Bel sekolah berbunyi. Semua murid mulai memasuki kelasnya masing-masing. Termasuk Keynara dan Brian.
Hari ini, adalah jadwal mata pelajaran matematika. Mata pelajaran yang dimana semua murid menggeleng-gelengkan kepala akan rumitnya rumus dan soal. Lain hal dengan Keynara dan Brian. Mereka mengerjakan soal-soal dengan mudah.
Disaat yang lain sedang fokus mengerjakan pada soalnya, Friska malah acuh dan hanya memainkan ponselnya.
Ibu sarah memperhatikan kearah Friska dengan tatapan tidak suka. Tanpa ba-bi-bu, ibu sarah mengambil ponselnya Friska.
Friska menatap tajam kearah ibu Sarah. Ia berdiri, kemudian mencoba merebut ponsel yang diambil ibu Sarah. Namun, Friska gagal merebut ponselnya tersebut."Hargai saya sebagai guru untuk saat ini," ucap ibu Sarah dengan singkat.
Friska merasa kesal, ia hanya menatap dingin guru tersebut. Tidak ada sedikitpun rasa hormat kepada guru didalam dirinya Friska.
Friska semakin mendekat kearah ibu Sarah. Kemudian, ia membisikkan kata-kata yang sangat tidak pantas diucapkan murid terhadap gurunya."Inget, lo itu cuma di bayar sama bokap gue."
Friska berjalan menuju keluar kelas, ia membanting daun pintu dengan keras." Sampah!"
Brian berdiri membuat seluruh mata yang berada dikelas tertuju kagum padanya. Bagaimana tidak, soal yang jumlahnya banyak yang membuat seluruh anak-anak dikelas itu kesulitan, bisa di selesaikan dalam kurun waktu 20 menit olehnya.
Brian berjalan keluar kelas. Langkahnya terhenti, saat melihat Friska yang sedang duduk sendirian di taman belakang sekolahnya. Brian mendekat kearah Friska terlihat Friska yang sedang menangis duduk seorang diri.
Friska terkejut melihat Brian telah berada disampingnya. Buru-buru ia menghapus air matanya.
"Lo kenapa," tanya Brian singkat.
"Gue gapapa," jawab Friska dengan senyumnya.
"Gue pikir, cewek kayak lo gak bisa nangis," ujar Brian kemudian berjalan meninggalkan Friska.
Disisi lain, Keynara sudah berdiri dihadapan Brian, dengan susu kotak yang akan ia berikan kepada Brian.
"Nih," ujar Keynara dengan bahasa isyaratnya memberikan satu susu kotak kepada Brian.
"Buat gue?" tanya Brian.
Keynara menganggukkan kepalanya."iya!"
"Ternyata, diem-diem, lo perhatian juga sama gue," ucap Brian sambil menyedot susu kotak yang Keynara berikan.
Keynara hanya cemberut, mengelak apa yang Brian katakan. Mereka berdua sama-sama meminum susu kotak sambil duduk di tempat gazebo.
Saat hening diantara mereka, Brian memulai obrolan.
"Gimana soal biaya operasi bokap lo?" tanya Brian.
Keynara hanya menunduk bingung kembali terpikirkan atas ucapan Brian.
"Lo yang sabar ya! Gue bakalan bantu cari solusi,"
Keynara Hanya mengangguk membalas ucapan Brian.
Saat sedang asik mengobrol, Keynara dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang menarik tangannya. Itu Rafa.
"Ikut gue." Rafa menarik tangan Keynara.
Brian yang melihat Keynara yang di tarik begitu saja, tidak tinggal diam.
Brian menghadang Rafa dengan mengcengkram tangan Rafa."Lo punya etika gak?" Sungut Brian kesal melihat Rafa.
"Diem lo!" Teriak Rafa dengan emosinya.
Brian yang merasa kesal, hendak melayangkan pukulannya. Aka tetapi pukulan tersebut berhasil dihalang Keynara.
Keynara mendorong tubuh Brian sedikit kebelakang."Biar aku yang urus ian," ujar Keynara dengan gerakan tangan.
