1One1

62.4K 4.7K 675
                                    

Changkyun tak bisa tidur. Tapi Pria disampingnya sudah tertidur dengan pulas.

Dengan pelan Changkyun mengangkat tangan besar laki-laki itu dari perutnya, laki-laki yang mengaku sudah menikahinya.

Kemudian ia bangkit dan menyibak selimut. Menatap pergelangan kakinya yang masih ter-rantai.

"Tidak mau lepas hikss..." Changkyun menangis karena ia sangat takut. Ia berusaha melepaskan rantai tersebut namun sia-sia.

"Sayang kau membutuhkan kunci untuk melepaskannya."Jooheon entah sejak kapan bangun dan kini duduk dengan menatap Changkyun, lantas menyenderkan punggungnya di kepala ranjang.

"Mau pulang hikss. Tidak suka di sini." Cicit Changkyun dengan takut.

"Kau suka di tempat kumuh seperti itu?" Jooheon menggeram tak suka.

"I-iya hiks.."

"Baik." Jooheon mengambil ponselnya. Menelfon seseorang.

"Bakar apartemen yang berada di daerah XX." Katanya dengan dingin.

Changkyun yang mendengarnya segera menggeleng ribut.

"Jangan hikss.. jangan dibakar." Bukan hanya dirinya yang akan kehilangan huniannya. Tetapi penghuni yang lain juga akan kehilangan.

"Tuan jangan dibakar hikss..kasihan mereka nanti tak memiliki rumah lagi. Jangan di bakar."

Jooheon menyeringai. Mendekati Changkyun dan mengapit rahangnya.

"Akan aku batalkan jika kau tidak menyebut rumah kumuh itu. Permata ku tak pantas hidup dilingkungan seperti itu."

"B-baik hikss..aku tak mau pulang lagi hikss..." Changkyun mengangguk dengan linangan air mata.

Jooheon tersenyum senang dan segera menjilat air mata Changkyun.

"Sekarang tidurlah. Kau harus tidur yang cukup." Jooheon membawa tubuh Changkyun kedalam pelukannya. Menepuk pelan punggung sempit istrinya.

Apa Jooheon benar-benar akan menepati perkataannya?. Tentu tidak. Bahkan sekarang para penghuni apartemen tempat tinggal Changkyun tengah panik dengan kobaran api yang tiba-tiba muncul.

"Permata ku tak boleh tinggal di tempat kotor itu." Jooheon segera menutup matanya saat menyadari nafas Changkyun yang teratur. Yang artinya Istrinya sudah tidur.

.

Changkyun mengerjapkan matanya. Pemandangan pertama adalah Jooheon yang tengah tersenyum.

"Selamat pagi sayang." Jooheon menyapa.

"Enggg~" Changkyun mengucek matanya.

Dan itu membuat Jooheon menahan gemas pada Changkyun.

"Saat aku mengucapkan selamat pagi kau harus menjawab nya hm? Aku tak suka di abaikan." Jooheon mengelus pipi Changkyun.

"Se-selamat pagi." Bagaimana pun juga Changkyun masihlah takut terhadap Jooheon.

"Anak baik." Jooheon mengacak surai Changkyun.

"Sekarang mandilah. Pelayan sudah menunggu." Perintah Jooheon. Dan Changkyun sadar, bahwa Jooheon telah rapi menggunakan setelan jas yang terlihat mahal.

Changkyun bangun. Tak ada lagi rantai yang mengikat kakinya.

"Jangan pernah berpikir untuk kabur. Karena rumah ku memiliki sistem keamanan. Jika kau kabur alat sensor bisa berbunyi dengan begitu nyaring."

Changkyun hanya mengangguk kaku. Kepalanya terus ia tundukkan. Tak berani menatap Jooheon.

"Pergunakan mulut mu sayang. Kau tak bisu." Jooheon mengangkat dagu Changkyun.

"A-aku tak akan kabur. Changkyun akan disini."

Jooheon tersenyum lembut atas jawaban Istrinya kemudian mengecup kening Changkyun.

"Aku harap kau jadi anak baik selamanya."

Jooheon keluar. Beberapa pelayan masuk dan segera memandikan Changkyun.

Changkyun yang tak mengerti dengan alat mandi orang kaya hanya diam saja.

30 menit kemudian ia selesai. Memakai baju terbuat dari kain sutra yang amat lembut.

Jooheon yang melihat kedatangan Changkyun segera menghampirinya di beberapa anakkan tangga terakhir lalu menarik pinggang Changkyun hingga tubuhnya tak memiliki jarak dengan istrinya.

"Kau indah sayang. Kau cantik." Bisik Jooheon begitu sensual.

Changkyun bergidik geli. "J-jangan."

Jooheon segera membopong tubuh Changkyun ke ruang makan. Sudah ada makanan mewah yang tersaji.

Ia mendudukkan Changkyun. Dan mengambil kan steak daging sapi terbaik untuk istrinya.

"Tu-tuan?" Kata Changkyun.

"Aku suamimu, jangan panggil seperti itu."

"H-hyung... a-aku mau pergi. Aku mau mengambil beberapa barang ku." Cicit Changkyun.

Jooheon memotong steak Changkyun.

"Makanlah."

"A-apa aku boleh pergi?"

Jooheon menggeram. Ia tak suka Changkyun menginjakkan kakinya disana.

"Tidak."

"Tapi aku.....

"Changkyun! Sekarang makan!"

"Hikss..." Changkyun mengambil sepotong daging yang sudah diiris Jooheon. Memakannya dengan terisak.

Melihat itu membuat Jooheon emosi dan segera mengambil piring Changkyun kemudian ia lemparkan pada lantai.

PRANGG!

"MASAKAN KALIAN TAK ENAK! KALIAN MEMBUAT ISTRI KU MENANGIS!! ULANGI ATAU KU PECAT!"

.

.

tbc aja lah.....

Ano. Maaf disini Changkyun kubuat cengeng
༎ຶ‿༎ຶ

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang