ClaRasya • 50

682 67 6
                                    

A/N : Maaf baru update:"

Semoga mengobati, jangan kesel dan bosen nunggu ya^^

Happy reading ❤️

▪️▪️▪️

"Woy Medusa, lepasin kita!" teriak Rasya.

"Mau lo apa sih? Kenapa lo ngelakuin ini, hah?!" lanjut Gian.

Layla diam saja, suara isakan tangisnya terdengar.

"Gue salah ngomong ya?" bisik Rasya, Gian mengendikkan bahunya karena dia juga tidak tahu. "Jangan nangis dong, kan gue ngakak jadinya."

"Rasya!" kata Clara memperingati. Kenapa sih orang bernama Rasya itu tidak pernah bisa serius?

"Canda, Ra."

Clara menggelengkan kepalanya, sepertinya orang sakit jiwa saja kalah gilanya dengan Rasya.

Tangis Layla makin terdengar jelas, dia tak henti-hentinya menyebutkan nama sang Papa. Clara melirik pada Anka, Mamanya juga menangis dengan tatapan tertuju pada Layla.

"Kenapa..." gumam Layla. "Kenapa harus Papa yang pergi? Kenapa Papa ninggalin aku?"

"Pasti gara-gara dia kan, Pa?" Layla menunjuk tepat pada Anka. "Dia pembunuh, Pa. Dia yang buat Papa pergi, hiks."

"Layla," panggil Anka. "Maafkan tante, tolong–"

"DIAM!" Layla menjerit histeris. "KAMU PEMBUNUH! KAMU BUNUH PAPA AKU! KAMU!"

Sedetik kemudian tangisnya reda berganti dengan suara kekehan kecil, "Gara-gara kamu, aku sendirian. Gara-gara kamu, aku menderita! Aku gak punya siapa-siapa setelah kamu bunuh Papa!"

"Haha, tapi tenang aja, semuanya akan jadi Boomerang untuk kamu! Dan dengan senang hati, penderitaan kamu sebentar lagi dimulai!" lanjutnya.

Layla berjalan mendekati Clara, tiap langkahnya membuat Clara mendadak takut. "Clara, kamu sakit? Kamu keringetan, pasti karena haus kan? Mau minum?" tawar nya seraya mengeluarkan sebotol minuman lalu menyerahkannya pada Clara.

"Ah iya, aku lupa! Tangan kamu kan aku ikat, biar gampang aku bantuin ya?"

"ENGGAK! JANGAN LAYLA, SAYA MOHON JANGAN!" teriak Anka.

Clara berusaha berontak tak menerima tegukan itu, tapi Layla malah menarik rahangnya dan dengan mudah membuka mulutnya.

"Minum yang banyak,"

Layla tersenyum puas saat Clara benar-benar meneguknya, tawanya tiba-tiba terhenti saat melihat salah seorang dari mereka berhasil membebaskan diri. Kiko.

"Sial! Kok bisa sih?"

Kiko tak menyadari dirinya tertangkap basah sedang membukakan tali yang mengikat Rasya.

"Lepasin buruan, Ko."

"Iya, sabar." Dan, berhasil. Tangan Rasya terlepas.

"Kurang ajar!" Layla segera berteriak menyuruh anak buahnya untuk masuk namun tak ada satupun yang menghampirinya. "Mereka kemana sih?"

"Nyari siapa sih, neng?" tanya Reyhan saat dirinya berhasil bebas.

"Layla, semua perbuatan lo itu sia-sia." Gian ikut beranjak. Dan satu persatu dari mereka terbebas tanpa tali yang mengikat.

"Gak, ini gak mungkin! Gak boleh kaya gini, kenapa kalian bisa bebas?!" teriak Layla histeris.

"Elo!" Layla menunjuk Anka, "pasti gara-gara lo kan? Ini semua gara-gara lo!"

ClaRasya | Komplit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang