CHAPTER 19 - Manja

16.5K 979 29
                                    

THANKS FOR 12K READERS🌺

Mobil mewah Alvaro memasuki basement apartemen. Selama perjalanan Ara tak terbangun sedikitpun. Sepertinya gadis itu kelelahan menangis saat di kantin tadi. Alvaro menggendong Ara ala bridal style. Saat digendong pun tidur gadis itu tak terganggu hanya lenguhan pelan yang terdengar.

Al membuka pintu apartemen dengan susah payah sebab kedua tangannya memegang Ara. Setelah memasukkan sandi, dia meletakkan Ara ke atas ranjang miliknya. Sepertinya ikut tidur dengan Ara adalah pilihan terbaik. Dia harus menyiapkan tenaga untuk menjalani rapat persiapan kemah minggu depan.

30 menit kemudian~

"Enghh.." Ara terbangun dengan rasa sakit yang menjalar diseluruh perutnya. Wajah gadis itu terlihat pucat dan keringat dingin menghiasi wajah putih itu.

Ara melirik kesamping kirinya, Alvaro tidur sangat nyenyak. Ada perasaan ingin membangunkan pria tersebut namun dia tak mau mendapatkan omelan darinya. Ini juga salahnya melanggar aturan Alvaro demi menuntaskan keinginannya makan pedas. Perlahan ia bangkit dari atas kasur, kepalanya terasa berat. Dengan sisa tenaga Ara berusaha melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar mandi. Setidaknya dia harus kelihatan kuat dan fresh saat Alvaro terbangun. Jangan sampai pria tersebut tau keadaannya.

Alvaro meraba kasur disebelahnya. Kosong. Dia memutuskan membuka mata dan melihat keadaan kamar yang sepi hanya dirinya sendiri.
"Kemana perginya Ara?"

"Ara.. Ara.." Teriak Alvaro. Dia mencari Ara diseluruh sudut apartemen. Ruang tamu, kamar dan dapur sudah dia periksa. Namun Ara tak ditemukan. Alvaro hanya menemukan keadaan dapur yang berantakan dan kulkas dalam keadaan terbuka.

"Apa yang sudah terjadi?" Tanyanya pada diri sendiri.

Alvaro kemudian memutuskan mencari Ara di kediaman orang tuanya. Mungkin saja gadis itu merasa takut dimarahi olehnya karena insiden tadi. Namun pergerakannya terhenti saat mengetahui dia belum mengecek kamar mandi dapur. Setelah membuka kamar mandi itu, dia dikejutkan saat menemukan Ara yang sepertinya pingsan dan terduduk di atas kloset.

"Ra..Ara..Sayang bangun" Al berusaha membangunkan gadis tersebut dengan menepuk pipi Ara pelan.

"Shit"

Alvaro menggendong Ara menuju kamar mereka. Suhu tubuh Ara sangat panas, wajahnya pucat dan tangannya terasa dingin. Dia semakin khawatir. Alvaro merogoh sakunya dan menelpon dokter pribadinya.

"Ke apartemen saya sekarang"

"..."

"Ingat dokter cewek" Titahnya tajam. Saat seperti ini ke-possesive-an masih diutamakan.

Setelah menunggu, akhirnya dokter Citra sudah datang. Keadaan dokter itu terlihat kalut dan gemetar sebab ada sepasang mata tajam yang sedari tadi mengamati pergerakannya.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Alvaro tanpa melirik dokter citra sedikitpun.

"Begini tuan. Nona sepertinya kesakitan. Dia mungkin sudah memakan sesuatu dan berujung lambungnya luka. Akibatnya nona berusaha menahan rasa sakit. Saat ini nona hanya pingsan. Saya sudah menyiapkan obat pereda sakit dan penurun demam. Jaga kesehatan nona. Saya pamit tuan." Ucap dokter citra.

"Hmm"

***
Sudah dua jam lamanya Ara tertidur. Saat ini sudah malam dan gadis itu belum makan sedikitpun. Terakhir dia hanya makan mie ayam di kantin dan berujung demam seperti ini. Dia sedikit menyesal tidak mengawasi langsung aktivitas Ara di sekolah tadi.

"Enghh" lenguhan itu menyadarkan Alvaro.

"Apa yang sakit hmm?"

Ara yang belum sadar sepenuhnya berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya.

MY POSSESIVE ALVARO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang