05 | Kenangan kecil

63 15 37
                                    

Bintang berlari kencang ke arah kelasnya. Berharap jika disana ia akan bertemu dengan Bulan. Begitu sampai kelas, Bintang mengatur terlebih dahulu napasnya yang tidak beraturan. Kemudian tersenyum ketika ia melihat Bulan yang sedang memainkan handphone nya.

Baru saja Bintang berjalan beberapa langkah, langkahnya sudah terhenti lagi  karena Cristie yang menghalangi jalannya. 

"Bintang lo gak papa? Katanya lo pingsan"

"Muka lo pucet banget, kita balik lagi ke UKS yuk" ajak Cristie sambil memegang lengan Bintang. 

"Gue gak papa" ujarnya sambil tersenyum paksa "Jadi lebih baik lepasin tangan lo sekarang juga" lanjutnya sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Cristie. 

"T-tapii---" ucapannya terhenti ketika Bintang langsung pergi dari hadapannya dengan setengah berlari ke arah bangku Bulan. 

Cristie yang melihat Bintang menghampiri Bulan, tentu saja cemberut sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal. Lalu pergi begitu saja keluar kelas disertai dengan sumpah serapah yang ingin ia lontarkan ke arah Bulan. Tak lupa diikuti oleh dayang-dayang nya yang setia mengikuti dirinya. 

"Heii" ujar Bintang dan duduk begitu saja di depan Bulan. 

Merasa kehadirannya tidak di gubris, Bintang mencolek lengan Bulan. Dan berhasil, Bulan langsung memberikan tatapan tajamnya. 

"Apa?"

"Sebagai ucapan terimakasih gue, nih gue bawain buat lo" sambil memberikan dua botol yogurt yang sempat di belinya di kantin sebelum ke kelasnya. 

Bulan menyerngitkan halisnya. "Gue gak suka yogurt"

"Yahh sayang banget, padahal yogurt nya enak banget tau. Gue aja sehari bisa abis 3 botol yogurt. Gue juga sering minta bunda untuk stock yogurt di rumah" 

Bulan hanya menatap Bintang dengan pandangan yang jengah. 

"Lo udah habisin sepuluh detik gue yang berharga" lalu Bulan berdiri dari kursinya, hendak pergi, namun tertahan dengan tangan Bintang yang memegang lengannya. 

"Bentar. Buru-buru banget sih" Bintang berdiri dan menghadap ke arah Bulan. "Kalau lo gak suka yogurt, lo mau apa? Nanti bakal gue kabulin apa aja. Tapi jangan yang mahal-mahal ya, soalnya bunda pelit kalau urusan uang" 

"Bener?" tanya Bulan meyakinkan. Yang di balas oleh anggukan Bintang. 

"Gue mau lo pergi. Gak usah ada di hadapan gue lagi" ujarnya singkat lalu pergi begitu saja meninggalkan Bintang yang menatapnya tidak percaya sambil membuka mulut nya lebar-lebar. 

"Ya mana bisa, orang kita satu kelas" ujarnya bicara pada dirinya sendiri setelah beberapa lama tersadar dari keterkejutannya. 

***

"Bintangg kamu kenapaa?" tanya Bunda heboh ketika melihat anak semata wayangnya yang baru saja duduk di sofa. 

"Hah emang Bintang kenapa bun?" 

"Itu tadi Rendi sama Tian bilang kalau Bintang pingsan" 

"Bunda udah mau ke sekolah, tapi katanya kamu udah gakpapa"

"Kenapa bisa?" Tanyanya sambil memegang badan dan dahi Bintang. Guna mengecek kondisinya.

Bintang menghela napasnya, niat nya ia tidak akan bilang ke bundanya supaya tidak khawatir, eh si dua kunyuk itu malah bilang ke bunda. 

Bintang kemudian menurunkan tangan bunda nya yang berada di dahinya, dan menggenggamnya sambil mengajak bundanya untuk ikut duduk di sofa.

"Bintang gak kenapa-napa bun. Bintang cuman kecapekan aja"

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang