Bintang saat ini sedang berlatih basket bersama dengan teman-temannya. Latihan ini dipersiapkan untuk mengikuti Jakarta Basketball League atau yang biasanya di kenal dengan JBL, itu merupakan kompetensi bergengsi. Itu akan menjadi pertandingan terakhir yang Bintang ikuti sebagai ketua basket dan sebelum dirinya fokus dengan ujian-ujian yang akan ia hadapi.
Maka sore ini ia berlatih dengan keras, karena ia dan tim nya bertekad untuk memenangkan pertandingan sebagai persembahan terakhir untuk club nya.
Bintang berhasil merebut bola dari lawannya dan langsung melemparnya kepada Rendi yang berada di depannya yang berhasil di tangkap olehnya. Rendi kemudian mengambil alih bolanya dan mendribble nya ke arah ring lawan. Rendi kemudian melangkah mendekati ring dan melemparnya dari jarak dekat, dan shoot Rendi berhasil mencetak poin. Senyum tercetak di wajahnya.
Bintang kemudian mengambil bolanya dan mendribble bola basket nya dengan lincah, ia melewati beberapa temannya yang sempat menghalangi jalannya. Dan shoot, Bintang melemparkan bolanya dan tepat masuk ke dalam ring.
Setelah puas mencetak poin, Bintang memutuskan untuk ke pinggir lapangan mengambil air minumnya. Yang di susul oleh beberapa temannya. Keringat bercucuran di wajah tampannya. Kaos yang Bintang gunakan juga sudah basah oleh keringat nya.
"Kalau tim kita kaya gini, gue yakin sih kita bisa kalahin sekolah sebelah" ujar Bintang setelah ia dan teman-temannya memutuskan untuk istirahat sebentar untuk mengambil air minumnya.
"Setuju sih. Jangan ambil kendor. Gas aja lahh" ujar Bobi yang di setujui oleh beberapa temannya.
Mendengar itu, Bintang lantas tersenyum mendengar semangat dari teman-temannya. Bintang kemudian mengambil botol nya dan meminumnya kembali, matanya melihat ke satu perempuan yang sedang berjalan sendirian di koridor.
Melihat itu, senyum Bintang semakin merekah. Ia kemudian langsung mengambil tas nya beserta dengan kemeja sekolahnya yang ia letakkan di atas tasnya dan langsung menggunakan kemeja sekolahnya sambil berlari menghampiri perempuan itu.
"Woyy Bintangg lo mau kemana?" teriak teman-teman nya yang kebingungan.
"Jemput pujaan hati dulu, gue balik duluan ya" balasnya teriak.
"Bener ya kalau orang udah bucin tuh jadi lupa segalanya" kekeh Rendi selaku teman dekatnya Bintang yang di setujui dengan anggukan oleh teman yang lainnya.
Bulan berjalan di koridor seorang diri, ia mendapatkan kabar dari supir nya jika ban mobil nya bocor, menyebabkan akan sedikit terlambat untuk menjemput Bulan.
Bulan yang sudah bosan menunggu sejak tadi, memutuskan untuk berjalan kaki saja sampai ia menemukan taksi.
"Bulannnn" teriak Bintang dari jauh, Bulan yang mendengar teriakan itu sempat menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya. Ketika ia mengetahui jika yang memanggilnya adalah Bintang, maka Bulan melanjutkan kembali langkahnya.
Bintang yang sudah tersenyum ketika melihat Bulan berhenti, langsunng kembali merenggut ketika Bulan melanjutkan jalannya. Maka mau tidak mau, Bintang berlari menghampiri Bulan.
"Sttopppp" ujar Bintang ketika dirinya tepat berada di depan Bulan. Bulan menghentikkan langkahnya dan menatap datar Bintang.
"Bentar, cape gue" ujar Bintang kemudian ia mengatur napas nya dahulu.
"Apa sih? Kalau gak penting gue pergi sekarang juga" ujar Bulan dan langsung pergi begitu saja.
Bintang yang terkejut mendengar jawaban Bulan, langsung memegang tangan Bulan "Tunggu, bentar doang"
Bulan langsung melepaskan pegangan tangan Bintang.
"Sorry" ujarnya cengengesan sambil mengangkat kedua tangannya seperti seorang penjahat yang tertangkap polisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget Me Not
Teen Fiction[Harap follow dulu sebelum membaca. Terima kasih] __________________________________________________ Ternyata ada hal yang lebih menyakitkan selain melupakan, yaitu mengikhlaskan. Bulan tidak tau apa kesalahannya, sampai orang yang di sayanginya per...