28 | Ruby

19 4 0
                                    

Tidak ada hari yang paling membahagiakan selain hari Minggu. Iya, walaupun hari Minggu Angkasa berada di rumahnya, namun ia begitu bahagia, karena hanya hari ini ia bisa berkumpul bersama keluarganya, walaupun sering kali dirinya di ganggu dengan kehadiran si bocil, namun ia sama sekali tidak merasa terbebani. 

Seperti saat ini, saat dirinya sedang asyik memainkan ps nya, Ruby langsung masuk begitu saja ke dalam kamarnya, kakinya yang kecil itu, berusaha sangat keras untuk bisa mencapai kasur Angkasa yang cukup tinggi untuk di gapai Ruby. 

"Omm Uby juga mau mainnnn!!" Ruby merengek begitu dirinya berhasil naik ke atas kasur Angkasa. 

"IHH OMM UBI JUGA PENGEN MAENNN!!" teriaknya ketika ucapannya sama sekali tidak di gubris. 

Merasa terganggu, Angkasa akhirnya memberikan stik ps yang satunya lagi, kemudian ia kembali fokus menatap layar. 

Ruby yang kegirangan, langsung memijit-mijit tombol secara acak. Namun, ia keheranan ketika yang di lihat di layar televisi, hanya ada satu pemain saja. 

"Ihh om ini rusak!! Uby gak mau yang ini, Uby mau yang ituuu!!"

Beruntung tangan Angkasa lebih cepat pergerakannya di banding Ruby, sehingga Ruby tidak bisa mencapai stik ps nya. 

"Ruby yang itu aja. Itu tuh gak rusak Ruby. Coba mainin yang bener deh."

Ruby yang masih polos, mengikuti ucapan Angkasa, ia mencoba untuk menekan beberapa tombol lagi, namun sama saja, layar televisi tidak berubah sedikit pun. 

"IHH OM BOONG!! UBY POKOKNYA MAU YANG ITU!!" Ruby naik ke atas tubuh Angkasa, sehingga Angkasa tidak bisa melihat dengan jelas ke arah televisi.

"Noo, tunggu Ruby, ini bentar lagi Om menanggg!" 

DUG.

Keduanya tiba-tiba mematung, saling menatap satu sama lain. Lalu tidak lama dari itu terdengar suara tangisan yang begitu nyaring dari mulut kecil Ruby.

"MAMAAHHH HUAAAAA 😭😭."

Sontak saja Angkasa terkejut, ia langsung melempar stik ps nya ke sembarang arah, lalu menghampiri Ruby yang jatuh mengenaskan di bawah kasurnya.

"Ruby, sorry. Om gak sengaja..."
Angkasa langsung membawa Ruby ke dalam pelukannya.

"Mana yang sakit biar om pukpukpuk."

"Pantat Uby sakitttt huaaa.."

"Sinii, om minta maaf yaa, dimaafin gaa?"

Bukannya menjawab pertanyaan Angkasa, Ruby malah menangis lebih kencang dari sebelumnya, membuat Nebula-- mamahnya Ruby datang dengan tergesa-gesa ke dalam kamar Angkasa.

"Mamahhh..."

Teriak Ruby kemudian melepaskan diri dari pelukan Angkasa, dan  melangkahkan kakinya ke arah sang bunda yang langsung mendapatkan pelukan hangat.

"Kenapa sayang?"

"Om Kaca nya jahat mamaa huaaa."

"Huh?"

"Uby gak di bolehin pinjem ps nya, Uby juga kan pengen main. Terus-- terus om Kaca nya dorong Uby.."

"Gak sengaja ke dorong, bukan di dorong!" Bantah Angkasa ketika melihat kakaknya yang sudah memelototkan matanya dengan galak.

"Ada yang sakit sayang?" Tanya nya menatap lembut ke arah sang anak.

"Pantat Uby sakit mamahh..."

"Coba, sini mamah elus-elus yaaa."

"Tuh udah gak sakit kan yaa?" Tanya Nebula saat tangis Ruby sudah reda di dalam pelukannya. Yang di balas anggukan kecil oleh Ruby. 

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang