Setelah Changkyun memakan sarapannya yang baru, Jooheon segera pergi bekerja.
Changkyun sendiri memilih untuk kembali ke kamarnya. Duduk di samping jendela yang memiliki sofa yang begitu lembut.
"Ini nyaman sekali." Gumam Changkyun. Tangannya ia bawa untuk mengelus sofa tersebut.
Lalu ia memandang keluar jendela. Beberapa orang sibuk dihalaman depan. Biasanya ia akan menjadi salah satu diantara orang-orang sibuk tersebut.
"Changkyun harus apa?" Ia menggigit jari telunjuk nya. Ia bosan.
Matanya melirik sana sini, untuk mencari hal menarik. Hingga pandangannya jatuh pada buku di nakas. Ia mengambilnya dan kembali duduk.
Membuka lembar demi lembar buku tersebut. Hingga waktu menunjukkan pukul 11 siang.
Saat matanya terasa pegal. Ia mengalihkan pandangannya kembali ke bawah. Tak sengaja ia melihat kelinci putih bersih sedang bermain di taman depan rumah Jooheon.
Matanya berbinar dan segera berlari keluar. Menuruni anak tangga dengan berlari.
"Tuan Muda anda mau kemana?" Beberapa pelayan panik melihat Changkyun. Ikut berlari demi menyusul Tuan Muda mereka.
Hingga Changkyun keluar dari pintu besar rumah Jooheon. Suara sirine memekakkan telinga siapa saja. Tentu membuat Changkyun terkejut.
Lalu ia teringat apa kata Jooheon.
Ia kembali masuk. Dan menuju kamarnya.
Membuka kamar mandi. Mengunci pintu tersebut dan segera duduk di bathub. Ia memeluk kakinya sendiri.
"Changkyun takut hikss.."
Jooheon yang berada di rapat penting segera pergi, miliknya akan kabur.
Sampai di rumahnya. Ia bertanya pada pelayan.
Ia segera naik dan masuk pada kamarnya. Mengetuk pintu kamar mandi.
"Sayang? Aku tau kau didalam. Keluar lah."
Changkyun menggeleng ribut. Air matanya semakin mengalir.
"Tidak...tidak mau hikss..." Cicitnya.
"Sayang." Jooheon menggeram.
Tak lama bunyi tembakan mengejutkan Changkyun. Jooheon membuka pintu dengan cara menembak penguncinya.
Changkyun memandang Jooheon dengan ketakutan.
"Jangan hikss.. Jangan."
Jooheon tersenyum kecil. Dan menghampiri Changkyun di bathub.
Mengendong Changkyun kemudian. Membawanya ke lantai bawah.
Semua pelayan dan penjaga sudah disana.
Jooheon menurunkan Changkyun yang masih terisak.
"Katakan. Siapa yang mengajakmu untuk kabur hm?" Jooheon bertanya dengan tangan menghapus air mata Changkyun.
"T-tidak ada hikss... a-aku tidak kabur." Kata Changkyun dengan takut.
"Katakan saja hm..kau tunjuk saja orangnya. Dia..apa dia..atau dia?" Tanya Jooheon dengan menunjuk semua bawahannya.
"Ti-tidak ada hiks..." Tentu Changkyun tak akan menuduh siapapun. Karena ia keluar hanya ingin melihat kelinci.
'Dor'
"Akhhhh." Hanya sebuah rintihan kecil saat peluru panas itu menembus bahu kirinya.
Changkyun yang melihat itu, badannya semakin bergetar.
"Aku tau pasti dia yang mengajakmu kabur." Kata Jooheon dengan santai dan kembali menyimpan revolver nya.
"B-bukan hikss...bukan.."
Jooheon mengandeng Changkyun dan membawanya pada kamarnya.
Mendudukkan Changkyun di sisi ranjang.
Berjongkok didepan Istrinya. Menggenggam lembut tangan kecil Changkyun.
"Nah Changkyun. Seharusnya kau tau, sekali kau melangkah atau mencoba untuk kabur dari rumah ini, akan ada satu nyawa yang akan terancam karena dirimu."
"A-aku yang salah hikss.. k-kenapa kau menembaknya? hikss..ia tidak bersalah..aku yang salah..hikss.."
"Istri ku tidak pernah salah. Kau tau itu." Jooheon mengecup tangan tersebut.
"A-aku tidak kabur... a-aku hanya i-ingin melihat kelinci."
"Benar begitu?."
"I-iya."
"Baiklah. Nanti akan aku belikan kelinci sebanyak yang kau mau."
Jooheon bangkit dan mengecup kening Changkyun.
.
.
tbc.....aja lah.
Hayyyy!!!😆.
Aku dah pulang..yeyyy!!!😂...
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND ; JOOKYUN [END]
FanfictionChangkyun dinikahi saat ia tidur. LEE JOOHEON X IM CHANGKYUN WARNING!!. BOYXBOY AREA.