17. Siapa yang salah?

186 41 3
                                    

Ehh.. balik lagi sama aku hehe :v
Aku lupa ingetin..
besok aku gak bisa up . karena besok aku lagi ada acara keluarga hehe :(
Jadinya aku double update sekarang
Maaf yahh :(

Semoga suka^^

Jangan lupa vote dan komen!!

Happy reading 💜
___________________________

Di jam pertama, tidak ada guru yang masuk. Semua murid sibuk sendiri dikelasnya masing-masing.

Brian merasa haus. Ia segera melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah.

Sampai di kantin sekolah, ia melihat Friska dan teman-temannya sedang tertawa terbahak-bahak. Brian mencoba mengabaikannya.

Akan tetapi, ia mendengar temannya Friska sedang membicarakan tentang Keynara. Brian penasaran apa yang sebenarnya mereka bicarakan.

"Apa lo ga keterlaluan Fris sama si bisu itu?" tanya Cindy kepada Friska.

"Maksud lo apa? lo mau ngebela si bisu hah?" pekik Friska kepada Cindy.

"Eh, gak. Maksud gue ga gitu hehe," ujar Cindy membantah, kemudian menyeringai.

"Tapi, by the way lucu juga yah, ngeliat mukanya yang ketakutan," ucap Risa teman Friska.

"Ya salah dia ngadu ke guru," ujar Friska enteng.

"Haha iya tuh Fris, apalagi pas lo nyeburin dia ke kolam. Beuh damage nya gak ngotak," ucap Cindy mengacungkan kedua jari tangan jempolnya.

Tanpa disadari, Brian telah mendengar semua yang mereka obrolkan. Amarahnya memuncak mendengar semuanya. Brian menghampiri Friska dan teman-temannya.

Brakk!

Brian menggebrak meja kantin yang Friska dan temannya duduki.

"Lo semua keterlaluan!" teriak Brian dengan emosional.

"Bri, gak gitu bri ... Gue bisa jelasin," ujar Friska menarik tangan Brian.

"Dan lo Fris! Asal lo tau, gue yang udah ngadu ke Bu Tia," gumam Brian kemudian pergi.

Bel pelajaran kedua berbunyi. Seluruh murid masuk ke kelasnya masing-masing.

Brian duduk, dengan kekesalannya kepada Friska. Ia menyesal tidak berada disisi Keynara saat itu. Padahal ia telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa akan selalu ada disisinya.

Guru pun mulai masuk. Kemudian menulis di papan tulis menjelaskan pelajaran.
Namun, Brian merasa pikirannya sendiri tidak tenang. Ia khawatir akan kondisi Keynara.

Brian muak, ia berdiri mendorong meja didepannya. Seisi kelas terkejut termasuk guru yang melihat apa yang Brian lakukan.

Tak ingin ambil pusing, Brian berjalan keluar kelas. Guru yang mengajar pun memanggil Brian namun, Brian mengabaikannya.

"Brian! Kembali. Saya belum selesai mengajar," ucap guru tersebut.

Brian mengabaikannya. Ia hanya terus berjalan menuju parkiran sekolah.

"Kenapa gue ga bisa jaga dia?! Brian lo bodoh!" ucap Brian dalam hati mengutuk dirinya sendiri.

Setelah sampai di parkiran, ia mengambil motornya yang sedang terparkir.
Brian melajukan motornya. Tetapi, satpam memberhentikan Brian.

"Buka gerbangnya pak, saya ada kepentingan sebentar,"

"Tapi ....,"

"Ini perintah papah saya pak,"

Keynara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang