15Fifteen15

36.9K 3K 202
                                    

Changkyun sampai pada area apartemennya dulu, dan heran ketika yang di dapati sebuah bangunan  setengah jadi menjulang.

"Apa aku salah alamat?" Gumamnya.

Ia yakin, ini adalah tempat apartemennya dulu. Bangunan bertingkat tiga yang usang.

"Ngaaa~ hikkkk~ hikk"

Changkyun segera menatap anaknya yang merengek hendak menangis, dan benar saja, tidak lama kemudian Ryuu menangis dengan kencang.

"Uhhhh~ shuuuu~ shuuu~ Ryuu kedinginan? Maaf, sepertinya Ibu tersesat."

Changkyun setengah menggoyangkan tubuhnya untuk menenangkan Ryuu, tapi Ryuu tidak mau diam. Tangisannya semakin kencang.

Melihat Ryuu yang tidak mau diam, Changkyun hendak menangis juga rasanya. Ia tak tau harus kemana lagi.

Hendak kembali?

Tentu tidak,

Jika ia kembali, maka sama saja ia akan berpisah dengan Ryuu.

Kemudian Changkyun berjalan menjauhi kawasan bangunan itu, dan mencari tempat yang bisa ia singgahi sementara.

.

Dini hari Jooheon selesai mengurus surat pelelangan bayinya. Dan kini ia pulang ke rumah sakit.

Ia melangkah menuju ruangan VIP Changkyun, dan segera masuk. Dahinya mengernyit heran ketika ruangan luas itu kosong.

Dan keluar lagi dengan langkah lebar. Kemudian menarik kerah kemeja pengawal yang menjaga di depan ruangan itu.

"Ada dimana Istri ku?" Katanya dengan menahan amarah.

"Tu–tuan? Tentunya Nyonya berada didalam."

"Didalam katamu?! Sekarang ikut aku masuk dan lihatlah?! Apa aku buta?! Apa kau buta?!"

Dan Jooheon memberikan pukulan telak untuk kedua pengawal itu. Mengusap rambutnya kasar, Jooheon kembali ke bawah.

Masuk pada mobil setelah pengawal yang mengikutinya membukakan pintu untuknya.

"Cek cctv rumah sakit." Perintahnya.

.

Changkyun terbangun dan tersenyum kecil ketika melihat malaikat kecilnya masih terlelap.

Meskipun tubuhnya terasa keram karena ia tidur dengan posisi duduk dan memangku Ryuu, ia senang bisa mendapati anaknya baik-baik saja.

Setelah lelah berkeliling, semalam ia memutuskan untuk masuk pada bangunan kosong dan mencari alas untuk ia pakai. Beruntungnya, bangunan tersebut terkena cahaya remang dari lampu-lampu kota, jadi Changkyun masih bisa melihat sekitar lingkungannya.

Mata anaknya perlahan membuka dan mengerjap. Memandang lurus kedepan yang mana tatapan itu tertuju pada Ibunya.

"Selamat pagi Ryuu." Sapa Changkyun dan mengecup dahi sempit sang anak.

Changkyun senang menatap mata Ryuu, meskipun ia yakin Ryuu belum bisa menatap dengan jelas. Tapi ia lebih yakin, Ryuu paham dengan siapa ia sekarang.

Bibir Ryuu bergerak-gerak, dan tubuhnya sedikit menggeliat.

Changkyun yang paham segera membuka kancing baju pasiennya.

Dan segera mengarahkan putingnya pada bibir mungil Ryuu. Anaknya segera menyesap, dan tak lama,

Sesuatu yang hangat Changkyun rasakan, oh! Rupanya, Ryuu buang air kecil.

"Lalu Ibu mencari ganti kemana?" Changkyun mengusap kepala anaknya dengan lembut.

Bukan hanya Ryuu yang butuh ganti, tapi ia juga membutuhkan baju ganti.

Setelah beberapa saat, Ryuu melepaskan puting Ibunya, dan menangis keras. Ia tak nyaman dengan kain basah yang melekat padanya.

"Shutttt~ jangan menangis Ibu mohon, shuuu~shuuu" Changkyun berdiri dan menggerakkan tubuhnya agar Ryuu tenang.

Karena Ryuu tak kunjung diam, Changkyun memutuskan untuk keluar dari bangunan itu, dan sebisa mungkin ia harus mendapatkan kain ganti untuk Ryuu.

Ia berjalan di trotoar jalan, dan tetap memenangkan Ryuu yang sudah mulai tenang.

Dan Changkyun tak menyadari, beberapa mobil sudah berhenti di pinggir jalan. Berada di depan dan belakang.

Changkyun hanya berfokus pada Ryuu dan sesekali melihat jalan. Dan benar-benar tidak menyadari jika,

Jika suaminya ada dihadapannya.

"Sayang?"

Secepat mungkin Changkyun mencari sumber suara, dan tepat dihadapannya. Ada sang suami menatapnya.

Changkyun perlahan mundur saat Jooheon mendekat padanya.

Dan menggeleng ribut, dengan air mata mengalir.

Apa ini hari terakhir ia bersama Ryuu?

"Jangan ambil anakku hiksss... jangan ambil... jangan pisahkan aku dengan anakku hiksss..."

Jooheon menghela nafas dan segera mempercepat langkahnya, dan kemudian menarik Changkyun dengan lembut untuk ia peluk, tidak terlalu erat karena ada bayi kecil disana.

"Sudah cukup bermain petak umpetnya. Kita pulang."

.

.

tbc.....aja lah

Btw, sleeping beauty nya gak jadi di up:)

Karena, Misz akan fokus sama beberapa cerita selingan

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang