Pagi yang cerah, secerah hati pasangan muda yang saat ini tengah disibukkan dengan aktivitas mereka masing-masing. Ara masih berperang dengan alat dapur. Dia membuat sarapan simpel ala kadarnya. Hanya nasi goreng dan susu putih. Sementara Alvaro terlihat mondar-mondir didalam kamar mencari keberadaan dasi sekolahnya yang entah tercecer dimana.
Ara memasuki kamar tatkala lelah menunggu. Alvaro tidak keluar dari kamar sejak tadi. Ada apa dengan pria itu.
"Kak ayo sarapan" Perintah Ara saat melihat Alvaro yang membongkar isi lemari yang baru semalam disusun rapi olehnya.
"Astaga kak! Kenapa dibongkar. Ara kan capek." Ucapnya cemberut seraya memungut pakaian yang berceceran di lantai kamar.
"Kamu lihat dasi aku nggak. Perasaan semalam aku nyimpennya disini deh." Tunjuknya pada laci kecil dalam lemari itu.
"Kak Varo terakhir kali simpen baju sama peralatan sekolah emangnya dimana? Ara hanya beresin koper loh. Sisanya kan kak Varo sendiri."
Alvaro yang tersadar segera menggeledah tas hitam miliknya. Dan gotcha! Dasi itu ada di sisi depan tas itu. Ara hanya berdecak melihat kelakuan suaminya.
"Makanya kak kalo ada apa-apa itu inget dulu sebelumnya simpan dimana. Kalo udah berantakan begini Ara kan harus kerja dua kali."
Alvaro menampilkan cengiran tak berdosanya. Mereka memutuskan untuk memebereskan kekacauan itu setelah pulang sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul setegah 7 dan mereka belum sarapan.
Setelah sarapan, Alvaro mengeluarkan mobilnya dari basement apartemen dan terlihat Ara yang sudah menunggunya.
"Ayo!" Ucap Alvaro.
Mereka menghabiskan 15 menit perjalanan dan hampir saja gerbang Alexander High School tertutup. Untung saja Alvaro segera meningkatkan kecepatan mobilnya dan menerobos masuk.
"Huft. Untung aja Ara nggak telat kak."
"Kamu istri anak pemilik yayasan. Kalo kamu lupa" Ucap Alvaro mengingatkan posisi Ara.
Ara mendengus. "Ara kan masih siswi baru kak. Malulah kalo telat."
Alvaro mengabaikan celotehan itu. Dia menarik tangan mungil Ara melewati koridor kelas. Hal itu menimbulkan grasak-grusuk siswa yang melihat kedatangan mereka. Bagaimana tidak seorang most wanted boy SMA Alexander yang terlihat kaku dan dingin memegang erat tangan seorang siswi yang notabene adalah siswi baru disini. Sungguh menakjubkan. Dalam hitungan detik, foto kedekatan mereka sudah tersebar di grup angkatan. Berbagai komentar bermunculan dari yang mendukung sampai yang mencemooh Ara. Dan itu semua berasal dari kalangan siswi yang terlihat iri melihat incaran mereka dengan mudahnya dekat dengan siswi baru yang terlihat sangat polos.
Tak ayal beberapa siswi centil menyebut Ara sebagai perempuan gatal. Sebelumnya dekat dengan senior mereka, Arnold. Sekarang menggandeng Alvaro. Ara dan Arnold memang tak pernah mengumbar bahwa mereka adalah kakak beradik. Itu kemauan Ara. Dia tak ingin terlihat mencolok di SMA Alexander ini. Hanya satu orang yang mengetahui bahwa mereka adalah saudara kandung. Dan orang itu adalah Alvaro.
Setelah sampai didepan kelas Ara. Alvaro melepaskan genggaman tangannya seraya mencium kening gadis yang ada dihadapannya.
"KAK!" Pekik Ara.
"Apa?" Sanggah Alvaro dengan wajah bingungnya.
"Nggak boleh cium-cium Ara disekolah. Nanti kelihat sama yang lain. Ara malu" Ara mengedarkan pandangannya ke segala arah. Untung saja sepi.
"Biarin" Ucap Alvaro ketus. Dia pamit kepada Ara. Ara yang melihat kepergian Alvaro memasuki kelas yang bertuliskan X IPA 1.
Ara menuju bangkunya yang terletak pada barisan kedua paling pinggir. Suatu keberuntungan dia sekelas dengan Aurel. Tak hanya itu, mereka juga memutuskan duduk bersama. Ara yang melihat Aurel sudah duduk tenang dibangkunya dengan keadaan kepalanya yang tertutup novel menyapanya dengan girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE ALVARO (On Going)
Teen FictionHello Everyone! I'm Nia and this is my first story. Hope you like it😋 *************** Ketika dua insan dipertemukan dalam ikatan suci pernikahan. Sosok gadis imut nan manja yang menjadi berlian bagi keluarganya, Arabelle Allisya Walton. Anak kedua...