CHAPTER 12 - Pembalasan

17.2K 1K 12
                                    

Alvaro beserta kedua sahabatnya saat ini berjalan melewati koridor kelas 12. Mereka akan membuat perhitungan kepada seseorang. Orang yang menjadi incarannya sekarang adalah seniornya sendiri. Lebih tepatnya teman kelas Arnold. Berbicara soal Arnold sejak pernikahan Ara dan Al yang dilangsungkan di New York dia tak ikut pulang karena harus mengurus cabang perusahaan milik keluarga Walton. Jika saja dia mengetahui adiknya telah di bully entah apa yang akan terjadi. Arnold memang terlihat ramah diluaran akan tetapi bisa berubah jadi menyeramkan jika orang tersayangnya terluka. Sungguh penyayang.

Brak

Alvaro menendang kursi yang ada di kelas XII IPA 3 itu dengan keras. Mimik wajahnya memancarkan amarah yang menyeramkan. Siapapun yang melihatnya pasti akan mundur duluan. Berbeda dengan Angel. Dia dengan percaya dirinya bergelayut manja di lengan Alvaro. Alvaro berdesis berani sekali perempuan ini.

"LEPAS" ucap Alvaro marah.

"Kamu kenapa Al? Jangan gitu dong. Aku kan baru balik. Nggak kangen?" Angel menampilkan wajah menggoda andalannya. Alvaro yang melihatnya sungguh muak. Balasan apa kira-kira yang cocok untuk perempuan ini. Jika sebelumnya Angel membully, Al tidak akan ikut campur. Namun kali ini berbeda sebab yang menjadi bahan bullyan mereka adalah istrinya.

"LEPAS TANGAN KOTOR LO!" Al jengah melihat tangan gadis itu yang masih memeluk erat lengannya. Dengan keras dia menepis lengan itu kasar hingga mengenai ujung meja.

"AKHHH!" jeritnya.

"Kamu kok kasar Al" lanjutnya dengan nada dibuat-buat sedih. Memuakkan.

"Vin. Bawa dia" Alvaro berkata singkat seraya meninggalkan kelas itu.

"Eh kalian mau apain gue? HAH? LEPAS!!"

Kedua dayang Angel hanya melihat kepergian teman mereka tanpa menolong sedikitpun. Dia tak memiliki cukup nyali dan keberanian untuk melawan Alvaro. Bisa saja dia dikeluarkan dari sekolah ini jika menolong Angel.

Saat ini Angel diseret di gudang belakang sekolah yang sebelumnya dia gunakan untuk membully Ara. Tanpa perasaan Alvin dan Alden mendorong tubuh Angel ke lantai yang kotor itu keras. Sebelumnya mereka telah menyediakan air bekas cucian pel, gunting dan tali yang akan mereka gunakan untuk belas dendam.

"Lo apain Ara?"

"Ara? Ara junior itu? Heh." ucapnya tersenyum miring.

"LO APAIN DIA HAH?!" Marah Alvaro. Angel yang melihat itu sungguh takut namun ia berusaha tak terlihat takut. Ada apa dengan pria ini biasanya Al adalah tipe cowok yang selalu memendam emosi dalam dirinya daripada meluapkannya secara langsung. Tapi sekarang?

"Gue nggak a..apa apain" Kilahnya berusaha menutupi kegugupan yang melandanya saat ini.

"Bukti udah ada. Lo ngaku atau lo gue keluarin dari sekolah ini"

Angel yang merasa takut dikeluarkan langsung saja mengakui semuanya.

"IYA! Gue yang lakuin. Kenapa hah? Dia itu suka tebar pesona. Gue nggak suka. Dia ngambil lo dari gue." ungkapnya.

"Lo yang tebar pesona sama gue bukan Ara. Dan dia nggak ngambil gue dari lo. Tapi gue yang mengikat dia jadi milik gue." Ucap Alvaro lantang.

Angel sungguh tercengang akan perkataan yang dilontarkan Alvaro sebelumnya. Ini bukan seperti Alvaro yang ia kenal. Biasanya dia dingin kepada perempuan bahkan tak ingin ikut campur urusan perempuan sedikitpun. Lalu bagaimana Ara bisa meluluhkan hati pria ini? "Sial"Batin Angel.

"Sekarang lakuin apa yang lo lakuin ke Ara kepada diri lo sendiri!" perintahnya.

"NGGAK!" Tolaknya.

"Gue nggak mau tau. Lo yang lakuin sendiri atau tangan gue yang langsung turun tangan. Gue pastiin lo nggak akan bertahan setelah itu" Ucapnya mengancam.

Angel tak dapat berkata-kata. Dia harus terpaksa melakukannya sendiri. Bagaimana pun dia perempuan dan dihadapannya ada tiga orang laki-laki yang tak seimbang dengan kekuatannya. Perlahan dia mulai mengikat kakinya sendiri, dilanjutkan dengan mengikat perutnya dengan kaitan didepan. Saat akan mengikat kedua tangannya...

"Jangan ikat tangan lo! Lo harus ngelakuin semuanya sendiri. Gue nggak mau tangan gue menyentuh lo sedikitpun" Ucapnya.

Angel pasrah. Yang dilakukannya selanjutnya adalah mengambil gunting yang disodorkan oleh Alden.

"Kenapa ada gunting? Gue nggak lakuin ini sebelumnya"

"Itu hadiah buat lo" Alvaro tersenyum smirk.

"Gunting rambut lo" Perintahnya mutlak.

"GUE NGGAK MAU"

Alvaro mengisyaratkan Alden untuk maju dan mencengkram dagu gadis itu.

"Lo nggak mau?"Ucap Alden tajam. Angel menggeleng. Dia sungguh tak ikhlas jika rambutnya dipotong.

"LAKUIN SEKARANG" Angel tersentak.

Dengan perlahan dia mulai mengarahkan tangannya sendiri kebelakang kepala mengambil sedikit helai rambutnya dan bersiap memotongnya.

"Potong pendek"perintah Alvaro.

Angel pasrah dia ingin segera mengakhiri ini. Dia memotong rambut itu pendek secara kasar. Dia tak ingin menangis dan terlihat lemah. Tapi air matanya turun begitu saja.

"Air mata sialan" umpatnya pelan.

"PUAS LO HAH?" ucapnya setelah rambut panjangnya terpangkas pendek.

"Belum" Alvaro menyeringai.

"Vin"Lanjutnya.

Angel mengalihkan pandangannya menuju ember yang dibawa oleh Alvin lalu meletakkan dihadapannya.

"Siram tubuh lo".

Angel kembali menurut. Siksaan ini memalukan baginya. Angel kemudian mengarahkan ember itu keatas kepalanya sendiri lalu menumpahkannya langsung.

Byur

"Hahahahha" Tawa menggelegar terdengar di ruangan ini. Alden dan Alvin sungguh tak dapat menahan tawanya. Seorang ratu bully bisa di bully juga? Sementara Alvaro hanya tersenyum puas.

"Lo mau udahan?" Tanya Al. Angel sontak mengangguk.

"Oke gue berbaik hati."

"Lo tampar pipi lo sendiri sampai membiru dulu baru gue bebasin." Lanjutnya menyeringai.

Hiks

Angel tak dapat menahan tangisannya. Dia tergugu. Namun dia sadar ini juga kesalahannya. Bahkan Alvaro tak menyentuhnya sedikitpun dia sendiri yang melakukannya. Dengan kencang Angel menampar pipi itu. Tak lama lebam kebiruan menghiasi pipinya.

"Cukup"

Sebelum beranjak Al menyaksikan tubuh lusuh Angel. "Menjijikkan".
Alden dan Alvin kemudian meninggalkan Angel sendirian di gudang itu. Mereka menyusul Alvaro. Sementara Angel sudah terisak. Dia berteriak marah. Harga dirinya terinjak-injak. Tapi dia bisa apa?

Alvaro memang berencana untuk menyiksa Angel namun bukan dengan tangannya melainkan dengan tangan Angel sendiri. Dia masih sadar bahwa dia laki-laki dan tidak etis rasanya menyiksa kaum perempuan. Oleh karena itulah dia melakukan ini semua. Perasaan puas memenuhi rongga hatinya. Dia sudah membalaskan dendam Ara. Namun ada satu kejutan bagi Angel yang belum dia sampaikan sebelumnya. Tenang saja dia akan mendapatkannya esok hari. Alvaro sungguh tak sabar menyaksikan itu semua.

Bel pulang belum berbunyi. Namun dia memutuskan untuk meninggalkan area sekolah untuk menemui gadis mungilnya dirumah sakit. Sepertinya dia sudah sadar dan pasti akan mencarinya.

"Tunggu aku" Ucapnya pelan berusaha mengatakan kepada Ara seolah perempuan itu mendengar ucapannya itu.

TBC


Bagaimana pembalasan buat Angel guys?

Apakah setara?








#Semogamenikmati
#VoteandComment

MY POSSESIVE ALVARO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang