Cahaya mentari menembus gorden sebuah kamar yang ditempati oleh pasangan muda yang baru saja mengikat janji sehidup semati.
Mereka saling berpelukan satu sama lain dengan posisi kepala Ara yang berada didepan dada bidang Alvaro yang tidak memakai atasan. Alvaro yang merasa terganggu dengan cahaya itu mengerjapkan matanya pelan. Dia tersenyum melihat Ara yang sudah sah menjadi istrinya tertidur pulas dengan berbantalkan lengan kanan miliknya. Dia mengamati keindahan wajah bantal Ara yang sangat alami dan terlihat natural dengan hidung mungil mancung dan bibir semerah ceri. Sungguh manis, pikirnya.
"Enghh.." Lenguhan halus terdengar keluar dari bibir itu. Ara perlahan menyesuaikan cahaya matahari yang masuk kedalam retina matanya. Saat tersadar dia hanya melihat dada bidang seseorang. Pikirnya itu adalah mimpi. Namun, sekitar 5 menit bayangan itu tak memudar melainkan semakin jelas. Perlahan ia mendongakkan kepalanya kedepan wajah pemuda tampan yang sedang tersenyum manis. Ara pun tergerak untuk mengelus rahang kokohnya kemudian menuju ke alis tebal itu. Dia memperhatikan pahatan wajah yang sangat sempurna itu dengan serius. Hingga...
"Akhhhhh kak Varo!! Kenapa ada dikamar Ara?!" Pekik Ara histeris seraya bangkit mendaratkan punggungnya ke sandaran ranjang. Dia sungguh heran saat melihat kakak seniornya berada satu kamar bahkan satu ranjang dengannya dalam keadaan laki-laki itu shirtless.
"Berisik." Ucap Alvaro serak. Dia bangkit mengambil kaos miliknya diatas sofa dan memakainya.
"Coba ingat kembali kemarin kita habis ngapain?"
"Emangnya habis ngapain." Ucap Ara berbisik pada dirinya. Setelah menemukan ingatannya dia kaget dan baru menyadari bahwa dirinya sudah menjadi istri seseorang. Dan yah. Dia Alvaro.
Alvaro hanya mendengus melihat kelakuan istri kecilnya. Dia memutuskan mandi terlebih dahulu berhubung hari ini ia dan Ara izin dari sekolah.
Ara yang melihat Alvaro, berinisiatif membersihkan tempat tidur mereka. Mommy nya sudah berpesan bahwa ia harus belajar jadi istri yang baik. Setelah membersihkan kamar, Ara menyiapkan pakaian untuk digunakan Alvaro. Siang ini mereka akan meninggalkan New York dan kembali ke Indonesia.
...
Ara, Alvaro dan kedua keluarga besar itu sudah menginjakkan kakinya di bandara Soekarno-Hatta. Mereka menempuh perjalanan sekitar 13 jam lamanya yang cukup menguras tenaga. Semua sepakat untuk berkumpul di kediaman Walton dan membahas sesuatu dengan pasangan muda itu.
Setelah melihat Ara dan Alvaro sudah duduk di sofa ruang keluarga dimana sebelumnya orang tua mereka sudah berkumpul. Allard membuka pembicaraan.
"Daddy sudah menyiapkan kalian rumah yang akan kalian tempati bersama. Disana sudah ada asisten rumah tangga yang akan membantu keperluan kalian" Ucap Allard menjelaskan.
"Jadi Ara bakalan ninggalin mommy daddy?" Ucapnya parau berusaha menahan air matanya dengan tatapan yang tertuju pada kedua orang tuanya.
Clarissa sontak menghampiri anak manjanya itu. Dia memeluk erat Ara-nya. Jauh didalam lubuk hatinya dia tak ingin berpisah dengan Ara. Namun, keadaan sekarang berbeda. Ara sudah menikah.
"Sayang dengerin mommy. Ara sudah nikah sekarang jadi kewajiban kamu harus ikut apa kata suami" Ucapnya penuh rasa keibuan seraya mengelus pipi gembul itu.
"Hiks..Hiks" Ara sesenggukan. Alvaro yang melihat istrinya menangis mencoba membujuk dan membawa kedalam pelukan hangatnya. Perlahan tangan besar itu mengelus punggung istrinya.
"Daddy nggak usah repot. Al punya apartemen. Itu hadiah dari daddy saat Al ulang tahun. Sementara ini biarkan Al sama Ara tinggal di apartemen dulu. Nanti jika sudah tidak memungkinkan kami akan pindah kerumah itu." Ucap Alvaro tenang penuh pertimbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE ALVARO (On Going)
Novela JuvenilHello Everyone! I'm Nia and this is my first story. Hope you like it😋 *************** Ketika dua insan dipertemukan dalam ikatan suci pernikahan. Sosok gadis imut nan manja yang menjadi berlian bagi keluarganya, Arabelle Allisya Walton. Anak kedua...