Sudah berapa lama Changkyun berada didalam sangkar emasnya?.
Minggu.
Bulan.
Ataupun tahun.
Ia tau,
Ia tak akan pernah dapat keluar dari sana, layaknya kehidupan normal manusia lainnya.
Kadang ia iri pada burung yang hinggap di pepohonan yang tumbuh dihalaman rumah besar Jooheon.
Kapan ia bebas?
Ia segera kembali, sebelum suaminya selesai mandi.
Kebiasaannya disetiap pagi adalah, berdiri di balkon. Menikmati udara yang masih sejuk.
Ia segera duduk di sisi ranjang. Tangannya saling bertautan. Kakinya yang berbalut sandal rumah berbulu ia mainkan di bawah sana.
Ia tak bisa berbuat sesuatu.
Kepalanya ia tundukkan saat Jooheon sudah keluar dari kamar mandi.
"Kau bosan?" Tanya Jooheon dengan tersenyum.
Changkyun segera menatap Jooheon.
"T-tidak."
Iya.
Atau ia akan mendapatkan geraman Jooheon. Ia takut.
Changkyun itu takut sakit.
Ia akan takut dengan apapun yang membuatnya sakit.
Pernah ia jatuh dari sepeda kayuh nya dulu. Dan itu menyakitkan. Sejak itu ia harus berhati-hati lagi agar tak mendapatkan rasa sakit.
Jooheon yang berada dihadapan Changkyun segera mengangkat dagu Istrinya agar mendongak, menatapnya.
Tersenyum tipis. Ia mengecup kening Changkyun.
"Kita keluar."
"K-kemana?" Sebaik apapun Jooheon. Itu tak akan mengurangi rasa takut Changkyun terhadapnya.
"Jalan-jalan. Kemana pun yang kau mau."
"S-sungguh?" Changkyun sedikit berbinar. Mendapati Jooheon mengajaknya keluar adalah keajaiban baginya.
"Ya tentu. Aku selalu menepati ucapan ku."
"B-boleh aku pulang?" Cicit Changkyun.
Ia masih lah berharap agar Jooheon memulangkan dirinya. Ia ingin kehidupan normalnya kembali.
"Kau milik ku. Kau akan selalu berada ada di sisi ku sayang, jadi katakan tidak untuk pulang." Jooheon mengusap pipi Changkyun, tak suka sebenarnya dengan apa yang diucapkan istri cantiknya.
Kulit Changkyun kini putih pucat. Akibat lama tak terkena matahari.
Rambutnya hitam legam dan sedikit panjang.
Bibirnya yang tipis memiliki warna alami merah merekah.
Bahkan Jooheon tak akan mau membandingkan Changkyun dengan sebuah berlian berharga.
Changkyun tak akan pernah sebanding dengan itu. Changkyun lebih berharga dari apapun.
"B-baiklah."
Jooheon segera melumat bibir Changkyun dengan begitu lembut.
"Pelayan akan menyiapkan baju."
.
Changkyun tak pernah tau ia akan terlihat seperti seorang bangsawan.
Dengan baju kemeja satin berwarna krem. Celana bahan putih. Dan sebuah jubah berat berwarna putih membalut tubuhnya. Di kerah jubah tersebut dihiasi bulu-bulu halus yang lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND ; JOOKYUN [END]
FanfictionChangkyun dinikahi saat ia tidur. LEE JOOHEON X IM CHANGKYUN WARNING!!. BOYXBOY AREA.