37. mencoba tidak peduli

98 17 0
                                    

Wanita murahan.
Kata-kata itu, kini terngiang-ngiang di dalam benaknya. Apa serendah itu, Keynara dimata Brian? Pria yang selalu melindunginya, kini dia sendiri yang menyakitinya.

Kemana sosok Brian yang seperti malaikat penolongnya? Keynara masih tidak menyangka, Brian bisa berbicara seperti itu kepadanya.

"Gak usah terlalu dipikirin. Mending sekarang, lo obatin luka gua nih. Sakit tau!"

Dalam keadaan yang cukup sepi, seorang pria yang tengah terbaring di ranjang UKS, memecahkan lamunannya.

Keynara menghela napas panjang. Mencoba mengingat kejadian yang tadi terjadi. Dimana Rafa dan Brian melakukan aksi adu jotos didalam sekolah.

Rafa menyeka sudut bibirnya yang sedikit robek. Rasa sakitnya tidak seberapa, dibanding rasa tidak terima saat Keynara disebut wanita murahan oleh Brian. Terlebih, sekarang Rafa mulai menyadari perasaannya yang tumbuh terhadap Keynara.

Keynara bangun, kemudian mengambil obat luka untuk Rafa.

Saat tadi, terjadi perkelahian antara Brian dan Rafa. Keynara tidak menyadari kehadiran Rafa pada saat itu. Rafa datang dengan satu kepalan tangan yang mendarat di pipi Brian.

"Jaga mulut lo anj*ng!" Brian memperlihatkan seringaian, sembari melepas cengkraman Rafa. Perkelahian pun terjadi. Nyatanya, Brian tidak selemah yang Rafa pikir. Brian menyerang Rafa dengan bringas, seolah-olah seperti melampiaskan amarahnya.

"Lo gak ngerti semuanya!"

Bugh!

Pukulan demi pukulan terus Brian lakukan.
Seluruh mata tertuju pada perkelahian mereka berdua. Tidak ada yang berani memisahkan mereka. Terlebih, Rafa dulu di kenal sebagai sang raja tarung di sekolahnya.

Jejeritan para siswi pun, tak mampu menghentikan perkelahian. Tidak disangka, Rafa yang dulu dikenal sebagai sang raja tarung, kini babak belur di tangan Brian, yang notabenenya adalah seorang murid baik-baik yang anti dengan keributan.

Jika ada yang bertanya dimana sekarang Keynara, gadis itu tengah dibuat bungkam dan ketakutan. Entah mengapa, tubuhnya lemas ketika melihat darah segar yang keluar dari mulut Rafa akibat pukulan keras Brian.

Brugh!

Tubuh Keynara terjatuh begitu saja kebawah lantai. Kedua pria itu melirik kearah Keynara secara bersamaan.

"Key!" Pekik Rafa dan Brian secara bersamaan.

Perkelahian sengit yang tadi terjadi, seketika berhenti ketika Keynara pingsan.

"Ini semua gara-gara lo!" hardik Rafa kepada Brian.

Rafa dengan cepat membopong tubuh Keynara. Meskipun pukulan Brian terasa sakit di tubuhnya.
Sementara Brian, ia hanya diam mematung, melihat Keynara yang dibawa oleh Rafa. Ia merasa tidak berhak, karenanya lah penyebab Keynara seperti itu. Namun, ada alasan tersendiri mengapa Brian melakukan seperti itu kepada Keynara.

"Maafin gue Key." Brian pergi meninggalkan tempat perkelahian tersebut.

Sementara itu, beberapa murid tengah menyumpahi Keynara. Terutama para siswi yang iri kepada Keynara.

"Menurut kalian, si bisu, pake pelet apaan yak? Gue gak habis pikir, bisa-bisanya gitu kak Rafa sama Brian suka sama cewek yang sama."

"Gue denger, kak Rafa putus sama ceweknya, gara-gara si cewek bisu itu."

"Sialan tuh cewek. Udah bisu, tukang rebut cowok orang lagi!"

Dari arah kejauhan, Friska and the gang tengah geram terhadap Keynara. Lagi-lagi, Keynara menjadi pusat perhatian pria yang mereka cintai. Terutama, Friska. Kebencian terhadap Keynara, seakan-akan sudah mendarah daging dalam dirinya.

Baginya, tidak ada yang boleh mencintai Brian, selain dirinya. Namun, lain dengan apa yang dia inginkan. Brian sama sekali tidak mencintainya. Brian hanya menganggapnya sebagai sahabat kecilnya.

Bulir Air mata kebencian terhadap Keynara jatuh di pipinya.

"Gue bakal bantu lo fris. Gue punya rencana, supaya si bisu itu jera." Cindy mengelus bahunya Friska, dan menghapus air mata sahabatnya itu.

"Gue bakal hancurin lo!" ucap Friska dengan tawa kebenciannya.

"Gitu dong! Itu baru temen gue. Sini-sini guys, deketan. Gue punya rencana buat ngancurin dia." Cindy membisikkan sesuatu kepada yang pastinya, akan menjadi rencana jahat selanjutnya.

"Gimana, kalian setuju kan?" ujar Cindy.

Semuanya setuju, atas rencana Cindy. Benar-benar akan menjadi hal yang tidak bisa ia lupakan seumur hidupnya.

"Tunggu pembalasan gue, bitch!"

_____________________

Alhamdulillah, akhirnya bisa update juga. Setelah satu bulan menghilang. Maaf guys.

Btw, minta doanya, buat ibu aku, semoga bisa cepat sembuh. Thank you ❣️

Jangan lupa vote dan komennya yah!
Eh, masih ada yang nunggu update, cerita ini gak sih? :(

sepi pada jadi silent reader. Tabur bintang kek, biar semangat akunya :v

To be continued 🥀

Keynara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang