Terima Kasih atas Apresiasinya🤗
Burung berkicau dengan merdu. Cahaya yang menembus gorden putih tak mampu membangunkan dua insan manusia yang masih memejamkan kedua matanya. Pergerakan lembut dari Ara membangunkan Alvaro. Dia mengecek keadaan gadis manja ini. Kondisi terakhir perut gadisnya masih terasa sakit walaupun suhu tubuhnya sudah normal.
"Engh"
" Sayang.. Bagaimana? Ada yang sakit?" Tuturnya lembut.
"Nggak. Ara udah sehat kok. Ayok Ara mau sekolah"
"NGGAK!" Bantah Al. Gadisnya baru saja sembuh kemarin dia tidak akan mengizinkan gadis itu keluar dari Apartemen bahkan kamar ini sekalipun.
Ara mengerucutkan bibir mungil nan merah miliknya. Dia mengeluarkan jurus ampuh yang akan meruntuhkan pertahanan Avaro.
"Pokoknya Ara mau sekolah" Bantahnya balik dengan mata yang sudah berkaca-kaca.Alvaro mengubah raut mukanya yang semula lembut menjadi datar. Hal itu sontak membuat Ara menundukkan pandangannya. Dia meremas ujung jarinya satu sama lain. Jika sudah seperti ini artinya Al sudah tidak bisa dilawan lagi.
" Ya udah sana"
"Nggak jadi.." cicitnya lirih.
"Kenapa nggak jadi? Katanya mau sekolah. Yaudah sana." Ketus Alvaro.
"Ara di apartemen aja. Ara nggak sekolah dulu."
"Good girl" ucap Al seraya mengusap pelan rambut Ara.
Setelah perdebatan singkat itu Alvaro kemudian menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Niat awalnya akan menemani Ara seharian namun siapa sangka gadis itu malah memarahinya. Dia katanya tak ingin mempunyai suami pemalas. Tapi kenyataan yang ada memang dasarnya Alvaro malas dalam mengikuti pelajaran yang baginya hanya membuang-buang waktu. Berkat otak cemerlang yang dimilikinya ia bahkan mampu menguasai semua pelajaran tanpa dipandu oleh seorang gurupun. Alasan terpilihnya dia sebagai ketua Osis SMA Alexander pun karena sang ayah yang menunjuknya langsung. Mau tak mau Al harus menurutinya. Just formalitas. Namun, sejauh ini dia masih mampu menghandle tugas yang dilimpahkan kepadanya dengan sangat baik.
"Aku berangkat"
"Ingat yang aku katakan. Jangan pernah berani meninggalkan apartemen ini sedikitpun. Ngerti?"
"Hmmm. Varo sudah ucapin itu 5 kali." Adunya seraya mengangkat kelima jarinya.
Alvaro berdecak. Sebelum benar-benar meninggalkan apartemen miliknya dia menghubungi dua orang bodyguard sang ayah untuk mengawasi sang gadis. Namun hanya sampai didepan pintu saja. Dia tak akan rela meninggalkan gadisnya dengan dua pria berkepala plontos ini. Posesif.
***
Alvaro memarkirkan motor miliknya di parkiran SMA alexander. Hari ini ia memilih tak membawa kendaraan roda empat miliknya berhubung Ara juga tidak ada. Masih dengan tatapan datarnya dia melangkahkan kaki menuju kantin. Hari ini dia kembali memilih bolos dan menghampiri teman-temannya.
"Haloo bos" Sapa Alvin.
"Bolos lagi nih?" Lanjutnya.
"Rooftop" Satu kata itu seketika membangkitkan senyuman di wajah Alvin. Dia melirik disamping kirinya Aiden dengqn keterdiamannya. Seperti biasa dia akan dihadapkan oleh dua manusia kulkas. Namun untungnya sikap Alden masih bisa dikatakan wajar dibanding Alvaro. Sungguh miris dirinya berada ditengah-tengah mereka.
"Ara mana?" Heran Alden saat ia tak melihat keberadaan gadis manja yang biasanya mengekori Al.
"Apart" singkat Al. Hari ini ia sama sekali tak bersemangat sekolah karena Ara tak ikut bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE ALVARO (On Going)
Roman pour AdolescentsHello Everyone! I'm Nia and this is my first story. Hope you like it😋 *************** Ketika dua insan dipertemukan dalam ikatan suci pernikahan. Sosok gadis imut nan manja yang menjadi berlian bagi keluarganya, Arabelle Allisya Walton. Anak kedua...