27. Mimpi itu lagi!

163 34 0
                                    

Assalamu'alaikum ^^
Selamat malam. Mohon maaf sebelumnya, aku baru post. Bukannya niat mau ngeganggu reader :( serius gak gitu. Tapi ada sedikit kendala, yang cukup wah. Sekali lagi mohon maaf.

Jangan lupa votment nya 😪
Mohon doa nya semoga diberikan kesehatan buat lanjutin cerita ini.
Amiin yarobbal alaminn^^

Happy reading 💜
______________________________________

Keynara bangun sedikit terlambat hari ini. ia bangun pukul 07.00. sebenarnya, alarm Keynara sudah berdering sejak dari subuh. Namun, Keynara tidak mendengarnya. Karena saking ngantuknya ia Efek dari semalam. Keynara tidak bisa tidur hingga larut malam. Untungnya saja, hari ini sekolahnya libur. Jadi ia tidak akan terlambat ke sekolah.

Perkataan ayahnya membuat Keynara bimbang. Bukannya tidak mau, ia merasa bahwa ia tidak perlu menjalani operasi. Karena Keynara pikir, baginya, kekurangannya itu, bukan menjadi masalah yang besar untuknya.

Keynara bangkit dari tidurnya, menuju ke kamar mandinya untuk membersihkan diri. Setelah selesai, ia langsung berganti pakaiannya. Keynara berjalan kearah dapur. Kemudian, ia disambut dengan ayahnya yang sedang menyiapkan makanan untuk Keynara. Hari inipun, ayahnya libur dari pekerjaannya.

Sekarang, mereka pun duduk di meja makan, untuk sarapan.
Keynara mulai mengambil nasi di meja makan tersebut. Namun, sebelum mengambilnya, ayah Keynara sudah lebih dulu menaruh nasi di piringnya.

"Kali ini, biar ayah yang suapin kamu," ucap ayahnya dengan mengambil piring serta mendekatkan diri kepada Keynara.

Keynara hanya tersenyum. Kemudian, ayahnya mulai menyuapi Keynara. Bukannya manja. Keynara hanya merasa bahagia pada moment seperti ini.

Satu suapan telah masuk kedalam mulutnya. Nasi beserta sayur sup yang ayahnya buat benar-benar membuat Keynara jatuh cinta dengan rasanya. Sangat enak.

Ayah Keynara mengelus rambut Keynara. Kemudian menatapnya. gadis kecilnya itu, Kini telah tumbuh menjadi sosok remaja.
Ia telah merawatnya dengan penuh cinta dan membuat Keynara tidak pernah merasakan kekurangan sebuah kasih sayang.

Keynara menatap ayahnya, dengan terkejut melihat ayahnya meneteskan air matanya.
Keynara segera menghapus air mata ayahnya yang turun.

"Ayah kenapa? Maafin key, kalo key ngebuat ayah nangis." ucap Keynara dengan gerakan tangan seraya terus menghapus air mata ayahnya.

"Ayah, tidak apa-apa key, ayah hanya bangga memiliki putri sepertimu," ucap ayahnya Keynara.

Nyatanya, bukan karena itu saja ayahnya menangis. Ia hanya khawatir akan masa depan putrinya. jika suatu saat, Tuhan berkehendak lain kepadanya. Siapa yang akan menjaga putri semata wayangnya itu, nanti.

"Bukannya kamu harus pergi key?" ujar ayahnya secara tiba-tiba mengingatkan Keynara.

"Astaga, aku lupa ayah!"

Keynara segera bersiap-siap, untuk pergi mengunjungi suatu tempat.
Tempat dimana ia sudah jarang mendatanginya, karena aktivitas sekolahnya yang cukup menyibukkan harinya.

"Apa perlu ayah antar?" tanya ayahnya menawarkan untuk mengantar Keynara pergi.

"Eh, gapapa yah. Aku bisa pergi sendiri," jawab Keynara menolak ayahnya untuk mengantarnya pergi.

Keynara berpamitan kepada ayahnya, kemudian berjalan menuju keluar rumah.

"Key,"

beberapa langkah Keynara berjalan, Ayahnya Keynara memanggil Keynara dengan lemah lembut.

Keynara refleks menengok ke belakang saat ayahnya memanggilnya.

"Ayah mohon, sebaiknya, kamu pertimbangkan lagi keputusanmu itu key,"

Keynara terdiam, kemudian hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Kemudian pergi meninggalkan ayahnya.

°°°°°

Disisi lain, seorang pria tengah terbaring dalam tidurnya. Bak bagaikan sosok pangeran, yang begitu gagah walaupun sedang tertidur. ia tampak manis dengan tidurnya yang seperti itu.

Pria itu terbiasa tidur tanpa memakai bajunya. Bentuk tubuhnya yang atletis itu cukup menggoda mata para kaum hawa jika melihatnya.

Apalagi jika melihat otot perutnya. Istilah lain di kalangan publik itu disebut roti sobek. Ya, sosok pria itu adalah Brian Wijaya.

Ah, pria tampan itu memang sering membuat mata para kaum wanita khilaf.
Termasuk para reader ku juga mungkin akan khilaf hehe.

Kali ini, Brian tampak tengah gelisah dalam tidurnya. Sampai-sampai, ia terus-menerus mengigau memanggil nama ibunya.

Brian tersentak! Kemudian terbangun. Tetes-tetes air mengalir dari dahi ke pelupuk matanya. Bola matanya bergetar! Napas yang naik-turun membuat jantungnya berpacu dengan detik. Mimpi itu lagi ....

"A-Ayah-te- lah membunuh Bunda!"

Brian bangkit dari tempat tidurnya. Mengacak rambutnya frustasi. Hari ini, adalah hari dimana Brian mengenang sosok kematian ibunya.

Mimpi itu selalu datang mengingatkan
Dimana setiap perlakuan buruk yang ayahnya lakukan kepada ibunya Brian

Ayahnya Brian dulu kerap sering melakukan kekerasan dalam keluarga. Mulai dari menampar ibunya pun sudah menjadi hal biasa baginya. Hingga sampai berani membawa wanita lain yakni selingkuhan masuk kedalam rumah.

Apalah daya, dulu Brian hanyalah sosok anak kecil yang lugu dan polos. Ia dulu hanya sering mengintip apa yang ayahnya lakukan.

Flashback on

Brian kecil sedang duduk di tangga menangis karena keadaan ibunya yang sedang kritis. Sosok anak kecil yang tidak bisa melakukan apapun ia hanya berdoa bahwa Tuhan akan menyembuhkan ibunya.

Saat dirumah sakit, ia tidak pernah melihat ayahnya kembali. Terakhir, saat pertengkaran hebat yang membuat ibunya jatuh dari tangga.

Kemudian, saat tiba di rumah, terdengar seperti suara ayah dari bilik kamar. Niat hati, Brian hanya meminta ayahnya bertemu menemui ibunya yang tengah sakit. Tapi malah menemukan pemandangan yang membuat dadanya sesak melihat ayahnya.

Sosok ayahnya kali ini sedang asik bercinta. Sampai-sampai ia lupa tidak mengunci pintu kamarnya.

"Bagaimana bisa kamu secantik ini sekarang?"

Ayahnya Brian mencium bibir sosok wanita yang menjadi selingkuhannya itu, kemudian memeluknya.

"Mas..enghh."

Brian menutup pintunya dengan pelan. Tak sanggup melihat pemandangan didalam sana cukup membuat Brian sakit karena ibunya telah di khianati.

Bagi Brian, ayahnya adalah orang yang pertama kali menyakiti hatinya. Bahkan, kebencian terhadap ayahnya itu sudah mendarah daging dibenaknya.

Flashback off.

Kali ini, tolong katakan. Apakah laki-laki boleh menangis? Yah. Kali ini ia merasa lemah. Laki-laki pun juga bisa menangis. Jika kehilangan kebahagiaan dari sosok keluarga.

Tidak ingin berlarut-larut, Brian segera membersihkan dirinya. Sekaligus ingin rehat sejenak melupakan mimpi buruk yang membuat dadanya sesak.

Keynara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang