5. Awal mengenalmu

286 53 2
                                    

Assalamualaikum. sedikit cerita, biasanya aku selalu up cerita ini 2 hari sekali. Tapi, pas kemarin di daerah aku hujan, disertai angin kencang ngebuat pohon-pohon tumbang. Dan kena ke tiang listriknya. Terus mati lampu deh😭  udah 3 hari mati lampunya juga😢😢

Udah deh segitu aja curhatnya :v lagian pasti gada yang peduli :v

Happy reading 😘🌸
-

-

-

Brian memapah keynara dengan sangat hati-hati, tak ada sedikitpun obrolan diantara mereka. Brian sendiri ia hanya terdiam dan hanya fokus pada tujuannya untuk mengantarkan keynara ke ruang UKS. Dan keynara pun dia hanya merasakan sakit di lututnya.

Sampailah mereka didepan ruangan tersebut. Hanya terlihat  3 orang yang menunggu ruang UKS.

"Ayok, masuk,"

"Baik," ucap keynara menuruti.

"Lo duduk disini, tunggu bentar," titahnya.

Keynara hanya mengangguk mengiyakan dan Brian sendiri pergi entah kemana, dia hanya menyuruh keynara menunggu.

Seorang perempuan datang mengagetkan keynara dengan menepuk bahunya. Keynara sendiri terkejut saat perempuan itu datang.

"Maaf dek, biar kakak obatin lukanya yah," katanya kepada keynara dengan seulas senyum.

Keynara sendiri hanya membalas senyuman perempuan itu. Tampaknya perempuan itu adalah salah satu anggota PMR yang berjaga di ruang UKS.

Perempuan itu berjalan mengambil kotak obat.

Langkah perempuan itu kemudian terhenti, saat sosok laki-laki datang. Entah siapa, keynara tidak memperdulikannya.

Bahkan dia tidak melihat laki-laki tersebut. Dia hanya mengelus-elus lututnya yang kesakitan.

"Sorry, biar gue yang obatin lukanya dia," ucapnya kepada perempuan itu.

"Baik, yasudah obatnya. Kamu ambil di kotak itu," ucap perempuan petugas PMR seraya menunjukkan kotak obatnya.

"Oke, thank," ucapnya, seraya mengatakan terimakasih.

Perempuan itu kemudian menyingkir, dan laki-laki yang menggantikan petugas PMR tersebut berjalan mendekat menghampiri keynara.

Laki-laki tersebut kemudian menepuk bahu keynara. Lagi-lagi keynara dibuat kembali terkejut, bagaimana tidak, bukannya perempuan yang tadi yang menghampirinya lah yang akan mengobatinya. Tapi kini yang ia lihat sosok Brian dihadapannya. Brian membawa kotak obat beserta satu bungkus plastik yang entah keynara tidak ketahui isinya apa.

"Sini, biar gue yang obatin lukanya," ucapnya dengan singkat dan wajah datar.

Keynara hanya pasrah saja, lalu mendekatkan lututnya kearah Brian untuk diobati.
Brian terkejut dalam hati, nampak lututnya keynara yang lebam membiru, serta sedikit darah bekas benturan keras sepertinya.

Dengan hati-hati, Brian mengompres lukanya dengan es batu yang rupanya ia ambil di dalam plastik tersebut.

"Aww .... " ringis keynara kesakitan, saat Brian sedikit menekannya.

"Tahan, bentar," ucap Brian dengan singkat.

Setelah itu, Brian mengoleskan obat untuk luka di lutut keynara.

Kini Brian sudah selesai mengobati keynara. Brian mengambil kantung plastik yang ia bawa kemudian memberikannya pada keynara.

"Nih, buat lo,"

Keynara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang