A/N : Udah lama gak nyapa di lapak ini hehe, aku baru bisa update. Btw, Happy reading ❤️
Now Playing : Tentang Rindu – Virzha
▪️▪️▪️
Dulu kita pernah tertawa,
bahkan berbagi senja sepiring berdua. Dulu kita pernah merdu di telinga,
namun kini ia hanya sebatas kata.▪️▪️▪️
Rasya mengendap-endap masuk ke dalam kelasnya. Hari ini dia terlambat karena Bundanya pergi pagi buta dan lupa membangunkannya, dan yang paling membuat Rasya kesal adalah Rasti dengan sengaja menyembunyikan kunci motornya, parahnya lagi Rasti juga mematikan alarm yang sengaja Rasya pasang setiap paginya. Menyebalkan!
Padahal biasanya Rasya yang selalu membangunkan gadis kebo itu, tapi rupanya Rasti ingin balas dendam padanya karena semalam Rasya tidak sengaja menjatuhkan brownies pemberian dari Reyhan, padahal niat awalnya Rasya cuma pengen nyobain doang.
Untung saja kakak menyebalkan nya itu tidak tinggal lagi serumah dengannya, dia pindah ke Bandung kemarin malam karena memang sengaja kuliah disana.
"MASYAALLAH, RASYA!" pekik Gibran si biang onar kelas. "Tega-teganya maneh membuat hamba kaget!"
"Najis lu, Gib!" Rasya tanpa sengaja menggeplak kepala Gibran, sedikit pelan sih, lebih tepatnya banyak kerasnya. "Aman?" tanya Rasya pada Reyhan, sementara yang ditanya hanya mengangguk dan mengacungkan jempolnya pertanda suasana kelas aman.
Baguslah, Rasya selalu was-was dengan hari Selasa karena hari ini Bu Indah mengajar di kelasnya. Rasya kira setelah kelas XII dia tidak akan bertemu dengan Bu Indah lagi, tapi dia salah besar. Bu Indah kembali mengajar Seni budaya di kelas XII menggantikan guru lama yang sebentar lagi pensiun. Malangnya nasib, satu tahun kedepan Rasya harus siap tahan mental.
Rasya menghembus nafas lega. Syukurlah! Melihat Reyhan yang tengah bermain poker bersama Jeffry dan Gibran, setidaknya guru belum masuk. Yang lainnya masih sibuk dengan kelasnya masing-masing karena sekarang mereka beda kelas, terkecuali Jeffry yang bebas uring-uringan kemana saja.
"Aa' Rasya, hayu sini kita main poker bersama." ajak Gibran.
"Kirmin!" ketus Rasya.
Reyhan mengendikkan bahunya acuh, sementara Jeffry masih setia pada kartunya, sesekali berbuat curang dengan menukar kartu.
"Ah, curang maneh, Jeff!" Gibran menggebrak meja tak terima, bisa-bisanya dia kalah tiga kali dalam waktu setengah jam, pasti ada yang tidak beres.
"Curang darimana nya? Lu nya aja yang kaga bisa main!"
Gibran menghela nafas lalu mendudukkan kembali bokongnya. Sambil mengangkat tangannya Gibran berkata, "kenapa? Kenapa aing mah selalu kalah? Kenapa dunia ini tidak adil Ya Allah? Hamba sudah ikhlaskan Abi, jangan kau ambil pula neng Diba."
KAMU SEDANG MEMBACA
ClaRasya | Komplit✓
Fiksi Remaja"Harus banget ya, lo itu tau tentang hidup gue?" "Harus banget ya gue bilang berkali-kali, kalo semua yang menyangkut lo itu penting buat gue!" ▪️▪️▪️ Started : 1 Agustus 2020 Finished : 1 Maret 2021 © Suciyntnvi 2020 [REVISI] Kalo ada typo, bantu...