19. Siapa dia?

170 44 6
                                    

Keynara mengerjapkan matanya, saat sayup-sayup telinganya mendengar suara alarm dari jam yang ia taruh taruh di mejanya.

Semalam, Keynara memang sengaja memasang alarm pukul setengah lima pagi, karena sudah tiga hari ini ia tidak masuk sekolah.

Sudah dipastikan Keynara akan ketinggalan materi. Tetapi bukan masalah besar bagi Keynara, ia sudah pasti akan mengerjakan.

Sebenarnya, Keynara masih takut untuk berangkat ke sekolah. Keynara berpikir, sebaiknya ia harus sedikit menjauhi Brian, karena tidak ingin kejadian pada saat itu kembali terulang.

Keynara menghela nafas panjang. Ia harus memberanikan diri kembali ke sekolah. Meskipun, ia pasti akan bertemu Friska dan teman-temannya yang akan senantiasa memperlakukan dengan semena-mena lagi.

Dengan malas, Keynara bangkit mengikat rambutnya Cepol. Lalu mengambil handuk, setelah itu masuk kedalam kamar mandi.

45 menit kemudian barulah ia keluar dari kamar mandi, Dan segera segera memakai atribut sekolahnya.

Keynara mematut dirinya sendiri di cermin. Gadis itu teringat Rafa, yang pada saat mengantarkan baju seragamnya.

Ada hal yang paling membuat Keynara senang tidak ketulungan saat membuka isi paper bag nya.

Flashback on

Saat malam itu, setelah kepergian Rafa, kemudian di susul oleh ayahnya yang beranjak untuk tidur. Keynara segera membuka isi paper bag tersebut.

Begitu terkejutnya Keynara saat melihat isi paper bag nya. terdapat banyak coklat batangan didalam paper bag tersebut, Dan dibawahnya baru ada terlihat seragamnya, serta ponselnya yang nampaknya sudah mati.

Sementara di saku bajunya, keynara menemukan sebuah kertas yang bertuliskan

"Inget, lo harus bayar hutang Budi sama gue,"

Kata-kata itu, adalah kata-kata yang Rafa bisikan kepadanya saat malam yang lalu.

Hutang Budi seperti apa? Keynara masih sama sekali tidak mengerti.

Ah sudahlah. ia tidak ingin memikirkan itu. yang terpenting, ia merasa senang atas kehadiran yang tidak diduga dan coklat yang diberikan Rafa.

Meskipun ia sama sekali tidak mengenalnya lebih jauh. Bahkan mungkin, Rafa sepertinya berasal dari kelas IPA. Karena ia sama sekali tidak mengenali wajahnya di kelas IPS.

Sejak saat itu, Keynara mulai berniat mencari tahu informasi tentang Rafa.

Flashback off.

Pukul setengah enam, Keynara sudah siap. Dan langsung keluar dari dalam kamarnya. Menuruni anak tangga dengan pelan.

"Key, kamu sudah mau berangkat sepagi ini?" ucap ayah Keynara dari belakang membuat Keynara teelonjak kaget.

Keynara membalikkan badannya kebelakang menghadap ayahnya.

"Iya yah," ucap Keynara dengan gerakan tangan seraya tersenyum.

"Jangan lupa sarapan dulu," ucap ayahnya mengingatkan.

Keynara menganggukkan kepalanya mengiyakannya.

Keynara melangkahkan kakinya ke dapur untuk segera sarapan.

10 menit kemudian Keynara sudah selesai sarapan. Setelah itu, Keynara berpamitan kepada ayahnya.

Keynara baru saja tiba disekolah. Sekolah tampak sepi ia hanya melihat satpam yang berdiri didekat pintu gerbang.

mungkin karena baru Keynara saja yang menginjakkan kaki di sekolah sepagi ini.
Sementara murid yang lain tidak nampak terlihat olehnya.

Keynara memandangi pemandangan disekelilingnya. Kemudian Keynara menghirup udara sejuk disekitarnya.

Keynara berjalan pelan menuju kelas. Langkahnya terhenti, saat berada di koridor.