"Ada urusan apalagi kak? " Keynara menuliskan di notebook kecilnya.
"Pulang nanti gue tunggu di gerbang sekolah," ucap Rafa dengan sorot mata yang menatap Keynara.
Tidak dengan Keynara, yang membuang muka mengalihkan pandangannya dari Rafa.
"Maaf kak, aku gak bisa," ujar Keynara pergi begitu saja dengan berjalan dan menggenggam tangan Brian.
Brian hanya tersenyum, atas yang Keynara lakukan. Merasa telah seperti memenangkan permainannya.
Rafa semakin merasa ada yang aneh dalam dirinya. Ketika melihat Keynara menggenggam tangan Brian, membuat Rafa emosi seketika.
******
Untuk melupakan kejadian yang baru saja terjadi, Rafa pergi menuju kantin belakang sekolahnya, untuk menemui teman-temannya. dimana biasanya pada jam istirahat, mereka dipastikan ada disana.
Benar saja, semua teman-temannya sudah berkumpul di kantin tersebut.
Perlu diketahui, sekolah yang Rafa tempati, memiliki fasilitas kantin khusus untuk anak-anak yang berada dalam kalangan kasta yang tinggi. Atau biasa disebut anak konglomerat.Rafa duduk dengan wajah muramnya. Teman-temannya Rafa yang melihat Rafa dengan keadaan seperti itu refleks menghampirinya. Termasuk Aldo. Baginya, Rafa adalah sahabatnya sekaligus telah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.
"Napa lo Raf? Ke orang abis putus," tanya Aldo.
Rafa tak menjawab pertanyaan Aldo. Ia masih berdiam diri.
"Oh iya! Thank ya Raf. Berkat lo Dateng dan si bisu liat lo, gue bisa ngedate sama si Friska." Aldo menepuk bahu Rafa dengan senyuman kemenangannya.
"Lo emang bener bener sahabat gw," ucap Aldo.
Rafa hanya membalasnya dengan senyuman. Ada rasa bersalah dan gelisah. Ia tidak sanggup kalau Keynara semakin menjauh darinya.
"Tapi menurut gue, lu pada gak kasian apa? Udah dia bisu dan lu pada malah ngebully dia," celetuk Jony salah satu teman Rafa.
"Lo ngebela si bisu? Jangan bilang lo suka sama dia?" ucap Aldo kepada Jony
"Ya kagak! Lagian gue ngeri ntar. Gue ngebayangin kalo kawin sama tuh cewek, pas malam pertama malah kagak ada suara desahnya," ucap Jony meledek.
"Jaga mulut lo," ucap Rafa dengan tatapan tajam, ia tidak suka mendengar wanita itu di jelek-jelekan.
"Lo tenang aja. Lagipula, yang gue liat sih si bisu itu selalu Deket sama Brian." ucap Aldo.
"Nah iya tuh. Gue heran sama tuh anak. Dari sekian banyak cewek, kenapa tertarik sama cewe bisu. mana bisu, culun lagi." Cetus Dirga salah satu teman Rafa.
Bugh!
Satu pukulan melayang di pipi Dirga dengan mulus. Seluruh mata tertuju pada aksi yang baru saja Rafa lakukan.
"Tarik ucapan lo, sebelum gue buat muka lo ancur!" Rafa pergi meninggalkan kantin tersebut.
"Lo udah pada tau kagak? Gue denger- denger sih bokap si bisu ketabrak."
Deg.
Langkah Rafa terhenti ketika mendengar ucapan Aldo dan temannya yang lain.
"Gue harus ngelakuin sesuatu!" Rafa kemudian kembali berjalan hendak mencari keberadaan Keynara.
🍎________________________________________🍎
To be continued
Jangan lupa votment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Keynara
Novela JuvenilKeynara. Gadis lugu, berparas manis. Tak luput dari itu, gadis tersebut mempunyai kelainan, dia seorang tunawicara. Namun, kekurangannya tidak pernah ia jadikan penghalang untuk meraih impiannya. Dia kerap kali di bully oleh temannya, diperlakukan...