3. Musuh?

459 170 176
                                    

"Yaampun.... Starla Lo udah habis 5 porsi batagor." Ucap Aurel tak percaya. Demi apa Starla bisa menghabiskan 5 porsi batagor.

"Sumpah! Ini batagor enak banget." Sahut Starla sambil melahap batagor yang belum habis.

Sekarang mereka berdua sedang berada di kantin sekolah pada jam istirahat. Aurel sedari tadi hanya melihat Starla yang memakan batagor habis 5 porsi. Melihatnya saja sudah bikin Aurel kenyang.

"Dulu Lo gak suka banget makan batagor."

Aurel terus saja melihat Starla yang memakan batagor dengan lezatnya.

"Kenapa gue gak suka? Padahal ini enak banget."

Aurel hanya mengangkat kedua bahunya, itu tandanya dia tidak tahu.

"Setiap Lo ke kantin Lo selalu beli yogurt gak pernah beli yang lain."

"Gitu ya?"

"Iya. Bahkan kemana-mana Lo selalu bawa yogurt, sehari gak minum yogurt Lo selalu sakit. Terkadang gue aneh sama lo segitunya banget Lo suka sama yogurt."

Setelah mengatakan itu pandangan Aurel teralihkan kepada dua sejoli yang baru saja duduk di meja kantin yang tak jauh darinya. Starla pun mengikuti arah pandangan Aurel.

"Star pergi dari sini yuk." Ajak Aurel pada Starla

"Kenapa harus pergi?" Tanya Starla bingung.

"Gue... Gue cuma gak mau Lo sakit hati."

Aurel hanya tidak ingin melihat sahabatnya tersakiti, terluka dan terlihat baik-baik saja didepan banyak orang seperti dulu.

"Sakit hati?"

"Iya. Itu mantan lo namanya Jay Abraham." Jelas Aurel sambil menunjuk cowok yang duduk nya tak jauh dari mereka. "Dia lebih memilih orang lain namanya Aileen." Lanjut Aurel sambil menunjuk cewek cantik yang duduk di sebelah Jay.

"Cowok itu yang waktu itu ke rumah sakit kan."

"Iya bener banget. Jay yang minta maaf sama lo waktu dirumah sakit."

"Dia tadi pagi juga jemput gue."

Starla dan Aurel masih tetapi memperhatikan Jay dan Aileen. Terlihat dari wajah Aileen yang sangat senang berada di samping Jay.

"Terus Lo jadi berangkat bareng sama dia?"

"Awalnya kita berangkat bareng tapi... Tapi gue diturunin di pinggir jalan katanya dia mau jemput Aileen."

"Dasar ya! Tuh cowok emang brengs*k banget!"

Aurel sangat kesal kepada Jay bisa bisanya dia menuruni Starla di pinggir jalan.

"Iya emang itu cowok benar-benar nyebelin!"

"Lo harus move on Star. Lo gak boleh tetap suka sama dia. Dan Lo gak boleh maksain diri buat bertahan sama cowok brengs*k itu."

"Sebodoh itukah gue dulu? Yang bertahan sama dia sedangkan dia bersama yang lain."

"Iya. Lo itu dulu bucinnya dia."

Apakah dulu Starla sebucin itu sama Jay sehingga ia  mampu bertahan sedangkan Jay memilih orang lain. Starla yang dulu benar-benar bodoh.

"Gue putus sama dia udah lama ya?" Tanya Starla penasaran.

"Kira kira dua bulan yang lalu. Waktu itu setelah Lo putus sama Jay, Lo gak masuk sekolah selama seminggu dan tiba-tiba Lo telepon gue, kalo Lo mau berangkat liburan ke Jepang..."

"Terus."

"Dan setelah itu gue tiba-tiba dapat kabar kalo pesawat yang Lo tumpangi kecelakaan. Waktu itu gue gak bisa berkata-kata.... Gue hanya bisa nangis..."

"Terus"

"Gue bersyukur untungnya Lo selamat dan dibawa kerumah sakit tapi Lo koma selama satu bulan dan setelah Lo sadar dari koma sekarang Lo mengalami amnesia."

"Terus"

"Gapapa Lo Amnesia yang terpenting Lo masih hidup meskipun Lo gak ingat apapun. Itu Semua udah buat gue senang."

"Trus."

"Terus aja terus sampe nabrak tembok!"

Starla tertawa keras saat melihat raut wajah Aurel kesal.

"Canda" Ucap Starla di sela-sela tawanya seraya mengangkat sebelah tangannya membentuk huruf'V'.

Seketika suasana kantin mendadak jadi ramai dan ricuh. Banyak Orang yang heboh terutama kaum perempuan yang menjerit-jerit tidak jelas seperti melihat Jungkook bts saja.

Terlihat tiga cowok tampan yang baru saja memasuki kantin. Pandangan Starla hanya fokus pada cowok tinggi yang berada di tengah. Cowok itu yang tadi pagi bertemu dengan tak sengaja Starla menendang batu kerikil ke kepala cowok itu.

"Cowok yang di tengah itu siapa?" Tanya Starla pada Aurel.

"Dia musuh Lo. Namanya Cakra Wira Pratama. Cowok most wanted di sekolah dan dia juga anak pemilik sekolah ini. Lo selalu cari masalah sama dia ataupun sebaliknya dia juga suka cari masalah sama lo. Pokoknya kalian berdua itu dulu kayak tom&jerry selalu berantem di sekolah." Jelas Aurel.

Satu kata untuk Starla 'Mampus'.

Tanpa sangka, mata Starla tepat menatap mata elang milik Cakra. Dengan cepat Starla mengalihkan pandangannya pada batagor yang berada di depannya lalu menyantapnya dengan tergesa-gesa.

"Pelan-pelan makannya Starla nanti Lo keselek."

"Bodo amat."

Starla tidak peduli ia mau keselek atau apa kek. Yang terpenting Sekarang Starla ingin cepat-cepat pergi dari kantin ini. Starla hanya tidak mau berurusan dengan cowok yang bernama Cakra.

"Sejak kapan Lo suka makan batagor." Suara berat itu memberhentikan aktivitas Starla memakan batagornya.

Starla berusaha payah menelan batagor yang masih berada di dalam mulutnya lalu dia perlahan-lahan menoleh ke samping dan ternyata dugaannya benar terdapat Cakra yang sedang menatapnya dengan mata elang miliknya.

Starla hanya menunjukan sederet gigi putih rapihnya. Dia tidak tau sekarang harus berkata apa atau dia lebih baik kabur saja dari sini.

"Eng.... Ter... Terserah gue lah. Gue yang makan juga bukan Lo." Sahut Starla sedikit gugup.

Cakra menyesali telah menanyakan hal itu. Untuk apa Cakra menanyakan hal itu sama sekali tidak penting baginya.

Starla terpaksa memberanikan diri untuk menatap mata elang milik Cakra sebenarnya Starla sudah tidak tahan untuk menatapnya.

"Gak penting."

"Kalo gak penting kenapa lo nanya."

"Terserah gue."

"Iya dah. Anak pemilik sekolah mah bebas."

Setelah mendengar perkataan Starla mata Cakra berubah menjadi semakin menajam. Starla juga tiba-tiba bergidik ngeri melihatnya.

Apakah ada yang salah dengan perkataannya barusan? Sama sekali tidak. Memang benarkan kalo Cakra itu anak pemilik sekolah.

"Jangan pernah bilang kalo gue. Anak. Pemilik. Sekolah." Ucap Cakra dengan penuh penekanan.

Setelah mengatakan itu Cakra pergi meninggalkan kantin diikuti kedua temannya.

Starla hanya diam seribu bahasa. Dia tidak bisa berkata-kata apa apa. Dia hanya bisa melihat punggung Cakra yang mulai menjauh.

Pertanyaan-pertanyaan tiba-tiba muncul dibenaknya, Starla sama sekali tidak mengerti.

"Bisa gak ya gue berhenti musuhan sama dia."






TBC

Terimakasih sudah membaca❤️

STARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang