29. Kecewa

189 36 5
                                    

Assalamu'alaikum^^
Selamat malam :)
Ada yang masih nunggu cerita Key? Lopyu buat yang selalu setia nunggu cerita Key :v

Jangan lupa vote dan komen dong :v
Biar aku juga semangat gitu lanjutin ceritanya. Karena ngehalu itu butuh motivasi juga :v

Oh iya, saranin dong ke temen atau ke siapapun buat baca cerita keynara. Emm... Dan satu lagi, buat yang baru baca, jangan lupa masukin ke perpustakaan kalian :v muhehe

Okedeh, langsung aja :*

Happy reading 💜
___________________________

"Gue ngerti keadaan lo sekarang. Tapi lo juga harus jaga kesehatan lo sendiri."

"Lo cuma nyiksa diri lo sendiri, dengan cara lo gak makan, keadaan ayah lo juga gabakal membaik."

"Gue yakin, ayah lo pasti sedih, kalau dia liat keadaan lo yang kayak gini,"

Sudah sedari tadi, pria itu terus mengoceh kepada gadis yang tengah duduk termenung dengan isakan air matanya.

Gadis itu Keynara. Sudah lebih dari 3 hari, Keynara tetap setia menunggu ayahnya, yang kini sedang terbaring lemah di rumah sakit. Beruntungnya Keynara, karena ia tidak sendirian. Brian hadir menemaninya dikala keadaan sedang buruk.

Brian menyuapi Keynara dengan lemah lembut. Sudah sejak dari pagi, gadis itu tak kunjung mengisi perutnya sama sekali."buka mulutnya, lo harus kuat. Gue yakin lo bukan cewek lemah,"

Tatapan kosong dan kekhawatiran muncul dari sorot mata Keynara. Sebelumnya, dokter mengatakan bahwa ayahnya mengalami kecelakaan yang membuat kepala ayahnya terbentur dengan keras Akibat dari benturan tersebut, menyebabkan kerusakan saraf pada otaknya. Sehingga terpaksa,  dokter harus melakukan tindakan lebih lanjut yaitu dengan operasi.

Keynara mulai menerima suapan dari Brian. Benar kata Brian. Tidak ada gunanya menangisi keadaan. Keynara harus berpikir keras bagaimana caranya supaya ia bisa mendapatkan biaya untuk operasi ayahnya.

Kali ini tuhan benar-benar sedang menguji gadis itu dengan keras.

"Lo liat diri lo key, keadaan lo terlihat buruk"

"Lebih baik, lo pulang. Biar ayah lo, gue yang jagain," ujar Brian menyarankan Keynara agar pulang, dan kembali dengan keadaan yang lebih baik.

Keynara hanya mengangguk, kemudian berdiri, lantas pergi menuju rumah.

Sebelum menuju rumah, Keynara mampir ke sebuah minimarket untuk membeli makanan ringan untuk ia dan Brian.

Setelah membeli beberapa beberapa makanan ringan, Keynara lantas pergi dari minimarket tersebut. Dalam langkahnya, tanpa sengaja ia menabrak seseorang, dan belanjaannya pun terjatuh begitu saja.

"Key, lo gapapa?"

Keynara melihat kearah seseorang yang memanggilnya. Itu Rafa. Keynara teringat saat kejadian Aldo dan teman-temannya beserta Rafa  yang membully nya.

Marah. Tentu saja. Lebih tepatnya, ia merasa kecewa terhadap Rafa. Pria yang diam-diam ia suka, ternyata ikut andil dalam pembullyan itu.  Rupanya semua orang sama saja. Sama-sama melihat Keynara dari kekurangannya. terkecuali Brian. Sahabatnya yang benar-benar selalu ada untuknya.

Keynara memalingkan wajahnya. Kemudian lanjut berjalan meninggalkan Rafa.

Rafa yang melihat Keynara seperti itu spontan menarik tangannya Keynara.

"Gue, minta maaf," ucap Rafa singkat.

Keynara mengabaikan perkataannya Rafa. Ia menghempaskan cengkraman tangan Rafa.

"Maaf kak, aku harus pergi,"

Begitulah yang Rafa tangkap dari arti gerakan tangannya Keynara dengan bahasa isyaratnya.

Setelah Keynara mengatakan itu, Keynara pergi meninggalkan Rafa.
Rafa hanya termenung, merasa bersalah tentunya. Akan tetapi, ada Alasan dibalik semua itu.

Drrrtttt...

Suara panggilan telepon dari ponselnya itu membuat Rafa refleks merogoh sakunya.

"Halo, Rafa. Kamu ke rumah yah sekarang,"
Rupanya panggilan tersebut berasal dari gadis yang mencintainya, namun Rafa tak pernah membalas perasaannya. Itu Silvia.

Rafa menolak ajakan Silvia dengan berbohong. "Maaf sil, aku gabisa. Kali ini aku sibuk,"

"Tapi, papa pulang Raf. Kamu ke rumah aku sekarang yah. Lagian, aku juga masih sakit. Aku butuh kamu." ujar Silvia dengan nada memohon.

"Maaf sil, aku gak bisa."

"Apa sedikitpun gak ada tempat untuk aku di hati kamu Raf? Sampe kapan aku harus mohon setiap kali aku mau ketemu sama kamu Raf?! Aku sakit, aku butuh kamu ada disamping aku. Cuma itu yang aku mau," ucap Silvia dalam panggilan suara tersebut.

"Oke, aku kesana sekarang. " ujar Rafa singkat dengan menghela nafasnya berat. kemudian, ia mematikan sambungan telponnya.

Rafa yang asalnya menolak, seketika mengiyakan permintaan Silvia. Ia tidak tega mendengar Silvia merengek ditelpon. Terlebih, ia. Khawatir keadaan gadis itu memburuk.

Rafa yang tadinya ingin pergi ke rumah Keynara untuk meminta maaf kepadanya, terpaksa menundanya.

Rafa menghela napas panjang. Kemudian pergi menuju rumah Silvia.

Sementara di tempat lain, sebuah situasi yang menegangkan sedang terjadi.

Brakk

Seorang wanita  menggebrak meja dengan begitu keras. Bagaimana tidak, sebuah kejadian yang hampir saja menewaskan seseorang membuat wanita itu terkejut.

"Apa? Papa nabrak seseorang!"

"Gak, ini gak mungkin. Kenapa papa bisa ceroboh!"

"Maaf, semua ini terjadi begitu saja. Aku hanya tidak ingin kehilangan putri semata wayang kita

****

Sekali lagi, jangan lupa tinggalkan jejak dan taburkan bintangnya :v
See you tomorrow :*

Keynara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang