Di pagi hari ini cuaca sangat cerah sama seperti seorang gadis yang sedang berjalan di koridor sekolah dengan senyuman yang terukir di wajahnya tampaknya gadis itu sangat bahagia.
Seketika senyumannya perlahan memudar karena sosok lelaki tinggi yang berjalan di arah yang berlawanan.
Perlahan Gadis itu membalikan badannya berniat untuk mencari jalan lain menuju kelasnya alasannya hanya satu dia tidak ingin bertemu dengan cowok itu.
"STARLA."
Gadis itu adalah Starla dan cowok yang ingin Starla hindari adalah Cakra. Starla bukanya takut sama Cakra tetapi dia hanya tidak ingin menjadi babunya.
"STARLAA...."
Starla mengacuhkan panggilan Cakra, ia mempercepat langkahnya dan ia juga tidak peduli Cakra terus saja memanggilnya.
Langkah Starla terhenti karena ada seseorang yang mencekal lengannya. Mau tidak mau Starla perlahan membalikan badannya.
"Punya telinga itu di pake. Gue dari tadi manggil Lo." Ujar seseorang itu yang tak lain dan tak bukan adalah Cakra.
"Apa?" Tanya Starla tanpa menatap Cakra.
"Perjanjian kemaren." Jawab Cakra seraya melepaskan cekalanya.
"Gue rasa kemarin udah bilang kalo gue gak setuju sama perjanjian yang Lo buat."
Starla menatap Cakra yang lebih tinggi darinya sambil mengangkat sebelah alisnya dan kedua tangan yang dilipatkan di depan dada.
Cakra perlahan melangkahkan kakinya mendekati Starla. Reflek Starla pun mundur tetapi Cakra terus saja melangkahkan kakinya sambil tersenyum miring dan sampai akhirnya punggung starla terbentur ke tembok.
"Ca....Cakra Lo...mau ngapain...." Tanya Starla gugup serta jantungnya yang berdegup lebih cepat 2kali lipat.
Cakra tidak menjawab pertanyaan Starla, dia fokus menatap kedua mata Starla lekat perlahan-lahan dia mendekatkan wajahnya sangat dekat.
Sedangkan Starla melirik ke kanan dan ke kiri untuk meminta bantuan tapi percuma koridor sekolah sangat sepi.
"Lo harus jadi babu gue atau gue akan....." Cakra menggantung ucapannya.
Starla memejamkan matanya sejenak lalu ia membuang nafasnya kasar.
"Oke! Gue jadi babu Lo! Selama satu Minggu. Puas!" Sentak Starla dengan wajah yang memerah seperti tomat.
Setelah mendengar itu Cakra pun tersenyum puas. "Good girl." Ucapnya sambil mengacak-acak rambut Starla setelah itu Cakra pergi meninggalkan Starla.
Starla menatap punggung Cakra yang mulai menjauh dengan nafas yang memburu serta dia juga terus menggerutu kesal. Beberapa umpatan dia lontarkan untuk Cakra di dalam hatinya.
*****
"YANG BENAR ITU BATU GUNTING KERTAS."
"KERTAS BATU GUNTING."
"SALAH ANJIM! GUNTING BATU KERTAS!"
"Yang benar itu....."
"STOP!!! kita main yang lain."
Empat lelaki itu yang selalu membuat rusuh di dalam kelas dan mereka berempat adalah teman Cakra. Dua lelaki yang berteman dengan Cakra dari sejak kecil dan dua lagi teman sewaktu SMP-nya.
"GUE TAU!!" Ujar seseorang yang bernama Rian.
Rian adalah teman sejak kecilnya. Rian ini adalah anak orang kaya dan pokoknya Rian lebih kaya daripada teman yang lainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLA
Teen Fiction"Cakra" panggil Starla tanpa mengalihkan pandangannya. "Hm" "Boleh gue minta bantuan sama lo." "Apa?" "Bantu gue untuk mengembalikan ingatan gue." "Gue bantu." "YES! MAKASIH CAKRA... LO EMANG THE BEST!" Starla bersorak senang akhirnya Cakra mau memb...