CHAPTER 5 - Perjodohan

24.4K 1.5K 51
                                    

Hari kedua Masa Orientasi Siswa dimulai. Terlihat semua siswa baru memasuki gerbang yang langsung terhubung dengan lapangan Alexander High School.

Ara yang baru saja menurunkan kakinya dari mobil terus menatap takjub bangunan yang ada dihadapannya. Namun, tatapan itu terputus begitu saja saat melihat kerumunan siswa yang sepertinya tengah menyaksikan perkelahian hebat.

"Bugh"

"Ahh ampun kak". Mendengar nama seseorang yang disebut oleh orang yang terpukul itu membuat Ara melototkan matanya. Jangan bilang Alvaro sedang memukuli seseorang. Tapi kenapa. "Dasar galak" batin Ara.

Arnold yang melihat adiknya berniat menghampiri kerumunan siswa itu, menghentikan langkah Ara dengan segera mengapit lehernya dengan lengan kokoh miliknya. Ara hanya menatap tajam Arnold dengan memancarkan aura menyeramkan versinya. Yah tentu yang melihatnya merasa gemas sendiri.

"Abang. Lepasin Ara. Ara mau kesana." Tunjuknya kepada kerumunan itu.

"Nggak. Kamu mau kesana? Ya kali badan kecil gini. Nanti ketonjok baru tau rasa."

"Tapi... Ara tadi denger nama kak Varo disebut. Ara penasaran nih." Ara masih terus berusaha melepaskan lengan kokoh itu dari leher jenjangnya.

"Nggak ada. Kamu emang ada apa sama bocah itu? Ingat jangan main cowok. Kamu pacaran?"

Damn!

Ucapan Arnold berusan membuat seluruh tubuh Ara kaku. Dia harus menjawab apa kepada Abangnya ini. Namun, sebisa mungkin dia merilekskan tubuh mungil itu.

"Pacaran? Yah nggak lah. Ara kan sama kak Varo nggak saling kenal." Ucapnya pelan.

Arnold hanya memutarkan kedua bola matanya, malas. Walau demikian, tentu dia menyadari ada kejanggalan antara Ara dengan Alvaro. Arnold tau itu. Gelagat Ara menunjukkan segalanya. Dia berencana untuk menyelidiki ini semua. Nanti.

Arnold lantas menarik adiknya meninggalkan kerumunan itu dan segera menuju lapangan tempat siswa-siswi baru lainnya berkumpul.

Sementara itu, Alvaro yang baru saja memukuli seorang junior baru SMA Alexander terus menampilkan wajah dinginnya. Hanya satu alasan dia memukul siswa ini. Yah Ara. Kemarin dengan sangat jelas dia melihat tatapan kagum pria ini yang ditujukan kepada Ara-nya. Dia benci itu. Sebenarnya kemarin dia berniat memukuli pria ini namun karena harus mengantarkan Ara dia mengurungkan niatnya dan akan menundanya hingga besok. Hari inilah waktunya. Rasa puas langsung menyeruak di dalam hatinya. Ia puas.

Sebelum beranjak dari posisi junior yang masih terkapar itu dengan lebam di sekitar pelipis dan sudut bibirnya dia berkata "Jangan tatap milik gue sedetikpun atau nyawa lo jadi taruhannya." Ucapnya mengancam. Junior itu hanya menganggukkan kepalanya cepat. Ia sebenarnya tak tau maksud ketosnya ini mengatakan demikian. Namun, untuk keamanannya dia mengiyakan begitu saja.

...

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Tandanya semua siswa-siswi sudah bisa pulang kerumah masing-masing. Seluruh rangkaian acara MOS hari kedua ini dilalui oleh Ara dengan lancar tanpa ada hambatan sedikitpun.

Saat berjalan menuju parkiran sekolah dengan Aurel disampingnya. Ara merasa was-was jangan sampai Alvaro kembali mengajaknya pulang bersama. Yah gotcha!! Dewi fortuna berpihak padanya sebab dia sudah tidak melihat mobil sport milik Al. Sepertinya pria itu ada urusan lain yang tak bisa ditunda.

Saat sedang mengamati parkiran, dia menemukan Arnold yang sedang melambaikan tangannya dari dalam mobil lewat kaca mobil yang sedikit dibukanya. Dia pun segera pamit kepada Aurel. Berbicara mengenai Aurel. Perempuan itu sudah tidak seheboh sebelumnya saat pertama kali mereka bertemu. Entah karena apa. Ara sudah menanyakan keadaan gadis itu, namun yang diterimanya hanyalah gelengan kepala mengatakan semuanya baik. Padahal nyatanya yang Ara lihat Aurel seperti menghindarinya. Namun, Ara tetap berusaha mendekati Aurel.

MY POSSESIVE ALVARO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang