CHAPTER 10 - Queen Of Bullying

18.8K 1K 22
                                    

Hari ini suasana sedikit berubah. Banyak keributan yang terlontar dari mulut semua penghuni Alexander. Kabarnya sang ratu bullying yang selama dua minggu ini berlibur keluar negeri sudah kembali. Kabar ini sontak menghebohkan sekolah itu. Sebelumnya sekolah terlihat aman saja, namun sekarang berbanding terbalik. Hal ini seperti neraka bagi kaum nerd yang bersekolah di yayasan bergengsi milik keluarga Alexander itu.

"Eh katanya Angel kembali?"

"Emang bener? Wah bahaya nih bagi kaun nerd mereka pasti akan jadi bahan candaan mereka." Ucap salah satu siswi yang ikut menimbrung ucapan temannya.

"Ini bakal jadi berita hot di pagi ini dong"

"Eh lihat aja nanti. Kita taruhan pasti akan ada perang dunia nantinya karena incaran Angel sudah ada yang ambil"

"Siapa emangnya?"

"Ituloh junior kita yang katanya dia ditempatkan di kelas X IPA 1"

"Wah akan jadi boomerang nih. Sepertinya seru!" Girangnya. Mereka yang bergosip ini sedang memikirkan bagaimana kiranya jika Angel Queen of Bullying di Alexander mengetahui bahwa Alvaro dekat dengan seorang gadis. Terlebih lagi orang itu adalah juniornya sendiri.

Suara yang timbul sebelumnya itu perlahan menghilang dan mereka memilih menyingkir dari kerumunan sebab orang yang menjadi objek gosipan mereka lewat dihadapannya dengan pesonanya yang bisa dibilang berlebihan untuk ukuran anak SMA. Angel dan kedua dayangnya, Jessy dan Belva yang dua minggu ini juga turut menghilang berjalan dengan gaya khas mereka sambil berlenggak-lenggok seolah memamerkan body mereka. Pakaian yang mereka kenakan adalah baju ketat dengan potongan rok rendah diatas lutut. Sebagian besar menatap ketiga gadis itu jijik. Namun, mereka memilih menutup mulut daripada menjadi objek bully-an mereka. Mimpi buruk.

"Ngel!" Panggil Belva sahabat Angel yang berada disamping kirinya.

"What? Jangan ganggu gue. Gue mau tebar pesona dulu barangkali mereka rindu dengan pesona seorang Queen." Ucapnya membanggakan diri.

"Ini nih lo nggak denger bisikan mereka kalo Alvaro deket sama junior kita?" Belva berusaha memanas-nanasi Angel. Dia sudah lama tidak membully dan rasanya sekarang dia rindu akan hal itu.

"Beneran Bel? Seorang Alvaro deket sama perempuan? Nggak mungkin kali. Masa Angel yang secantik dan sebohay ini bisa ditolak mentah-mentah sementara gadis yang belum kita tau itu malah bisa dapetin dengan mudahnya sih?" Heran Jessy.

"Kurang ajar! Gue bakal ke kelas junior itu langsung" Angel melangkahkan kakinya menuju kelas X IPA 1.

Sesampainya dikelas X IPA 1, Angel dengan kuasanya mendobrak pintu kelas itu dengan kakinya. Untung saja bel masuk belum berbunyi jadi dia bisa lebih mudah melakukan aksinya.

"SIAPA DISINI GADIS YANG DEKET DENGAN ALVARO!" Suara Angel menggema diseluruh kelas itu. Sementara junior yang ada disana menunduk ketakutan. Tak ada yang berani mengangkat kepala mereka. Setelah ini mereka yakin orang yang sedang diincar oleh seniornya itu akan jadi bahan eksekusi mereka.

"JAWAB!"Teriaknya.

"Ngaku kalian semua! Kalo nggak kita bakal bully kalian semua satu persatu. MAU?" Lanjut Jessy dengan suara toa nya.

Sontak semua siswa dikelas itu menggeleng kepala takut. Serentak mereka menunjuk seorang gadis polos yang sedari tadi hanya sibuk menatap ketiga senior mereka tanpa tau bahwa yang menjadi bahan pembahasan saat ini adalah dirinya sendiri.

Angel yang melihat sosok yang ditunjuk oleh semua penghuni kelas ini segera menghampiri meja seorang gadis yang menatapnya bingung. Polos sekali. Pikirnya.

"Siapa nama lo?" Singkatnya penuh nada ancaman.

"Kakak tanyain aku? Kenalin aku Ara, Arabelle Allisya Walton" Ucapnya seraya mengarahkan tangan kanannya kedepan Angel ingin berjabat tangan.

Angel hanya menatap uluran tangan itu. Dengan gampangnya dia menepis tangan itu lalu berlalu pergi dari sana dengan isyarat mata yang menyuruh kedua dayangnya membawa gadis itu ke tempat eksekusi. Jessy dan Belva yang mengerti arti tatapan itu membawa tubuh Ara dengan menarik kedua tangannya. Ara terkejut mau apa kedua seniornya ini membawa serta dirinya. Sayangnya Aurel belum datang sejak tadi jadi tidak ada satupun orang yang menolong gadis malang itu.

"Kak! Kok tarik-tarik Ara. Lepasin" Perintahnya.

"Lo harus ikut kami" Ucap Belva singkat.

Setelah sampai ditempat eksekusi. Yah dimana lagi kalau bukan di gudang belakang Alexander High School. Gudang ini adalah gudang lama sehingga tak ada satupun orang yang berlalu lalang disekitar sini. Namun, Angel melupakan satu hal bahwa gudang ini dekat dengan lapangan basket outdoor. Bisa saja anggota basket mendengar teriakan Ara nantinya. Tapi itu urusan belakangan yang terpenting dia harus menuntaskan semuanya dahulu.

"Ikat dia!" Perintahnya.

Ara yang merasakan alarm bahaya pada dirinya sontak berteriak "TOLONG!"

Angel yang melihat itu menampar pipi Ara kencang hingga meninggalkan lebam kebiruan di ujung bibir gadis itu dengan cetakan telapak tangan Ara yang kentara di kulit mulusnya.

"Akhhh" Jeritnya pilu. Sebelumnya tak ada seorangpun yang menamparnya seperti ini. Dia biasanya akan disayang dan diperhatikan tidak seperti keadaannya sekarang ini. Miris.

"Diam lo bitch. Lo kan yang udah goda Alvaro sampai mau dideketin sama lo?" Angel menarik rambut gadis itu yang saat ini sudah duduk di bangku usang dengan keadaan tangan yang terikat dengan kursi yang didudukinya.

"Hiks. Nggak kak. Ara nggak godain kak Varo. Hiks" Jelasnya pilu.

"Allaaah maling mana mau ngaku" Ucap Jessy.

"Sikat aja ngel."

Angel yang mendengar itu langsung menyiksa Ara dengan membabi buta tanpa memperdulikan efek dari perbuatannya saat ini. Dia belum saja mengetahui sang penyelamat Ara pasti akan marah besar saat mengetahui kejadian ini. Dia hanya memikirkan satu hal yaitu menuntaskan orang yang menjadi musuhnya. Dengan kasarnya Angel menjambak bahkan merobek seragam Ara lalu menyuruh Jessy dan Belva menampar gadis itu secara bergantian.

Setelah melihat keadaan gadis itu yang sudah terlihat sangat kacau. Dia mengambil ember yang berisi air bekas cucian pel dan menyiramnya keatas kepala Ara. Seolah memandikan gadis itu dengan air bersih.

"Hiks kak sudah. Ara kedinginan. Tubuh Ara ngilu" Ucapnya pilu. Tak ada binar keceriaan dimata gadis itu lagi. Semuanya terganti dengam buliran air mata yang terus berjatuhan di pipinya. Dia hanya berharap Alvaro datang dan menolongnya.

"Kak Varo tolongin Ara. Hiks"Batinnya. Ara pun pingsan karena tak sanggup menahan perih disekujur tubuhnya.

"Angel. Udahan aja yah sepertinya dia udah nggak sadarkan diri juga. Mending kita cabut sebelum ketahuan guru"

"Okay!" Angel beserta kedua dayangnya  pergi dari gudang lama itu dengan perasaan puas sebab kegiatan yang sudah lama mereka tak lakukan akhirnya tertuntaskan sudah.

...

Sementara itu di lapangan outdoor SMA Alexander terlihat anggota tim basket sedang latihan untuk pertandingan minggu depan. Pemuda tampan dengan headband merah yang melekat di kepalanya sedang mendribble bola dengan lincahnya. Saat berada dibawah ring dia berhenti begitu saja. Perasaannya tak enak tapi entah kenapa. Ara. Perempuan itu memenuhi pikiran Alvaro saat ini hingga memudarkan konsentrasinya.

"HOY. Al lo kenapa?" Teriak Alden.

"Break dulu" Ucapnya dan memilih pergi dari lapangan itu dengan keadaan baju yang basah karena keringatnya sendiri.

"Mau kemana woy?" Al mengabaikan pertanyaan dari Alvin dan memilih melangkahkan kakinya menuju kelas sang gadis. Entah mengapa dia merasa cemas pada istrinya itu.

TBC

Penasaran dengan apa yang akan dilakukan Alvaro?

Bagaimana keadaan Angel dkk setelah ini?

Tunggu kelanjutannya. Ehe

#Selamatmembaca
#VoteandComment

MY POSSESIVE ALVARO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang