Assalamualaikum ^^
Sebelumnya aku mau ngucapin happy new year 🎉🎉🎆🎆
Semoga suka yak sama cerita ini ^^Jangan lupa vote dan komennya juga!
Hargai setiap karya orang lain ^^Happy reading 💜
-
-
"Oh my God Brian" pekik Friska yang tidak terima melihat keadaan Brian yang babak belur.
"Lo Gapapa kan Brian? " tanya Friska seraya menyentuh sudut bibir brian dengan khawatir.
"Gue gapapa," jawab Brian menepis tangan Friska kemudian pergi meninggalkan kelas.
Keynara hendak menyusul Brian. Namun sebelum menyusulnya, Friska melihat kearah Keynara dengan tatapan tajam.
Entah hal apa yang akan dilakukan Friska. Keynara hanya menundukkan wajahnya.
Friska berjalan menuju kearah Keynara. Dengan gerakan cepat, ia menjambak rambut keynara dengan kuat.
"Mau lo apa hah? lo mau jadi pahlawan kesiangan?" pekik Friska dengan suara tinggi yang membuat seisi kelas bisa mendengar.
Bruk!!
Friska mendorong tubuh Keynara, hingga membentur tembok.
Keynara tidak berkutik. Ia tidak bisa berbicara apapun, meskipun ia memiliki banyak kata-kata untuk membalas ucapan Friska. Tapi, karena ia seorang tunawicara ia hanya bisa diam saja tanpa membalasnya.
Siapapun, tidak adakah yang bisa membantu Keynara? Yah tidak ada. Siapapun yang berani melawan Friska, maka sama saja mencari masalah dengannya.
Meskipun ia masih murid baru di sekolah itu, ia merupakan gadis yang cukup berkuasa di sekolahnya.
Friska yang sudah murka, tidak bisa membendung emosinya. Ia pun mengangkat tangannya untuk bersiap menampar keynara.
"Orang bisu kayak lo emang pantes dikasih pelajaran!"
Tangan Friska terhenti di udara. Pergelangan tangannya sakit di cekal oleh tangan yang lebih besar.
Seorang pria berperawakan tinggi dan tampan itu melempar kasar tangan Friska.
"Gue gamau ngotorin tangan gue, buat orang kayak lo." pria itu melotot tajam kearah Friska.
"Siapa lo? Oh gue tau, lo pacarnya kan? Kasih tau sama cewek lo. gausah jadi pahlawan kesiangan!"
"Lebih baik lo ngaca. Sepertinya, lo lebih buruk daripada dia," pria itu tersenyum dingin.
Pria itu menoleh kebelakang, dia menatap Keynara.
"Lo gapapa?" tanya pria itu lembut.
Keynara masih diam tak bergeming. Hanya menunduk Berusaha menahan tangisnya.
Pria itu menggenggam tangan Kyenara dengan erat.
"Gue peringatin lo sekarang. Kalau sampai hal ini terjadi lagi, gue gak akan segan-segan buat hidup lo gak tenang." ancam pria itu dengan tegas.
Setelah itu, laki-laki itu menarik tangan Keynara. Melewati Friska. Membawa keynara pergi dari kelasnya.
***
Pria itu membawa keynara. Hingga sampai di sebuah taman kecil yang terletak di belakang halaman sekolah.
"Duduk," ujarnya singkat
Keynara menurut perintah pria tersebut.
"Lain kali, orang kayak gitu tuh seharusnya lo lawan!"
"Orang kalo di diemin bakal makin ngelunjak!"
Pria itu mengomel kepada Keynara.
Keynara tidak mendengarkan apa yang pria itu ucapkan. Ia masih cukup syok.
Keynara menggigit kuku tangannya. Kebiasaannya ketika sedang ketakutan. Keynara memang cukup takut akan kejadian yang baru saja terjadi padanya.
Air mata yang sedari tadi ia bendung, kini sudah tidak dapat ia bendung. Air matanya jatuh begitu saja.
Pria itu berhenti mengomel.
Melihat Keynara yang sedang menangis, pria itu kemudian mengulurkan saputangannya. Memberikannya kepada Keynara.
Keynara yang melihatnya refleks menerima saputangan yang diberikan oleh pria itu.
Seketika suasana menjadi hening. Keynara menatap ke arah wajah pria itu. Keynara tampak tidak asing dengan wajahnya.
Jika dilihat-lihat, wajahnya seperti ... Ah tidak. keynara tercengang, Setelah dilihat dengan detail, ia teringat bahwa Pria itu adalah pria yang menyebalkan saat pertamakali bertemu dengannya di angkot.
Entah ini kebetulan atau apa, Keynara nampak tidak nyaman bertemu dengannya.
Jantungnya berdegup kencang ketika semakin melihatnya.
Perasaan aneh macam apa ini. Sebelumnya, ia tidak pernah merasakan hal seperti ini.
Keynara segera menulis dibuku kecilnya. Kemudian merobeknya lalu menaruhnya di tangan pria tersebut.
"Terimakasih," tulisnya dengan cepat di buku kecil.
Keynara segera berlari. bak bagaikan seperti melihat hantu di siang bolong. Ingin segera pergi begitu saja.
Pria itu menyeringai. Melihat Tingkah Keynara yang aneh. Tak biasanya, wanita yang pada saat bersamanya seperti itu.
"Manis," ujar pria itu dengan senyum manis, ketika melihat kepergian Keynara.
*****
TBC ^^
Sekali lagi jangan lupa votmen nya yak!!
Kalau bisa follow juga :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Keynara
Teen FictionKeynara. Gadis lugu, berparas manis. Tak luput dari itu, gadis tersebut mempunyai kelainan, dia seorang tunawicara. Namun, kekurangannya tidak pernah ia jadikan penghalang untuk meraih impiannya. Dia kerap kali di bully oleh temannya, diperlakukan...