Ah sial. niat hati bangun sepagi itu ia tidak ingin bertemu dengan Friska dan teman-temannya, tapi sekarang Keynara malah bertemu dengan mereka.

Keynara berbalik arah, akan tetapi sebelum Keynara berbalik arah Friska dan teman-temannya sudah terlebih dulu melihat Keynara.

Friska dan teman-temannya berjalan kearah Keynara dengan tatapan tajam. Entah hal buruk apa lagi yang akan Keynara alami sekarang.

Keynara ketakutan akan kehadiran Friska dan teman-temannya. Keynara berjalan cepat untuk menghindari mereka. Akan tetapi Cindy teman Friska telah mencegatnya.

"Masih ada nyali lo buat sekolah?" ucap Cindy teman Friska dengan tawa dingin.

Keynara hanya menunduk menggelengkan kepalanya. Dengan ketakutannya.

Friska mengangkat dagu Keynara yang tertunduk."Ngapain lo nunduk? Liat muka gue!"

"Lo nyadar gak sih?! Lo itu cuma cewek cacat yang numpang sekolah gratis disini!" teriak Friska.

Cindy dan Risa hanya tertawa puas melihat Keynara dengan mata yang berkaca-kaca.

Cindy meraih tangan Keynara dengan kasar. Kemudian menyerahkan sebuah buku kepada Keynara.

"Dan karena lo udah numpang sekolah gratis disini, lo kerja in tugas kita semua!" ucap Cindy seraya menyerahkan buku dan mendorong Keynara.

Keynara terjatuh. Untuk melawan mereka ia tidak bisa. bahkan, tubuhnya sudah bergetar lebih dulu jika melihat mereka, karena rasa takutnya.

Mereka hanya menertawakan Keynara. Bahkan, tidak sedikitpun mereka merasa bersalah atau meminta maaf kepada Keynara atas apa yang telah mereka lakukan saat di kolam renang.

Keynara Hanya menunduk, mengusap air matanya. Sementara Friska dan teman-temannya berjalan meninggalkan Keynara.

Seorang wanita datang kearah Keynara mengambil buku yang tergeletak. Wanita itu berjalan menyusul Friska dan teman-temannya.

Prakkk...

Wanita itu melemparkan buku tersebut mengenai kepala Friska.

"Awww," Friska meringis kesakitan, dan terkejut suatu benda mengenai kepalanya.

"Astaga Fris Lo kenapa?" ucap Cindy khawatir.

Friska dan teman-temannya berbalik kebelakang.

"Ups sorry gak sengaja, tapi niat," ujar wanita tersebut tertawa keras kearah Friska dan teman-temannya.

"Kurang ajar lo!"

Friska berjalan mendekat tangannya sudah siap menampar wanita tersebut. Dengan sigap, wanita tersebut lebih dulu menahan tangannya Friska dengan mencengkeram kuat tangan Friska.

"Masih ada ternyata bedebah kayak lo," ucap wanita seraya menyunggingkan senyumannya.

Wanita itu masih mencengkeram tangan Friska hingga Friska kesakitan. Sementara teman-temannya Hanya melihat tanpa membantu Friska. Mungkin, entah karena takut, atau karena syok.

Setelah melihat Friska yang sudab tampak kesakitan, wanita itu mendorong Friska seperti apa yang dilakukan Cindy temannya Friska.

"Gue baru ketemu sama orang yang lebih hina daripada hewan," ujar wanita singkat kemudian meninggalkan Friska.

"Fris ... lo gapapa?" tanya Risa yang membantu Friska berdiri.

"Sialan lo berdua! Bukannya bantuin gue, lo berdua malah diem!" pekik Friska kemudian pergi meninggalkan teman-temannya.

Teman-temannya kemudian menyusul Friska.

"Ehh fris... Tungguin kita!!" ucap Cindy dan Risa serempak, kemudian berlari mengejar Friska.

Setelah memberi pelajaran kepada Friska, wanita itu berjalan Keynara.

"Lo ... Eh kamu gapapa?" tanya wanita itu tersenyum kepada Keynara

Keynara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang