CHAPTER 6 - Wedding

24.2K 1.4K 26
                                    

Happy reading!

Setelah pertemuan singkat antara keluarga Walton dan Alexander pada malam itu, tak terasa seminggu sudah berlalu. Dan hari ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak.

Pernikahan pasangan muda ini digelar secara sederhana tapi tak meninggalkan kesan mewah. Ballroom hotel The Plaza Hotel tepatnya di New York dipenuhi para undangan yang memakai dresscode gaun putih bagi wanita dan setelan hitam bagi laki-laki. Mereka menggelarkan pesta pernikahan ini di luar negeri karena pernikahan keduanya dirahasiakan dari pihak sekolah. Walaupun Allard adalah pemilik yayasan namun mereka sepakat untuk merahasiakannya. Bahkan teman-teman Alvaro maupun Ara tidak ada yang mengetahuinya.

Saat ini seorang gadis mungil nan manis dengan gaun putih panjangnya yang melewati mata kaki itu tengah melihat penampilannya di kaca salah satu kamar yang telah disulap dengan hamparan kelopak bunga mawar yang disusun menyerupai bentuk hati. Itu semua ide dari kedua wanita paruh baya orang tua dari mempelai. Mereka berkata bahwa ini sebagai tanda cinta antara pasangan suami istri. Salah satu alasan utama mereka adalah ingin segera mendapatkan cucu. Besan yang kompak.

Ara yang melihat kedatangan mommy nya lantas memeluk tubuh itu dengan erat. Dia tak menyangka akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit kedepan. Perasaannya tidak karuan antara senang dan sedih. Sedih yang lebih mendominasi sebab dia akan meninggalkan kedua orang tua yang telah membesarkannya dan akan ikut kepada suaminya nanti, Alvaro. Membayangkan hal itu membuat hati kecil Ara merasa tak rela. Tapi ini juga keputusan kedua orang tuanya. Dia harus menerima dengan ikhlas.

Seraya melepas pelukan mommynya. Ara langsung memperlihatkan wajah piasnya.

"Mommy... " Ucapnya manja.

"Uh sayangnya mommy udah mau jadi istri aja" Mendengar kata istri yang dilontarkan dari mulut mommy nya membuat mata Ara berkaca- kaca.

Clarissa yang melihat putrinya hampir meneteskan air mata segera mencegahnya. Ia tak mau riasan cantik anaknya ini luntur. Faktanya Ara dirias senatural mungkin sesuai request darinya. Walau demikian Ara tetap terlihat sangat memukau.

"Eh. Eh jangan nangis sayang. Masa udah cantik gini malah nangis sih. Ini hari bahagianya Ara. Jadi harus tetap senyum. Perintahnya dengan menarik kedua ujung bibir Ara membentuk seulas senyum.

Ara yang melihat mommynya tersenyum haru juga melakukan hal yang sama. Dia pun berusaha menghapus buliran air mata yang hampir jatuh ke pipi merona itu dengan pelan.

Ara duduk di atas ranjang pengantin dengan binar yang fokus melihat layar TV yang merekam segala kegiatan yang ada di ballroom hotel. Disana sudah terlihat Alvaro yang sangat tampan dengan setelan jas nya. Hal itu membuat Ara semakin merasa degdegan.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Frans sudah menjabat tangan Alvaro. Terlihat jelas bahwa tak ada keraguan dimata pemuda itu. Ia begitu siap.

"Saudara Alvaro sudah siap?" Ucap penghulu itu. Alvaro menjawabnya dengan anggukan yakin.

"Silakan pak!"

"Bismillahirrahmanirrahiim. Saya nikahkan dan kawinkan engkau Alvaro Zanendra Alexander bin Allard Alexander dengan putri saya Arabelle Allisya Walton binti Fransisco Walton dengan mahar 100 gram emas murni dan satu set perhiasan dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Arabelle Allisya Walton binti Fransisco Walton dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Ucap Alvaro dengan tegas tanpa kesulitan.

Semua saksi serempak mengatakan SAH kemudian dilanjutkan dengan membaca doa. Sementara itu, Ara yang menyaksikan lewat televisi itu meneteskan air mata haru. Dia mengeratkan genggaman tangannya dengan sang ibu.

MY POSSESIVE ALVARO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang