32. perjuangan

196 34 6
                                    

"Lo kenapa bengong? Ada masalah?"

"Gue udah sering bilang key. Kalo ada apa-apa tuh ngomong ke gue."

Brian bertanya kepada Keynara, walaupun pertanyaannya itu hanya di jawab Keynara dengan menggelengkan kepalanya. Mengisyaratkan bahwa Keynara tidak ingin bercerita apapun terhadap Brian.

Keynara meraih notebook kecilnya. Kemudian ia mulai menuliskan sesuatu di sana.
"Brian pernah suka sama seseorang gak?" Tulis Keynara dalam notebook tersebut.

Brian langsung membacanya, kemudian menjawabnya.

"Pernah, bahkan orangnya ada di sini." Jawab Brian.

"Siapa?" tanya Keynara dengan melihat sekelilingnya. Namun, yang ia lihat hanya pak Agus guru olahraga.

"Brian suka pak Agus?" ucap Keynara dengan gerakan tangan.

"Lo pikir gue gay?"

Keynara tersenyum melihat ekspresi wajah Brian yang lucu.

"Lo lagi suka sama seseorang?" tanya Brian kepada Keynara.

"Eh, gak!"  Keynara mengelak dengan menggelengkan kepalanya.

"Meskipun lo mencoba mengelak, lo gak bisa bohongin gue key. bahkan gue tau orang yang lo suka key," batin Brian.

"Saran gue sih, kalo lo suka ya ungkapin." ucap  Brian menyarankan.

Hening tidak ada percakapan antara mereka berdua lagi, tiba-tiba saja Brian merebut susu coklat Keynara saat Keynara sedang lengah.

Keynara yang sedang tidak fokus itu langsung saja terkejut karena susu coklatnya direbut Brian.

"Brian! Balikin." ucap Keynara dengan pengucapan yang tidak jelas.

Brian berdiri, kemudian meminum susu coklat tersebut. Tidak tinggal diam, Keynara pun ikut berdiri, tidak rela susu coklat kesayangan itu di curi terang-terangan oleh Brian.

Sayangnya, tubuh Keynara yang pendek dan mungil tersebut, tidak bisa mencapai tubuh tinggi Brian.

"Makanya, Tumbuh tuh keatas bukan kesamping!"

"Ayok pulang! Jangan kebanyakan ngelamun." ucap Brian dengan menarik tas sekolah yang Keynara pakai.

Seluruh mata tertuju pada apa yang brian lakukan. Terutama para cewek-cewek yang notabenenya tidak suka terhadap Keynara.

"Woy lah itu si Brian senyum kayak gitu, manisnya kagak nahan!"

"Tapi Gue gak nyangka! Brian yang judes. kalo senyum, manisnya gak ketulungan."

"Baru kali ini gue liat si cowok es itu senyum."

"Beruntung banget si bisu, bisa liat jarak dekat senyum Brian."ⁿ

Brian mengabaikan omongan sekumpulan orang yang menggunjingnya saat ini. Ia Hanya merasakan bahagia saat berada dengan gadis yang sedang berada disampingnya ini.

Langsung saja, Brian mulai mengantarkan Keynara pulang, sekaligus menemani Keynara untuk melihat kondisi ayahnya di rumah sakit.

Sementara itu, disisi lain, Rafa tengah sibuk mencari Keynara. Mulai dari kelas, sampai kantin ia telusuri. Ah sial. Mungkin gadis itu sudah pulang.

Kakinya berjalan menuju parkiran, untuk beranjak pulang. Rafa mulai melajukan mobilnya. Perasaannya saat ini, benar-benar sedang dilanda kegelisahan. Ia sangat-sangat merasa bersalah. Namun, ia tidak bisa menolak permintaan Aldo yang sudah anggap seperti adiknya sendiri.

Brumm..brummm

Terlihat Keynara yang sedang diboncengi oleh Brian. Buru-buru Rafa mengikuti mereka. Hingga sampailah ia di depan sebuah rumah sakit.

"Tunggu gue key," ucap Rafa dalam hati, seraya mengikuti Keynara dan Brian secara diam-diam.

Sayang sekali, ia tidak bisa mengikuti Keynara sampai masuk kedalam ruangan.

"Bagaimana dengan keadaannya sekarang Dok?" Brian bertanya kepada dokter.

"kondisinya semakin kritis. Benturan keras di kepala ayahnya itu membuat darah semakin menyebar ke dalam otaknya," kata dokter tersebut menjelaskan.

Tubuh Keynara lemas mendengar apa yang dikatakan oleh dokter tersebut.

Brian mencoba menenangkan Keynara.

"Lo tenang aja, gue bakal usahin, semuanya bakalan baik-baik aja." ujar Brian sedikit membuat kecemasan Keynara hilang.

"Gak ada cara lain lagi. Malam ini, terpaksa gue harus lakuin itu!" ucap Brian dalam hati.

Sementara Rafa, ia hanya memandang dibalik kaca. Melihat Keynara yang menangis memeluk ayahnya.

"Lo bener bener cewek hebat key." Rafa pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.

Kembali lagi kepada Brian dan Keynara, Brian begitu kasihan terhadap musibah yang menimpanya.

Tidak ada cara lain, selain cara itu. Balap liar. Brian sudah enggan dengan hal yang berbaur seperti itu. Namun, apa boleh buat. Untuk menyelamatkan ayahnya Keynara, dan mengembalikan senyum gadis yang ia cintai.

"Gue pulang dulu ya key, bokap telpon," ucap Brian berbohong.

Keynara Hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Dalam hatinya, ia sedang butuh sosok disampingnya yang menguatkannya saat ini. Nsmun, ia tidak boleh egois. Karena, orang tuanya Brian juga pasti mengkhawatirkannya.

"Lo jaga diri baik-baik yah! Nanti malem gue balik lagi kok. Tenang aja gue bakal selalu ada disini ngedukung lo!" ujar Brian kemudian pergi meninggalkan rumah sakit.

****

Brian menampakkan kakinya di tengah kebisingan malam.ia hanya mengangkat bahu acuh lalu berjalan melangkahkan kakinya kepada salah satu teman balapnya yang ia kenal.

"Gimana? Ada gak?" ujar Brian terhadap Dirga temannya.

Dirga memandang Brian secara intens. Ia tidak percaya, bahwa Brian akan kembali ke dunia liar seperti ini.

"Ada tapi kali ini musuh bebuyutan lo,"

Musuh bebuyutan? Siapa lagi kalau bukan Satria. Musuhnya itu memang terkenal akan tingkat kehebatannya dalam dunia balapan. Tapi sayang, ia selalu di kalahkan oleh Brian.

Satria menghampiri Brian, tersenyum tipis. "Lo mau taruhin apa?" tanya Brian datar.

Satria tersenyum licik. "Gue bakal kasih motor sport yang baru gue beli hari tadi pagi. Plus apapun yang lo minta gue bakal Kabulin. Itu kalo lo menang. Tapi kalo gue yang menang, lo harus serahin motor lo itu dan harus ngikutin apa yang gue suruh. Gimana?" ujarnya lantang dengan menantang.

"Deall"

🍎_________________________________________🍎

To be continued 🍎
Jangan lupa vote dan komen!

Keynara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang