"Sorry" ujar Bulan ketika tangis nya sudah mereda. Ia kemudian menjauhkan dirinya dari pelukan Bintang.
"Baju lo--"
Bintang melihat ke arah bajunya yang sudah basah karena air mata Bulan.
"Ingus lo nih nempel-nempel disini" kekeh Bintang.
"Ya sorry, kalau bisa di tahan juga gue gak akan nangis di depan lo" jawab Bulan sambil menarik kembali ingus yang keluar.
Bulan menundukkan kepala nya dalam-dalam. Bulan yakin, selain hidungnya memerah karena menangis, pipi nya juga memerah karena malu.
Melihat tingkah Bulan yang malu-malu, membuat Bintang terkekeh karenanya.
"Nih pake jaket gue, sekarang kita pulang"
"Siapa bilang gue mau pulang bareng lo?"
Bintang menaikan sebelah halisnya.
"Terus?"
"Gue mau nunggu di sini, sampai dia pergi"
"Kalau dia gak pergi-pergi?"
"Gue tetep di sini"
"Ck, keras kepala banget sih"
"Disini ada hantu nya loh" lanjut Bintang berusaha untuk membujuk Bulan.
"Gue gak takut"
"Setau gue nih, hantu itu suka deketin orang yang lagi sedih, soalnya kalau lagi sedih, kekuatan lo bakalan kalah sama kekuatan mereka"
"Gak mempan gue sama yang begituan"
"Terserah sih kalau lo gak percaya" ujar Bintang cuek. Ia kemudian naik ke atas motornya dan menyalakan si blacky-- motor kesayangannya.
"Beneran lo gak akan bareng gue?" Bulan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Gue duluan ya" ujarnya lalu memasang helm nya. Bintang kemudian men-starter motornya.
"Beneran nih gaakan?" tanya Bintang sekali lagi memastikan.
"Enn--"
BRAK. Tempat sampah yang berada di ujung tempat parkir tiba-tiba terjatuh sendiri. Bintang dan Bulan terkejut mendengarnya. Bulan kemudian melihat ke kanan dan ke kiri nya. Namun ia tidak melihat siapa-siapa.
"Itu suara apa Lan?" Tanya Bintang.
"Paling juga kucing" ujarnya berpikir posistif. Namun setelah menunggu beberapa detik, kucing itu tidak keluar juga. Bulan tiba-tiba merasakan bulu-bulu nya bergidik ngeri ketika angin tiba-tiba menyapanya.
"Bulan mau bareng ga?" tanyanya sekali lagi.
Bulan melihat sekali lagi ke kanan dan ke kiri nya untuk memastikan. Namun nihil, ia tetap tidak menemukan apapun.
"Mauu" jawabnya tanpa pikir panjang, dan langsung menghampiri Bintang. Bintang tersenyum di balik helm nya.
"Pegangan" ujar Bintang saat Bulan sudah duduk sempurna di belakangnya.
Bulan kemudian memegang sedikit sisi baju nya Bintang. Membuat Bintang berdecak karenanya.
Tanpa menunggu lagi, Bintang langsung melajukan motornya.
"Bulan"
"Hm?"
"Orang nya masih ada di sana" Bulan kemudian melihat ke gerbang depan, dan benar orang itu masih ada disana bersandar pada mobilnya sambil merokok.
"Pegangan, gue mau ngebut"
"Hah?" Bulan tidak mendengar dengan jelas ucapan Bintang.
Bintang langsung memegang kedua tangan Bulan dan menyatukannya di depan perutnya. Membuat kepala Bulan secara otomatis menempel di punggung nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget Me Not
Teen Fiction[Harap follow dulu sebelum membaca. Terima kasih] __________________________________________________ Ternyata ada hal yang lebih menyakitkan selain melupakan, yaitu mengikhlaskan. Bulan tidak tau apa kesalahannya, sampai orang yang di sayanginya per...