendamping hidupnya. Sial! Ia kecolongan.

Dilihat dari foto, gambar tersebut diambil dari atas tembok yang mengelilingi rumahnya. Terbilang tinggi, namun bagi yang nekat dan ingin mendapatkan keuntungan hal tersebut adalah hal biasa.

Jooheon merogoh kantong jasnya dan mengambil ponselnya, "Cek cctv di rumah."

Berani sekali memotret permatanya, secara ilegal pula. Ia saja perlu dua kali untuk berpikir akan membawa Changkyun keluar rumah, tapi mengapa seseorang itu dengan mudahnya menyebar luaskan foto sang Istri yang sialnya amat indah.

Hanya mengenakan piyama putih, Ryuu digendongnya tak terlihat, namun efek cahaya matahari pagi membuat Changkyun bersinar. Itu amat indah baginya.

"Apa yang kau lakukan?! Percepat mobilnya!"

.

Changkyun menatap gemas Ryuu yang tidur dengan pulas. Kenapa bayinya terus tidur pikirnya.

"Ryuu tidak bosan tidur terus?" Ia bertanya.

Tolong! Siapa saja, katakan kepada Changkyun bahwa anak bayi memang seperti itu.

Changkyun sedikit memajukan bibirnya, kemudian mengecupi pipi anaknya.

'Brak'

Changkyun berjingkit kaget, begitu pula dengan Ryuu. Namun untungnya tak terbangun karena Ibunya sigap menepuk dadanya dengan lembut.

Bunyi pentofel Jooheon menggema. Dengan langkah lebarnya, ia menuju dimana tirai-tirai terpasang. Ia menutup semua tirai tersebut hingga kamarnya menggelap.

Changkyun dengan ketakutan menatap suaminya, apalagi kini?

Jooheon segera mencari saklar lampu, dan menyalakannya. Lalu menuju kasur untuk bergabung dengan Changkyun.

"Ka–kau kenapa hy–hyung?" Tanya Changkyun sedikit bergetar.

Jooheon memejamkan matanya sebentar, apa harus ia melarang Changkyun agar tidak berdiri di balkon kamarnya lagi?.

"Kemari." Kata Jooheon dengan menepuk pahanya.

Changkyun mengigit bibir bawahnya, melirik sebentar pada Ryuu, ia segera menduduki paha suaminya dengan posisi menyamping.

Jooheon segera merengkuh pinggang Changkyun, mencium dan melumat bibir Istrinya sebentar.

"Eumnhh."

Jooheon melepaskan pagutan itu, kemudian mengecup kening Changkyun.

"Dengar, kau tau aku begitu mencintaimu?"

"I–iya."

"Apa yang ku lakukan tentunya itu untuk kebaikanmu, benar?"

"E–eum." Changkyun dibuat heran oleh sang suami.

"Aku tak mau menyalahkan dirimu untuk ini, tapi kau harus menuruti apa kataku. Paham?"

Changkyun mengangguk, tak ayal membuat Jooheon sedikit menggeram karena kesabarannya menipis.

"Mulutmu sayang, kau punya suara untuk menjawab ku."

"Iya hiks aku mengerti". Changkyun segera beringsut pada Jooheon.

"Jangan menangis, aku tak suka itu "

"Ma–maaf hikss.." Changkyun menghapus air matanya.

"Begini, aku tak pernah percaya pada siapapun disini. Aku akan percaya dengan orang yang benar-benar mengabdi kepada ku hingga tahun lamanya, aku tak mau kau keluar karena aku tak mau kau terluka, hanya itu. Apa kau mengerti?"

"I–iya."

"Mulai sekarang berhenti berdiri di balkon dan tetap di kamar."

"Kenapa?". Kata Changkyun sedikit tak suka akan ucapan Jooheon.

"Hanya turuti dan jangan banyak bertanya. Apa itu sulit?"

"Ta–tapi, Ryuu butuh sinar matahari pagi hyung."

Jooheon diam sejenak, ia lupa akan Ryuu. Kebutuhannya masih rewel, harus ini itu karena masih bayi.

"Akan aku pikirkan nanti."

.

.

tbc......aja lah

Siap-siap 💃

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang