A/N : Happy reading ❤️
▪️▪️▪️
Sudah hampir subuh, tapi belum ada tanda-tanda respon dari Clara. Rasya melirik temannya satu persatu, seperti tidak terjadi apa-apa, mereka malah pulas tertidur.
"Minum dulu," Gian menyodorkan sebotol air mineral pada Rasya, "cepetan ambil, entar keburu imsak!"
Rasya berdecak kesal lalu merampas paksa, memangnya Gian pikir dia sedang sahur?
"Sekarang gimana?" ujar Rasya putus asa, "gak mungkin kita nunggu lagi, kan?"
Baru saja Gian akan berbicara, tapi Reyhan lebih dulu menyela ucapannya. "Kita masuk sekarang, semuanya berjalan sesuai rencana ya?"
Mereka serempak mengangguk, lalu berpencar menjadi beberapa bagian.
"Lo siap kan, Jep?" tanya Gibran, Jeffry mantap mengangguk dan mengacungkan jempolnya. "Awas aja kalo lo ngacir ninggalin urang!"
Jeffry mendengus kesal mendengarnya, "yakali, gue kan solid."
"Kumaha maneh we lah!"
"Doakan kita mina," kata Jeffry.
"Maneh naksir sama si Mina anaknya teh Tati kang batagor?" Gibran menggeleng tak percaya. "Emang imut sih, tapi-"
"Sembarangan lu ye! Yakali gue pacarin bocah paud! Mina itu bahasa Jepang, artinya teman, gitu aja kok gak understand!"
"Biasa aja kali! Tong ngegas kitu atuh Bagong-"
"Udah woy!" Rasya melerai. "Kok malah pada ribut sih? Kalo satpam nya denger gimana?"
"Dengerin tuh, Jep! Jangan rusuh jadi orang!"
"Kok gue sih?"
"Berisik bangsul!" ketus Kiko.
"Kebodohan lo jangan dipasang pipa rucika dong, Jep. Kan jatohnya jadi mengalir sampai jauh."
"Cukup Rhoma cukup! Aku tidak tahan dengan penistaan ini!" Jeffry memegang dadanya, menirukan suara film yang kerap kali Maminya tonton.
"Bukan temen gue," kata Gian.
"Nemu di tukang loak," timpal Reyhan.
"Sabar ya, Jep. Penderitaan lo memang patut diacungi jempol," kata Nata.
"Duain aja," kata Kiko.
"Buruan, Jep!" Gibran menarik lengan Jeffry untuk mengikutinya. "Kita duluan ya,"
Rasya mengangguk singkat, merasakan ponselnya bergetar Rasya segera memeriksakannya.
"Clara chat gue, dia dilantai dua."
▪️▪️▪️
Clara mengerjapkan matanya berkali-kali, tapi tetap saja semuanya terlihat gelap. Apa dia tertidur? Atau pingsan? Terakhir kali dia ingat saat dia bertemu Abigail, setelah itu, Clara tidak tau lagi.
"Mama!" Clara hampir saja melupakan Anka, niat awalnya kesini untuk menyelamatkan Mamanya.
Clara beringsut turun dari sofa tempatnya duduk, berjalan tak tau arah keluar dari ruangan gelap ini. Sudah hampir menjelang pagi, dan Clara melupakan teman-temannya diluar sana.
Clara meronggoh sakunya, mencari-cari ponselnya. Mengetikkan sebuah pesan pada Rasya, Clara memasukkan kembali ponselnya ke tempat semula.
"Gue harus keluar dari sini secepatnya," Clara bergegas keluar, memutar kenop pintu tapi tak kunjung terbuka. "Argh! Pasti dikunci dari luar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ClaRasya | Komplit✓
Novela Juvenil"Harus banget ya, lo itu tau tentang hidup gue?" "Harus banget ya gue bilang berkali-kali, kalo semua yang menyangkut lo itu penting buat gue!" ▪️▪️▪️ Started : 1 Agustus 2020 Finished : 1 Maret 2021 © Suciyntnvi 2020 [REVISI] Kalo ada typo, bantu...