Assalamu'alaikum^^
Selamat pagi buat kalian yang gak pernah di ucapin selamat pagi :vJangan lupa vote dan komen! Hargai setiap karya orang lain :)
Mikir jalan ceritanya tuh gak gampang :) jadi tolong hargaiJangan lupa masukin ke perpustakaan kalian ^^
Semoga suka yak!
Happy reading 💜
Pukul 6 tepat, Keynara terbangun. Ia sudah menduga, bahwa ia pasti akan bangun terlambat.
Ia segera bangkit dari tempat tidurnya. Mandi, kemudian bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
Setelah selesai bersiap-siap, ia bergegas menuju ruang tengah. Namun, saat berada di ruang tengah, ia dikejutkan oleh kehadiran Brian yang tengah berdiri dengan ayahnya.
"Key, ayah udah bangunin kamu dari tadi, tapi kamu tetep tidur," ucap ayahnya kepada Keynara dengan jujur dihadapan Brian.
Keynara hanya tersenyum kepada ayahnya.
"Ini, temen kamu dari tadi nungguin Key," ujar ayahnya.
Ini gara-gara ia tidur larut malam. Andai saja Brian tidak membawanya secara tiba-tiba, ia pasti tidak akan kesiangan seperti ini.
Keynara mengabaikan Brian. Ia masih sebal akan apa yang telah ia lakukan kemarin.
Keynara berjalan mendekati ayahnya. Ia buru-buru berpamitan.
"Ayah Key pamit yah," ujar Keynara dengan gerakan tangan.
Ayah Keynara menghentikan Keynara. Lalu memberikan Tote bag yang entah apa isinya.
"Eittts ... Ini ayah sudah siapkan bekal makan. Jangan lupa makan key, didalamnya juga sudah ada uang sakunya key," ucap ayahnya seraya menjelaskan.
Benar-benar ayah yang sempurna. Mungkin, ayah rumah tangga adalah panggilan yang cocok untuk ayah Keynara.
Keynara menghembuskan nafas panjang. Melihat ayahnya yang sangat perhatian.
Paket komplit bagi yang mempunyai ayah seperti ini.Keynara berpamitan pergi menuju sekolah kepada ayahnya.
"Assalamu'alaikum ayah," Keynara mencium punggung tangan ayahnya.
Keynara memeluk ayahnya dengan manja. Ayah Keynara Hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali sambil berdecak melihat tingkah Keynara.
Ayahnya dan Brian menatap kepergian Keynara.
Setelah itu Brian pun juga ikut berpamitan kepada ayahnya Keynara.
"Hati-hati dijalan nak, Om titip Keynara," ucap ayahnya Keynara seraya menepuk bahunya Brian,"
Brian hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian menyusul Keynara yang sudah berada didekat motor Brian.
Brian menaiki motor besarnya. serta tidak lupa menggunakan helmnya untuk keselamatan saat di jalan raya. Keynara Masih terdiam, enggan untuk naik sebelum Brian memberikan perintah.
Brian yang jahil, ia iseng melajukan motornya dengan pelan. Keynara yang belum naik, refleks mengejar Brian.
Tidak begitu jauh, Brian tertawa kecil dibalik helm. melihat wajah Keynara yang tampak kesal.
Pletakk!
Keynara melayangkan tangannya memukul helm Brian.
"Aku belum naik!" ucap Keynara dengan gerakan tangan. Untungnya Brian mengerti. Entah darimana ia belajar bahasa isyarat seperti itu.
"Terus tadi Lo ngapain diem?"
Keynara cemberut. Dalam hati mengumpat Brian.
"Tidak peka sekali. seharusnya kan dia nyuruh ish!" ucap Keynara didalam hati.
"Naik," titah Brian singkat.
Keynara pun menaiki motornya. Dan Brian seperti biasa, melajukan motornya dengan kencang.
Mereka akhirnya tiba disekolah. Sial, pintu gerbang sekolah tampak sudah ditutup. Keynara turun dari motornya Brian. Ia berjalan kearah satpam. kini, ia tidak menggunakan notebook kecilnya untuk berbicara, melainkan menuliskannya di ponselnya.
"Pak saya mohon ... Buka gerbangnya yah," tulis Keynara.
"Maaf neng gak bisa, ini sudah peraturan sekolah," jawab pak satpam.
Beberapa kali Keynara membujuk dengan wajah melasnya, hasilnya tetap sama. satpam tersebut tidak kunjung membukakan pintu gerbangnya.
Bukannya membantu, Brian diam saja. Tidak lama kemudian, Brian menghampiri satpamnya. Ia merogoh saku celananya, mengeluarkan uang dengan nilai seratus ribu rupiah.
Setelah itu, pintu gerbangnya dibukakan oleh satpamnya.
Aneh, bisa-bisanya peraturan sekolah dibeli dengan uang. Ternyata, masih ada manusia yang seperti itu.
Mereka berjalan berdampingan Menuju kelas. Brian berhenti sejenak. Mengeluarkan sesuatu didalam tas hitamnya.
"Nih,"
Brian memberikan makalah yang tadi malam key kirim filenya.
Keynara senang. Tidak lupa, ia mengucapkan terimakasih kepada Brian.
"Makasih," ucap dengan gerakan tangan seraya menyeringai.
"Oke," balas Brian singkat.
Setelah itu, mereka masuk kedalam kelas secara bersamaan.
Dari arah kiri pojok, sudah nampak Friska dengan tatapan tajam seperti elang yang akan mencari mangsanya.
Keynara berjalan kearah mejanya. Ia mengabaikan tatapan Friska yang tidak suka padanya.
Keynara duduk di bangkunya. Kemudian memakai headset di telinganya. Ia menundukkan kepalanya di atas meja.
Friska dan teman-temannya berjalan kearah Keynara. Friska menarik headset Keynara membuat Keynara terkejut.
"Woy bisu! Mana tugasnya?!"
Keynara refleks membuka tasnya. Memperlihatkannya kepada Friska. Sementara Friska, ia menarik makalah dengan paksa.
"Oke nice," ucap Friska.
Friska membuka halaman demi halaman makalah tersebut. Kemudian merogoh pulpen di saku bajunya.
"Makalah nya bagus, gue rasa nama lo bikin makalahnya jelek," ujar Friska seraya mencoret nama Keynara dengan pulpen warna merah.
Keynara ingin protes. Tapi bagaimana ia protes? Untuk berbicara pun orang lain tidak akan mengerti.
Friska hanya menepuk-nepuk kepala Keynara.
"Bisu yang pintar," ucap Friska dengan tawa.
Teman-teman Friska ikut tertawa melihat Keynara yang diperlakukan seperti itu.
Kalian pasti bertanya mengapa Brian tidak membantu Keynara? Entahlah Brian hanya memandang Keynara tanpa membelanya.
Sementara penghuni kelas? Mereka hanya diam sibuk dengan ponselnya masing-masing.
"Guys, cabut,!" ucap Friska kepada ke empat temannya.
Keynara memandangi kepergian Friska yang membawa makalah tersebut. Ia miris akan dirinya yang tidak bisa melawan.
Sementara Friska dan teman-temannya tertawa seperti telah memenangkan sebuah permainan.
*****
TBC ^^
Jangan lupa votment nya!
See you tomorrow🌸Sukabumi, 07, Januari, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Keynara
Teen FictionKeynara. Gadis lugu, berparas manis. Tak luput dari itu, gadis tersebut mempunyai kelainan, dia seorang tunawicara. Namun, kekurangannya tidak pernah ia jadikan penghalang untuk meraih impiannya. Dia kerap kali di bully oleh temannya, diperlakukan...